Pembelajaran Kecerdasan Emosional Dari Dunia Olah Raga
1. Sukses Tidaklah Instan. Sukses itu direncanakan. Tidak Ada Yang Gratis dan Instan. Semua butuh perencanaan! EQ tentang konsekuensial thinking! Aku latihan atau nggak, buahnya akan kupetik nanti! Menunggu musim olimpiade tiba, udah telat!
Contoh:
• Bruce jenner, di Olimpiade Munich 1972, hanya di urutan ke 10. Malu, kesel dan jengkel dia berjanji 4 tahun lagi aku akan kembali dan akan menang. Tahu bagaimana dia berlatih. Saat pulang, dia berlatih 8 jam tiap hari nonstop! Di Montreal 1976, dia dapat medali emas dekatlon (10 eve, lari loncat, lempar) dengan rekor dunia! Habis itu, dia tinggalkan lembingnya di lapangan, dan memutuskan berhenti!
“Berlatihlah sampai menangis sementara teman Anda sedang bersenang-senang hari ini supaya pada saat mereka menangis karena kalah, Andalah yang tersenyum dengan bangga”
2. Sukses Tidak Abadi, Kalah Tidak Fatal. Siapa yang sukses hari ini, besok bisa jadi pecundang. Siapa yang gagal hari ini, besok bisa jadi pemenang. Olah raga mengajarkan karakter rendah hati: sukses hari ini dinikmati tapi jangan sombong. Yang kalah jangan langsung mutung, frustrasi!
Contoh:
• Christiano Ronaldo, olimpiade Brazil pulang sendirian dengan tertunduk! Piala Eropa kemarin, jadi salah satu pahlawan!
“Ketika sukses, pikirkan selanjutnya! Ketika kalah, jangan cepat mengambil kesimpulan! Selalu ada pertandingan berikutnya!”
3. Kelola emosi di lapangan! Pengaruh penonton, pengaruh situasi dan pengaruh skor pertandingan itu bisa merupakan stress yang sangat luar biasa beratnya!
Contoh:
• Badminton Canada Open 2013, kasus perkelahian antara Bodin Issara dan Maneepong Jongjit dari Thailand. Padahal keduanya teman permainan ganda, trus pisah. Dan bertemu lagi sebagai musuh di Canada Open. Awalnya adu mulut. Trus terjadi pemukulan, aksi kejar-kejaran dan lempar kursi.
• John McEnroe di bidang tenis, yang paling suka emosi, banting raket. Rata-rata yang nggak terkendali emosinya: riwayat olah raganya tidak panjang!
“Control your emotion, or your emotion control your life, your career! Jangan sampai gara-gara emosi semenit, rusak karir seumur hidup!”
4. Olah Raga adalah soal ujian karakter dan bagaimana menyikapi sebuah permainan. Tapi ada yang sangat kompetitif dan beringas dan menghancurkan hidup dan nyawa orang. Tapi, juga ada kisah heroic.
Contoh:
• Tonya Harding, melukai dan mencederai Nancy Kerrigan di ice skating. Ia sampai menyuruh mantan suaminya untuk mencederai. Habis latihan, di th 1994, langsung diserang pria tak dikenal yang memukul keras lutut kanannya. Gara-gara itu nggak bisa ikut Olimpiade Musim Dingin di Norwegia.
• Laurence Lemieux. Atlet perahu layar asal Kanada ini rela melepas medali Olimpiade yang ada di depan mata, untuk menyelamatkan atlet asal Singapura yang terombang-ambing karena kencangnya gelombang dan angin laut. Lawrence sebenarnya sudah menjalankan 5 dari total 7 utaran dan berada di posisi kedua, namun ia lebih memilih menyelamatkan pesaingnya yang dalam keadaan bahaya.
Setelah menyelamatkan atlet dari Singapura tersebut, Lawrence kembali berlomba dan finish di posisi ke-22. Namun karena tindakannya, International Yacht Racing Union mengembalikan posisi Lawrence yang berakhir di posisi kedua.
“Olah raga itu hanya permainan, karakter lebih penting daripada sebuah kemaenangan. Apa artinya menang, tapi karakter kita jadi tercela?”
5. “You Can’t Stop The Wave, But You Can Learn To Surf”. Tiba-tiba hal buruk bisa saja terjadi. Tetap berusaha yang terbaik!
Contoh:
• Olimpiade Barcelona 1992. Pelari Derek Redmond, tinggal 250m lari. Lututnya cedera. Ia bisa menangis, menyesali dan mengutuk. Tahu apa yang dilakukannya? Dipapah oleh pelatih yang juga ayahnya, meski udah tahu dia akan kalah, dia terus menyelesaikan sampai garis finish!
“Hal-hal buruk bisa saja terjadi, bagaimanakah kita bereaksi menghadapi hal seperti itu? Be prepared!”
|