EQ For Sport

admin 11/08/2016 0
EQ For Sport

EQ FOR SPORT

What Athletes Teach Us About Smart Emotion?

Smart Emotion Radiotalk, 09 Agustus 2016 (Bp Anthony Dio Martin)

Saat ini Olimpiade telah dimulai dan para atlet Indonesia sedang berlaga untuk memperjuangkan nama besar bangsa. Dan dunia olah raga memang dunia yang sarat dengan perjuangan, latihan, kemenangan serta kekalahan. Disinilah emosi seorang atlet dan kemampuan pengelolaan emosinya memegang peranan yang luar biasa. Seorang atlet pun ibaratnya seperti seorang bintang dan selebritis yang hidupnya jadi sorotan. Sehingga tantangan para atlet adalah belajar cerdas emosi di lapangan dan di luar lapangan. Ini tidaklah gampang.Olahraga itu sendiri merupakan dunia yang penuh dinamika EMOSI

  • · Pain & pleasure (gagal & menang)
  • · Atlit adalah manusia biasa, yang punya masalah: tapi harus perform di panggung olah raga (lagi sakit, lagi punya masalah keluarga)
  • · Jangan sampai emosi kesel, jengkel merusak kinerja di lapangan!

Kisah-kisah Inspiratif dalam dunia Olah Raga

• Billy Miske petinju terkenal di era 1920-an. Meski begitu, karirnya terancam berhenti setelah Miske didiagnosis terkena penyakit ginjal. Kondisi ekonominya sulit. Demi memberikan hadiah buat anak-anaknya, Tgl 7 November 1923, Miske bertinju lagi dengan Bill Brennan dan berhasil membuat KO lawannya di ronde ke-4. Miske menang tapi dua bulan setelah pertandingannya, Miske meninggal dunia. Kisah kemenangan Miske selalu dikenang sebagai kemenangan yang paling menginspirasi.
• Kisah paling inpsiratif: kisahnya “Aku Ingin Satu Angka Saja”. Rudi Hartono vs Sture Johnson (Swedia). Pada Set pertama Sture Johnson unggul 15 – 4 dan set kedua Sture sudah unggul 14 – 0 . Satu angka lagi tamatlah Rudy Hartono. Shutelcock berpindah ke tangan Rudy. “Aku Ingin Satu Angka Saja” kata Rudy ketika Memulai Service, ternyata 1 – 14 . “Aku Ingin Satu Angka Lagi” , dan terjadilah 2 – 14 . Akhirnya 14 – 14 dan Rudy mengakhiri set kedua dengan 14 – 17 . Sture Johnson benar – benar heran, Penonton INDONESIA riuh. Lantas di set ketiga, Rudi menang telak 15-0!

Mari kita ikut Test!! Test Kokologi (psikologi popular):

“Suatu hari Anda sedang jalan di suatu hutan, tiba-tiba Anda melihat ada percabangan lima. Dan di depan cabang itu ada seorang kakek tua yang berkata sama Anda bahwa inilah lima cabang olah raga yang kalau Anda jalan di jalan itu, Anda langsung akan bisa melakukan dan akan jadi sukses banget. Bidang olah raga mana yang Anda pilih?”

  1. Sepakbola (senang bergaul, tim player, senang dengan kehadiran orang lain, ekstrovert, solider dan empati dengan orang lain, negative: kadang terlalu pertimbangan orang lain jadi sendiri dikorbankan )
  2. Golf (tenang, menganalisa, tidak banyak bicara lebih baik buktikan, pemikir, strategis, lebih suka melakukan aktivitas sendirian, butuh privasi lebih, kadang-kadang kehadiran orang lain malah jadi menganggu, negative: terlalu personal kadang kesannya nggak butuh orang sampai mentok dapet masalh)
  3. Badminton (kompetitif, gesit, cepat, take action dan to the point, tidak suka bertele-tele, negative: nggak sabaran )
  4. Balap Mobil (adventurer, suka tantangan, nggak bisa diam, mennantang masalah, pembosan/nggak bisa diam, tidak suka dikendalikan atau dikontrol orang, ngetaif: ngeyel, keras kepala )
  5. Berenang (hindari risiko, gigih, tidak mudah frustrasi dan optimis, kalau ingin sesuatu bertul-betul bisa memperjuangkan dalam jangka panjang ide tersebut, negative: susah move on, kalau pingin itu, nggak bisa pindah padahal udah nggak prospektif lagi)

Pembelajaran Kecerdasan Emosional Dari Dunia Olah Raga

 

1. Sukses Tidaklah Instan. Sukses itu direncanakan. Tidak Ada Yang Gratis dan Instan. Semua butuh perencanaan! EQ tentang konsekuensial thinking! Aku latihan atau nggak, buahnya akan kupetik nanti! Menunggu musim olimpiade tiba, udah telat!

