Yang Paling Berkuasa: WAKTU

Eka Wartana 19/12/2023 0
Yang Paling Berkuasa: WAKTU

Oleh: Eka Wartana

Semua kekuasaan ada batasnya. Batasnya adalah waktu.

Pada waktunya, kekuasaan akan berakhir, yang berkuasa akan lengser (kecuali bisa mengatur atau mengubah aturan, itupun hanya menunda sementara saja), akan berkarat(kalau teroksidasi racun), akan sekarat (kalau banyak dosanya), akan melarat (kalau korupsi dan kena OTT).

Yang muda menertawakan yang lansia tanpa menyadari bahwa pada saatnya nanti mereka yang akan ditertawai, saat waktunya tiba. Bukan tidak mungkin kondisinya bisa lebih parah lagi….

Yang tua menertawakan yang muda, karena belum cukup pengalamannya, tanpa menyadari bahwa dulu mereka juga seperti itu. Mungkin lebih parah lagi.

Boleh berbangga ketika gigi baru tumbuh. Boleh berbangga ketika lulus sekolah, kuliah. Boleh berbangga ketika memperoleh jabatan bagus. Tapi lebih baik berbangga kala mampu mengembangkan kemampuan orang lain, mampu membuat mereka memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Menyesali masa lalu, perlukah? Menyesali kesalahan tentunya boleh, bahkan perlu. Tapi membiarkan kesalahan itu menghambat masa depan? Jangan dong. Pelajaran dari kesalahan itu bisa dimanfaatkan bukan hanya untuk mencegah kesalahan kesalahan lain. Tapi juga untuk menemukan inovasi, kreasi baru untuk membangun masa depan.

Waktu mengatur hidup kita. Waktu pula yang membatasi sampai kapan seseorang hidup di dunia ini.

Karena itu nikmatilah waktu yang ada dengan melakukan hal hal yang bermanfaat, termasuk tentunya untuk menikmati kesenangan hidup.

“Waktu adalah uang” kata orang. Jadi orang yang banyak punya waktu itu seharusnya kaya, bukan? Kalau begitu, penggangguran adalah orang kaya. Itu menurut logika biasa. Hasilnya akan berbeda kalau kita memakai logika MindWeb Way…. Ini salah satu quote The MindWeb Way:

“Orang yang memiliki sesuatu tapi tidak pernah memanfaatkannya,

sama dengan tidak memilikinya” (The MindWeb Way)

Nah, karena pengangguran itu tidak pernah memanfaatkan waktu berlimpah yang dimilikinya, sama dengan tidak punya waktu. Jadi mereka itu bukan orang kaya. Masuk akal, bukan?

Waktu itu mutlak atau relative?

Keduanya benar. Mutlak karena waktu itu sudah ada ukurannya yang pasti. 1 jam itu 60 menit, 1 menit itu 60 detik, 1 hari itu 24 jam dan seterusnya.

Kenapa waktu itu relative? Karena adanya factor perasaan. Waktu bisa jadi sebentar, ketika sedang berpacaran. Juga ketika memegang jabatan bagus. Waktu terasa sangat lama ketika antri di dokter. Juga ketika mendengar pidato yang membosankan atau ketika macet di jalanan.

Bisakah relativitas itu diubah? Bisa. Caranya, dengan mengubah sudut pandang. Bisakah sudut pandang berubah ketika berpacaran? Bisa, misalnya kalau si pacar ngomel terus atau banyak tuntutan. Waktu terasa lama.

Ketika mengalami macet di jalanan? Bisakah waktu terasa cepat berlalu? Bisa, jika ada wanita cantik duduk di sebelahnya….

Jadi, yang paling berkuasa itu siapa? Penguasa? Pengusaha? Bukan! WAKTU!

Semuanya akan berakhir karena waktu. Jabatan akan berakhir karena waktu (entah di mutasi, diterminasi atau karena pensiun). Harta akan habis karena waktu. Kehidupan berakhir karena waktu (saatnya berpindah alam)

Maka, sebelum semuanya berakhir, marilah manfaatkan waktu kita sebaik baiknya. Melakukan hal hal baik untuk diri sendiri, keluarga, dan orang lain…..

“Waktu itu absolut. Perasaan dan kepentingan membuatnya menjadi relative”

(The MindWeb Way)

Salam Relative-Contradictive,

Eka Wartana

Author:

Relative-Contradictive dalam Profesi, (pesan buku via WA ke: 081281811999)

Berpikir Tanpa Mikir – Terobosan Cara Berpikir,

To Think Without Thinking – A Thinking Breakthrough,

MindWeb-A New Way of Thinking.

Founder and Master Trainer:

The MindWeb Way of Thinking

Problem-Preventing, The Advanced Competency – The MindWeb Way

#relativecontradictive #problempreventing #tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #ekawartana  #karyaanakbangsa #aslikaryaindonesia #mindweb #izin #waktu #penguasa #relative #absolute

Leave A Response »