Netral, Bukan Plin Plan
Oleh: Eka Wartana
Sikap netral seringkali dicap plin-plan, tidak punya prinsip. Tergantung situasinya, dia bisa kekiri, bisa kekanan. Ada juga orang yang kuatir di cap plin-plan maka dia asal memilih, asal bukan netral. Mereka ini adalah orang orang yang tidak punya prinsip, yang dikendalikan oleh keadaan. Sesunguhnya mereka adalah korban yang nasibnya ditentukan oleh orang lain. Dan orang lain itu adalah pelaku, penentu nasib orang yang tak berprinsip. Kita memilih yang mana, korban atau penentu?
Disisi lain sikap netral itu, dianggap flexible, bisa beradaptasi terhadap perubahan dan terhadap kepentingan. Mereka ini bukanlah orang terkuat, juga bukan orang terpintar, tapi mereka orang yang paling bisa bertahan hidup. Kok bisa?
He he he …. Itu utak atik hasil nyontek quote-nya Charles Darwin yang terkenal:
“It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent that survives. It is the one that is most adaptable to change.”
Sisi miring dari sikap netral:
- Tidak punya prinsip (sebetulnya punya juga sih, ya itu tuh: nebeng prinsip orang lain)
- Takut risiko. (maunya untung yang risk-free)
- Menghindari tanggung jawab (tidak bisa menjawab yang tanggung tanggung)
- Passive (tidak tahu harus bersikap bagaimana, ikut-ikutan aja)
- Menunggu kesempatan yang muncul (opportunis…. mungkin juga suka opor-ayam….. ha ha ha)
- Hemat energi (ibarat mobil dengan persneling netral, melaju tanpa bahan bakar, tapi di jalanan menurun bisa nabrak mobil lain, orang lain atau masuk jurang).
- Mudah tergoda (oleh yang lebih “kuat”, “cantik”, “berpeluang”, mudah untuk tergoda maju atau mundur….)
Sisi tegak (lawan dari “miring”, bukan?) dari sikap netral:
- Adil, tidak berpihak (coba kalau hakim, wasit digoyah suap, pasti tidak bisa netral lagi……)
- Pikiran bersih (begitu diajak bergosip tentang keburukan orang lain, langsung pasang posisi “netral”)
- Kendali emosi. (begitu muncul emosi amarah, langsung di netralkan sehingga terbebas dari kendali emosi yang tak terkendali….)
- Bersih dari rasa iri. (orang mau banyak rezeki, bernasib baik, ya syukuri aja… netralkan aja perasaan kita…..)
- Bebas dari rasa dendam. (biarkan Tuhan yang menghukum ataupun tidak menghukum orang yang jahat terhadap kita. Kita tak berhak ikut campur hak prerogative Allah)
Secara sadar manusia ingin berbuat baik, tapi tanpa disadarinya, mereka justru menyebarkan polusi pikiran, emosi yang mencemarkan kesehatan jiwa manusia dan alam semesta. Meluasnya hal hal buruk ibaratkan deret ukur yang berlipat ganda setiap saat. Sementara itu hal hal baik bertambah dengan deret hitung yang pertambahannya lamban.
Untuk kehidupan manusia yang lebih baik bagaimana kalau kita mulai menerapkan posisi netral, sekaligus tidak netral (berpihak, pro)? Loh, kok gitu….?
- Posisi netral untuk hal hal yang mengutamakan keadilan, kebersihan hati dan pikiran.
- Posisi berpihak pada keadilan dan kebenaran.
Article terkait:
Salam Berpikir Tanpa Mikir,
Eka Wartana
Founder The MindWeb Way of Thinking, Penulis Buku Berpikir Tanpa Mikir ala MindWeb- A Thinking Breakthrough, Buku MindWeb – A New Way of Thinking, Professional Licensed Trainer (MWS), Praktisi berpengalaman 33 thn dibidang Management