Nikmatnya Sebentar…..

admin 26/02/2017 0
Nikmatnya Sebentar…..

Nikmatnya Sebentar …..

 

Oleh: Eka Wartana

Secara sadar manusia cenderung mencari kenikmatan, tapi tanpa sadar mereka justru mengurangi kenikmatannya.

Ada rasa ingin tahu, apakah banyak orang yang tidak setuju dengan pernyataann ini, ataukah lebih banyak lagi yang tidak menyadarinya…….

Kita ambil conoth: Ketika menyantap makanan enak, orang cenderung untuk “ngebut” melahapnya. Makanannya cepat habis. Rasa nikmatnya dia persingkat sendiri. Kok mau dia ya….? Hal itu dilakukannya antara sadar dan tidak sadar. Sadar akan enaknya menyantap makanannya, tapi tidak sadar bahwa cara makannya mempercepat “habis”nya kenikmatan. Faktor apa yang memengaruhi hal itu? Adakah interkoneksinya dengan hal hal lainnya? Ada, dong! (buat sebagian orang: antara ada dan tiada…..)

Rasa nikmat seringkali mengundang nafsu. Nikmat dan nafsu itu suka bersahabat akrab. Nafsu seringkali membuat manusia lupa diri. Nafsu ingin cepat kaya, membuat manusia membuka diri terhadap godaan korupsi. Makanan enak membuat orang tergoda nafsu untuk melahap semuanya.

Kepuasan

Lanjuuuuut….. apa yang dicari oleh nafsu? Tentunya kepuasan. Masuk akal ya melihat kenyataan bahwa orang yang mempersingkat nikmatnya itu memperoleh imbalan kepuasan? Rasanya iya. Yang penting puas, biarpun nikmatnya sebentar saja.

Sayangnya, kepuasan yang dicapai melalui nafsu seringkali mendatangkan masalah. Makan dengan ‘ngebut’ menyebabkan lambatnya metabolism yang berujung pada obesitas (kegemukan). Mencari kepuasan dengan nafsu sex menggoda orang untuk melakukan perkosaan. Berpacaran dengan dikuasai nafsu, membuat si wanita hamil diluar nikah, minimal dia kehilangan keperawanannya. Sesudah itu dia ditinggalkan begitu saja. (kejam ya!). Orang yang ngebut di jalan raya, lebih besar kemungkinannya mampir di Rumah Sakit karena kecelakaan.

Balik lagi, hal itu dilakukannya dengan cepat, sehingga tanpa sadar dia telah mempersingkat kenikmatannya sendiri….. Nah, muter muter disitu aja ‘kan?

Ketika makan ice cream orang cenderung lupa diri, kecuali kalau sedang sakit gigi. Makan mie? Waduuuuh, diseruput begitu saja, tanpa dikunyah….gak perlu punya gigi! Makan ala mobil Formula 1 (F1), selain membuat orang gemuk, juga ‘menyiksa’ perutnya sendiri. Menyiksa (orang) seharusnya bisa dipidana, lho! Tapi yang ini kebal hukum…..!

Kebalikannya terjadi dalam pekerjaan. Pekerjaan yang dinikmati akan lebih cepat selesai dan dengan hasil yang lebih baik. Pekerjaan yang tidak dinikmati, masih mending kalau selesainya molor. Seringkali malah tidak pernah selesai…..

Sales person yang menyukai pekerjaan menjual, akan menjual lebih banyak. Nah, bagaimana dengan orang yang suka mengobral cinta…..? Lebih banyak menggaet cinta….? Iya, juga ya, walau salah jurusan……

Berbeda ya, antara makan cepat karena nafsu demi kenikmatan, dengan pekerjaan yang dilakukan dengan nikmat bermodal motivasi berujung kepuasan. Yang pertama nikmatnya sebentar, yang kedua nikmatnya lama…… Yang satu menghancurkan masa depan, yang satunya membangun masa depan. Beda sekali, bukan?

Kepuasan Yang Tertunda

Mental kaya dan mental miskin bisa dilihat dari caranya mengelola kepuasan. Orang bermental miskin: begitu mendapat untung besar, langsung berfoya foya menikmati keuntungannya, demi kepuasan sesaat (mengarah ke jalan sesat). Yang mental kaya akan menunda kepuasannya demi kepuasan yang lebih besar dan lebih lama nantinya.

Ada experiment marshmallow di Stanford University yang melibatkan anak anak. Singkat cerita, anak anak yang tak tergoda memakan permen dan lebih suka menunggu 15 menit demi mendapatkan tambahan permen, ternyata menjadi orang orang yang berhasil ketika dewasa.

Orang yang mampu mengendalikan diri, cenderung akan lebih berhasil dikemudian hari. Sayangnya masih banyak orang yang terbuai nafsu sehingga masa depannya begitu begitu saja. Kalaupun ada yang sukses, mereka mudah goyah dan jatuh kembali.

Heran ya, kenapa kalau ada hal hal enak mereka mau mengurangi durasi kenikmatannya. Sedangkan ketika ada masalah mereka cenderung menggandakan masalahnya sehingga rugi dua kali.

Kiranya itu disebabkan oleh ketidaktahuan dan ketidaksadaran.

Yuk kita mulai menikmati enaknya sesuatu dengan tidak terburu buru, toh tidak ada yang mengejar…….

Maunya sih, enaknya lama, nikmatnya panjang dan puasnya maksimal….. enak aja!

Artikel terkait: Rugi 2x Kok Mau Sih?

Salam Berpikir Tanpa Mikir,

Eka Wartana

Founder The MindWeb Way of Thinking, Penulis Buku Berpikir Tanpa Mikir ala MindWeb- A Thinking Breakthrough, Buku MindWeb –  A New Way of Thinking, Professional Licensed Trainer (MWS), Praktisi berpengalaman 33 thn dibidang Management

mindwebway.com

www.facebook.com/eka.wartana.5

 

 

 

 

Leave A Response »