Menunda Boleh, Menunda-nunda Jangan

Eka Wartana 05/10/2022 0
Menunda Boleh, Menunda-nunda Jangan

Oleh: Eka Wartana

Kok boleh menunda? Iya, memang ada hal hal yang perlu ditunda dan ada yang tidak bisa ditunda. Tergantung pada situasinya.

Pada saat bagaimana kita perlu (boleh) menunda sesuatu? Contohnya:

  • Ketika sedang emosional. Tunda membuat keputusan karena seringkali dampaknya buruk. Keputusannya tidak memakai sisi rasional.

Contohnya: Ketika ditegur boss, kita sering kesal dan marah. Keputusannya, bisa melawan (fight) atau resign (flight). Yang terbaik justru bukan keduanya, tapi netralkan diri dulu (freeze). Setelah emosi dan logika seimbang, baru memberikan response.

  • Situasinya tidak menguntungkan. Misalnya, investasi ditunda karena ada perubahan situasi. Ketika ada pandemic, atau ada tanda tanda resesi akan datang, tunda proyek atau bisnis baru.

Apa bedanya menunda dan menunda-nunda? Yang satu menunda sekali, yang satunya  menunda berulang kali.

Kenapa banyak orang yang suka menunda atau menunda-nunda?

Alasan dan sebabnya bisa bermacam-macam:

  • Hobi dengan situasi ‘kepepet’. Suka dengan ‘last minute action’ yang memicu adrenalinnya. Konon kreatifitasnya bisa meningkat. Percaya nggak ya….?
  • Malas. Enggan memulainya. Kebiasaan bersantai-ria.
  • Masih banyak kerja, belum sempat mengerjakannya. Tidak punya skala prioritas
  • Tidak yakin bisa mengerjakannya, tidak tahu caranya. Ada rasa khawatir akan gagal.
  • Mood’nya sedang ‘cuti’ bersama dengan ‘motivasi’nya. Bisa jadi karena tidak suka pekerjaan/ topiknya.
  • Ingin hasil yang sempurna sehingga waktunya habis sebelum sempat memulainya.
  • Lebih tertarik melayani godaan: main gadget, lihat WA, video, ngobrol yang tidak terkait dengan tugasnya.

Dari pengalaman rekan rekan, kira kira yang mana penyebab orang orang menunda atau menunda-nunda pekerjaan yang ditugaskan kepadanya?

Kondisi kepepet, selain menyebabkan stress tinggi, hasilnya juga tidak optimal, bahkan seringkali kurang bagus. Tapi masih saja orang suka menunda-nunda tugasnya.

Padahal mereka tahu bahwa menunda-nunda pekerjaan akan berdampak buruk, baik  untuk profesinya maupun kehidupannya.

Bagaimana menghindari procrastination (penundaan)?

  1. Sadari risiko dari penundaan
  2. Action plan
  3. Hindari godaan
  4. Just do it! (Jangan terlalu banyak pertimbangan)
  5. Nikmati hasilnya

Menghindari penundaan memang tidak mudah, tapi yang tidak mudah itu bukan berarti tidak mungkin. Yang penting ada kemauan untuk berubah, ada kemauan untuk maju!

“Semakin lama menunda, semakin sulit untuk memulainya kembali”

Salam Berpikir Tanpa Mikir,

Eka Wartana

Founder, Master Trainer: The MindWeb Way of Thinking.

Author: To Think Without Thinking (in English), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & English Edition), Relative-Contradictive dalam Profesi, Relative-Contradictive dalam Kehidupan.

Professional Licensed Trainer (MWS International)

Over 33 years of experience in various managerial positions in well-known companies.

#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #karyaanakbangsa #karyaorisinal #ekawartana #relativecontradictive #motivasi #procrastination #menunda #menundanunda #justdoit

Leave A Response »