Aji Mumpung dan Self-Control

admin 23/04/2021 0
Aji Mumpung dan Self-Control

Oleh: Eka Wartana

Aji mumpung itu apa sih? Pemanfaatan situasi dan kondisi untuk kepentingan diri sendiri selagi memegang jabatan.

Apakah sikap aji mumpung itu bagus? Kebanyakan orang akan bilang tidak bagus. “Korbankan harga diri, menjadi lupa diri….” kata lagu Aji Mumpung-nya Iwan Fals dan Ubay Nidji. Kita semua tahu, keburukan dari aji mumpung.

Tapi adakah sisi baiknya sikap aji mumpung? Nah, ini yang sering tidak dilihat orang. Mereka memanfaatkan kesempatan yang ada. Bedanya dengan yang tadi, di sini tidak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Ternyata banyak juga lho manfaat aji mumpung. Contohnya:

  • Mumpung masih anak anak, puaskan diri bermain-main
  • Mumpung masih muda, serap ilmu sebanyak mungkin
  • Mumpung belum menikah, puaskan diri berpacaran
  • Mumpung belum tua, bekerja keras untuk membangun masa depan
  • Mumpung sudah tua, lebih banyak beramal
  • Mumpung sudah mau meninggal, bagikan warisan….. (kalau ada?)

Lalu, apa hubungannya dengan self-control (kendali diri)? Aji mumpung sering berteman dengan lupa diri dan bermusuhan dengan kendali diri.

Mumpung lagi berduaan dengan seorang gadis, pria itu lupa diri dan lupa daratan…. (juga lupa lautan). Maka bertambahlah bibit seorang penduduk dunia…. Sesudah itu si gadis ditinggalkannya. Aji mumpung menunjukkan absen-nya rasa tanggung-jawab.

Mumpung lagi punya jabatan, oknum itu menguras harta negara, demi kepuasan duniawi. Hasil dari lupa dirinya itu menggodanya untuk memiliki simpanan dan “simpanan”. Simpanannya dibagi untuk keluarga (sebagian kecil) dan “sisa”nya untuk “simpanan” nya (sisanya = sebagian besar).

Ketika tertangkap OTT, ‘istua’ (istri tua) yang mengurus dia sementara “simpanan”nya raib bersama harta hasil aji mumpungnya bersama pria muda idamannya. Mumpung si oknum kena OTT. Si Aji Mumpung kena karma si Aji Mumpung yang lain….Sudahlah tidak adil kepada negara, tidak adil pula ke keluarga.

Aji mumpung yang satu ini memang akrab dengan godaan. Si oknum tergoda punya “simpanan”, si wanita tidak mau kalah, juga punya (pria) “simpanan” untuk cadangan.

Fasilitas sebagai pejabat sering menggoda orang untuk memanfaatkannya sebanyak mungkin. Ketika menjadi kepala cabang, saya berhak untuk menginap di hotel bintang 5 dan boleh makan sepuasnya. Untungnya saya masih punya self-control plus rasa tahu diri sehingga memesan makanan secukupnya, dan membatasi  makanan enak berlemak. Ternyata hal itu baik untuk menjaga kesehatan badan, sekaligus menghemat anggaran perjalanan. Semoga badan ini tidak mengalami gangguan yang berarti, berkat self-control tadi.

Ada pertanyaan pemicu untuk kendali diri: “Sekiranya orang membayar sendiri biaya makannya, akankah dia seboros ketika semuanya dibayar kantor…..?” Sederhana sekali, bukan? Memang sih tidak persis sama, tapi bisa dijadikan arahan diri sendiri supaya jangan “semau gue”.

Saya pernah selama dua tahun makan siangnya hanya pecel saja setiap hari. Dan belasan tahun makan siangnya roti saja. Lumayan banyak ngirit uang belanja, dengan kedok demi kesehatan….

Kita tidak tahu nasib kita, namun sesungguhnya kita memiliki pilihan yang menentukan nasib kita. Kalau sesudah menjaga diri dan akhirnya sakit juga, yah itu sudah nasib, yang diluar kendali kita. Yang penting kita berusaha mengendalikan diri sendiri.

Pembelajaran:

Kebanyakan orang membiarkan dirinya terbawa arus emosi kesenangan sehingga logikanya dibiarkan jongkok. Maunya makan enak terus tanpa menyadari buntutnya yang tidak enak di jangka panjang.

Semua hal sebaiknya dilakukan dengan kesadaran dan tanpa berlebihan.

Jagalah keseimbangan emosi dan logika supaya masalah bisa dihindari.

Salam Relative-Contradictive,

Eka Wartana

Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking

Author: Relative-Contradictive (buku terbaru), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb.

www.mindwebway.com

#relativecontradictive #ajimumpung #selfcontrol #kesadarandiri #berpikirtanpamikir #mindwebway #ekawartana #mindweb

Lagu Aji Mumpung (Iwan Fal)s: https://www.youtube.com/watch?v=FcGYjMUH6ug

Buku terbaru: Relative-Contradictive, Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (buku ini tidak dijual di Toko Gramedia), bisa dipesan langsung ke: WA 081281811999 Harga hanya Rp 90.000 plus ongkir.

Leave A Response »