Kecelakaan

admin 06/02/2018 0
Kecelakaan

Kecelakaan

Oleh: Eka Wartana

Kecelakaan bisa terjadi dimana-mana, bisa di jalan raya, bisa di rumah.

Ada jenis ‘kecelakaan’ lain, yang memberi masalah kepada satu orang, tapi menjadi dambaan orang lain. ‘Kecelakaan’ menjadi masalah buat pasangan yang pacaran, tapi menjadi berkah bagi suami-istri yang belum memperoleh anak.

Kecelakaan yang kita bahas disini bukan ‘kecelakaan’ yang itu, tapi kecelakaan di jalan raya, yang berakibat kemacetan panjang. Kemacetan menjadi semakin parah akibat ulah para pengemudi mobil yang kepo dan (cuma) menonton saja. Mereka menjalankan mobilnya perlahan-lahan, bahkan berhenti. Kalau tidak bisa menolong, seharusnya mereka jalan terus saja, supaya tidak menimbulkan masalah lain: kemacetan parah.

Pagi tadi saya melihat berita di TV tentang runtuhnya dinding penahan underpass di Bandara Soekarno-Hatta. Hal serupa terlihat disana. Begitu banyak orang berbaju orange yang mengelilingi (lokasi) korban. Hanya beberapa orang saja yang kelihatan bekerja, sementara yang lainnya hanya berdiri saja.

Pertanyaan yang muncul didalam pikiran saya: Apakah korban tidak kekurangan oxygen karena begitu banyak orang disekelilingnya, menyedot banyak oxygen yang ada? Kenapa begitu banyak orang disekeliling lokasi dibiarkan menonton saja? Kenapa tidak ditugaskan team kecil saja yang memang diperlukan untuk menyelamatkan korban? Yang tidak ada tugasnya disuruh menyingkir, supaya tidak mengurangi supply oxygen dan tidak mengganggu petugas yang benar benar bekerja.

Ketika menyingkirkan tembok yang runtuh memang diperlukan banyak orang. Apalagi jika dilakukan secara manual. Pertanyaan berikutnya, kenapa ya petugas tidak memakai alat berat (forklift, backhoe) untuk mempercepat penyelamatan? Kalau kuatir akan risikonya, risiko ini bisa diperkecil dengan mengoperasikan alat berat itu dengan pelahan dan hati hati. Tinggal diperkirakan mana yang risikonya lebih besar: membiarkan korban begitu lama menderita dengan risiko meninggal, atau risiko memakai alat berat?

Berbicara memang lebih mudah daripada menjalaninya sendiri. Namun, tidak ada salahnya ‘kan memberikan masukan, untuk perbaikan dikemudian hari?

Bukan bermaksud sok tahu, walau tanpa mikir…….

Eka Wartana

Founder MindWeb Way of Thinking

Author Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & English version), To Think Without Thinking (English).

Professional Licensed Trainer (MWS International) with 33 years managerial experience invarious positions.

#kecelakaan #underpass #korban #petugas #penonton #accidence #mindwebway #berpikirtanpamikir #ekawartana #mindweb #kepo #oxygen #alatberat #bandara #soekarnohatta

Leave A Response »