Kecemasan Itu Palsu!

Eka Wartana 19/04/2024 0
Kecemasan Itu Palsu!

Oleh: Eka Wartana

Satu keluarga terjun dari lantai teratas satu apartemen! Kenapa mereka melakukan itu? Karena rasa cemas berlebihan! Sebab cemasnya bisa karena utang membengkak dan tidak bisa dibayar, takut ancaman debt collector, malu dsb.  

Mungkin mereka belum membaca quote ini:

β€œEverything will be okay in the end. If it is not okay, it is not the end”. Semuanya akan baik baik pada akhirnya (termasuk masalah besar yang dihadapi). Kalaupun tidak okay, itu bukanlah akhir dari segalanya. Ternyata, mereka membuat β€˜the end’ nya sendiri. Dan itu juga bukan β€˜the end’ yang sesungguhnya karena mereka terjebak dalam kejaran dosa tanpa akhir.

Dalam skala yang lebih kecil, orang cemas tentang berbagai hal: masa depan, karier, kesehatan, cinta dan hubungannya dengan orang lain. Ada ribuan alasan bagi banyak orang untuk merasa cemas. Mereka lupa bahwa ada satu alasan kenapa semuanya itu tidak masuk akal!

Sebagian besar kecemasan itu sesungguhnya tidak pernah terjadi. Jadi, kenapa dicemaskan juga? Itu bukan kata saya lho, tapi hasil study dari Cornell University, USA

Menurut study itu:

  • 85% dari apa yang dicemaskan orang itu, tidak pernah terjadi!
  • Hanya 15% yang benar benar terjadi. Dan sebagian besar (79%) dari yang 15% itu kenyataannya bisa diselesaikannya dengan lebih baik dari yang dia kira. Jadi, masalah yang nyata hanya 3% saja!

Kebanyakan rasa cemas itu diciptakan oleh orang secara berlebihan. Sebagian besar apa yang dicemaskan itu sesungguhnya tidak terjadi.

Kenapa ada orang yang mudah cemas sementara yang lainnya mampu bersikap ’masabodoh’? Kiranya ada pengaruh dari tingkat kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab seseorang. Orang yang pesimis lebih mudah merasa cemas. Dan orang yang perfeksionis juga mudah merasa cemas lho!

β€œSemakin rendah kepercayaan diri seseorang, akan semakin mudah dia merasa cemas.

Semakin tinggi rasa tanggung jawab seseorang, akan semakin mudah pula dia merasa cemas” (TheMindWeb Way)

Segala hal bis akita lihat dari SISI LAIN. Rasa cemas terlihat kurang baik. Tapi dari sisi lain, ada manfaatnya. Benarkah?

Selain karena mental yang tidak cukup kuat yang menimbulkan kecemasan berlebihan, kecemasan juga muncul karena adanya rasa tanggung jawab yang tinggi. Kecemasan itulah  mampu mendorong seseorang untuk mengambil langkah langkah persiapan yang lebih baik supaya semuanya bisa diatasi dengan baik.

Jadi, kecemasan juga bisa menjadi pendorong untuk mencegah terjadinya masalah (problem preventing). Akan ada pertanyaan di dalam pikirannya:”What can go wrong?” (kesalahan apa yang bisa terjadi?). yang penting: ambil tindakan pencegahan.  

Oh, iya, ada satu hal lagi. Sering merasa cemas akan mempercepat penuaan. Sudah itu bikin hidup kurang nyaman, tidurpun sulit. Kok mau ya….?

Jadi lebih baik: β€œDon’t worry, be happy!” aja……

https://id.wikihow.com/Mengatasi-Kecemasan-dan-Depresi

Salam Problem-Preventing,

Eka Wartana

Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking

Professional Licensed Trainer, MWS International

Author: Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb

Over 30 years of experience in various managerial positions

Website:www.mindwebway.com

#mindwebway #mindweb #berpikirtanpamikir #ekawartana #relativecontradictive #problempreventing #cemas

Leave A Response »