Contoh:
• Bruce jenner, di Olimpiade Munich 1972, hanya di urutan ke 10. Malu, kesel dan jengkel dia berjanji 4 tahun lagi aku akan kembali dan akan menang. Tahu bagaimana dia berlatih. Saat pulang, dia berlatih 8 jam tiap hari nonstop! Di Montreal 1976, dia dapat medali emas dekatlon (10 eve, lari loncat, lempar) dengan rekor dunia! Habis itu, dia tinggalkan lembingnya di lapangan, dan memutuskan berhenti!

 

“Berlatihlah sampai menangis sementara teman Anda sedang bersenang-senang hari ini supaya pada saat mereka menangis karena kalah, Andalah yang tersenyum dengan bangga”

2. Sukses Tidak Abadi, Kalah Tidak Fatal. Siapa yang sukses hari ini, besok bisa jadi pecundang. Siapa yang gagal hari ini, besok bisa jadi pemenang. Olah raga mengajarkan karakter rendah hati: sukses hari ini dinikmati tapi jangan sombong. Yang kalah jangan langsung mutung, frustrasi!

Contoh:
• Christiano Ronaldo, olimpiade Brazil pulang sendirian dengan tertunduk! Piala Eropa kemarin, jadi salah satu pahlawan!

“Ketika sukses, pikirkan selanjutnya! Ketika kalah, jangan cepat mengambil kesimpulan! Selalu ada pertandingan berikutnya!”


3. Kelola emosi di lapangan! Pengaruh penonton, pengaruh situasi dan pengaruh skor pertandingan itu bisa merupakan stress yang sangat luar biasa beratnya!

Contoh:
• Badminton Canada Open 2013, kasus perkelahian antara Bodin Issara dan Maneepong Jongjit dari Thailand. Padahal keduanya teman permainan ganda, trus pisah. Dan bertemu lagi sebagai musuh di Canada Open. Awalnya adu mulut. Trus terjadi pemukulan, aksi kejar-kejaran dan lempar kursi.
• John McEnroe di bidang tenis, yang paling suka emosi, banting raket. Rata-rata yang nggak terkendali emosinya: riwayat olah raganya tidak panjang!

 

“Control your emotion, or your emotion control your life, your career! Jangan sampai gara-gara emosi semenit, rusak karir seumur hidup!”


4. Olah Raga adalah soal ujian karakter dan bagaimana menyikapi sebuah permainan. Tapi ada yang sangat kompetitif dan beringas dan menghancurkan hidup dan nyawa orang. Tapi, juga ada kisah heroic.

Contoh:
• Tonya Harding, melukai dan mencederai Nancy Kerrigan di ice skating. Ia sampai menyuruh mantan suaminya untuk mencederai. Habis latihan, di th 1994, langsung diserang pria tak dikenal yang memukul keras lutut kanannya. Gara-gara itu nggak bisa ikut Olimpiade Musim Dingin di Norwegia.
• Laurence Lemieux. Atlet perahu layar asal Kanada ini rela melepas medali Olimpiade yang ada di depan mata, untuk menyelamatkan atlet asal Singapura yang terombang-ambing karena kencangnya gelombang dan angin laut. Lawrence sebenarnya sudah menjalankan 5 dari total 7 utaran dan berada di posisi kedua, namun ia lebih memilih menyelamatkan pesaingnya yang dalam keadaan bahaya.
Setelah menyelamatkan atlet dari Singapura tersebut, Lawrence kembali berlomba dan finish di posisi ke-22. Namun karena tindakannya, International Yacht Racing Union mengembalikan posisi Lawrence yang berakhir di posisi kedua.

“Olah raga itu hanya permainan, karakter lebih penting daripada sebuah kemaenangan. Apa artinya menang, tapi karakter kita jadi tercela?”

5. “You Can’t Stop The Wave, But You Can Learn To Surf”. Tiba-tiba hal buruk bisa saja terjadi. Tetap berusaha yang terbaik!

Contoh:
• Olimpiade Barcelona 1992. Pelari Derek Redmond, tinggal 250m lari. Lututnya cedera. Ia bisa menangis, menyesali dan mengutuk. Tahu apa yang dilakukannya? Dipapah oleh pelatih yang juga ayahnya, meski udah tahu dia akan kalah, dia terus menyelesaikan sampai garis finish!

“Hal-hal buruk bisa saja terjadi, bagaimanakah kita bereaksi menghadapi hal seperti itu? Be prepared!”

Salam Antusias dari Bp Anthony Dio Martin….

Salam Berpikir Tanpa Mikir dari Eka Wartana….

Leave A Response »