Kepepet Bukan Alasan

Eka Wartana 10/11/2021 0
Kepepet Bukan Alasan

Oleh: Eka Wartana

Ketika menghadapi masalah atau ‘bahaya’ reaksi orang bisa bermacam-macam. Ada yang merasa bingung, ada yang merasa kepepet, dan dikuasai oleh emosinya.

Bagaimana cara orang mengatasinya? 3F! Cara paling mudah: menghindar dari masalah, melarikan diri (FLIGHT). Cara ini tidak menyelesaikan masalah. Ada juga yang  tidak berbuat apa apa karena bingung atau ketakutan (FREEZE). Nah, ada nih cara yang lumayan berani: melawan (FIGHT) secara spontan, tanpa pertimbangan. Reaksi ketiga ‘F’ ini melibatkan emosi.

Reaksi dengan otak reptile seperti itu tidak efektif untuk mengatasi masalah. Telah terjadi pembajakan amygdala (amygdala hijack). Stimuli yang diterima langsung menuju amygdala (yang mengelola emosi) tanpa melalui proses di neocortex, rational brain

Untuk mengatasinya diperlukan kecerdasan emosional supaya mampu menyadari (self-awareness) dan mengelola emosinya (self-management). Orang yang cerdas emosi mampu mempertimbangkan sisi logikanya, sehingga emosinya bisa terkendali.

Ngomong sih gampang….. Kalau sudah kepepet, kapan sempat mikirnya? Ini salah satu alasan dari orang yang kepepet.

Untuk bisa memberikan response yang baik di saat kepepet, gimana dong caranya?

Saran saya untuk menghadapi situasi kepepet: 3F juga dengan memakai logika.

FOCUS! Fokus pada masalahnya.

FIND! Temukan opsi opsi yang bisa diambil untuk menghadapinya

FIX! Selesaikan masalahnya.

Karena kepepet, semuanya perlu dilakukan dengan cepat. Yang penting jangan mudah menyerah!

Sebenarnya banyak hal hal kepepet yang bisa dihindari. Misalnya, kepepet duit menjelang Hari Raya. Kalau saja orang bisa menyisihkan uang setiap bulan jauh sebelum Hari Raya, dia tidak akan kepepet duit saat hari ‘H’ nya tiba. (Itu kalau ada yang bisa disisihkan…..)

Tapi tetap aja akan ada situasi kepepet yang tidak dikehendaki. Terkadang response Fight dan Flight itu diperlukan untuk bertahan hidup (survival).

Bagaimanapun situasi kepepet ada manfaatnya: melatih mental kita, meningkatkan Adversity Quotient (AQ) kemampuan menghadapi situasi sulit, tantangan tantangan.

Jadi, kalau ada manfaatnya, baiknya kita biarkan diri kepepet terus? Ya, enggaklah!

Salam Relative Contradictive,

Eka Wartana

Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking

Author: Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb

www.mindwebway.com

#mindwebway #mindweb #berpikirtanpamikir #ekawartana #relativecontradictive #kepepet #emosio #logika #fightflightfreeze #focusfindfix #amygdalahijack

Leave A Response »