Anda Berkepribadian Pasif, Agresif Atau Asertif?

admin 11/09/2014 0

Anda Berkepribadian Pasif, Agresif Atau Asertif?

Smart Emotion Radiotalk, 10 September 2014 (Bp Anthony Dio Martin)

 Belakangan ini banyak status sosial yang isinya sangat agresif menyerang individu & lembaga. Sebuah persoalan pribadi yang memicu emosi, langsung diungkapkan ke ranah publik. Maksudnya mengungkapkan uneg-uneg, tetapi cenderung sudah melukai harga diri orang.

Di sisi lain, ada juga pribadi yang tidak mau konflik. Tatkala ada masalah, ia cenderung menghindar, bahkan tidak mau mengungkapkan apapun. Jelas-jelas, ia dibodohi atau istilahnya “dikadalin”, tetapi orang ini tetap diam dan tidak memberi respon.

Tapi, ada juga pribadi yang berani mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dirasakan, tanpa harus menyinggung perasaan orang. Dirinya tahu bahwa ia berhak untuk mengungkapkan dirinya. Ia menghargai dirinya, tetapi iapun belajar untuk menghargai orang lain. Inilah pribadi yang kita sebut ASERTIF! Inilah pribadi yang JURGAS, jujur dan tegas. Nah, termasuk yang manakah diri Anda?

 “Anda merasa termasuk orang yang pasif, agresif ataukah asertif menghadapi orang yang nyebelin buatmu? Kenapa Anda bilang begitu?”

Apa itu Kepribadian PASIF, AGRESIF dan ASERTIF???

3 Kepribadian ini mendefinisikan tentang Kebiasaan kita merespon terhadap sesuatu yang kita tidak sukai, yang tejadi di depan mata kita!

Misal: pada saat lagi antri terus ada yang menyerobot, bagaimana perilaku Anda??

 Lalu, bagaimana cara kita mengungkapkan Pikiran serta Perasaan kita!

Misal: Di dalam meeting, ada pendapat yang tidak kamu sukai, yang menurutmu “bego banget”, how do you say it?

Arti dari Kepribadian ini adalah:

  • PASIF: cenderung menyimpan sendiri dan tidak berani mengungkapkan
  •  AGRESIF: mengungkapkan pikiran dan perasaan, dengan cara yang melukai dan cenderung nggak peduli & menyerang harga diri orang lain
  •  ASERTIF: menyatakan pikiran dan perasaan, tanpa membuat harga diri orang lain tersinggung (jurgas, jujur dan tegas)
  •  EXTRA! PASIF AGRESIF : orang yang tidak menunjukkan ketidaksukaan, tetapi secara hatinya melawan, dan mengungkapkan ketidaksukaan itu ke tempat lain! Perilaku umum: menunda-nunda (kerjaan), menghalang-halangi ketika tidak suka dengan pimpinan, sengaja merusak (ini yang berbahaya!)

Contoh: Kakak yang tidak suka dimarahi oleh maminya, adiknya yang dipukul! Anak buah nggak suka sama bossnya, nggak berani ngomong, bilangnya ke status sosmed!

Bagaimana Cara kita tahu kita ini Pasif, Agresif atau Asertif?

Pembelajaran kita mengenai kepribadian ini tergantung dari 3 aspek PKK (Pengalaman, Kondisi dan Kebiasaan)

Pengalaman

Contoh: Dulu Anda menjadi orang yang Agresif, ternyata menimbulkan masalah dan dapat serangan balik, bisa jadi karena peristiwa ini Anda jd berubah menjadi Pasif dan menarik diri.

Kondisi

Bagaimana Anda melihat orang-orang disekitar Anda, dengan cara apa Anda dibesarkan oleh keluarga Anda? Apakah Pasif, Agresif atau Asertif?

Kebiasaan

Kebiasaan Apa yang Anda lakukan terhadap sesuatu yang tidak Anda sukai, dan menghadapi orang yang menyebalkan.

Tes sederhananya! Lihat beberapa situasi sulit ini:

Apa yang biasanya kamu lakukan, berapa nyamannya kamu lakukan itu?

  • Saat bantuan kamu dibutuhkan, tetapi saat itu sebenarnya kamu sedang tidak bisa. Apa Responmu? Seberapa nyaman rasanya?
  • Awalnya kamu punya keputusan A, tapi dgn berjalan waktu kamu berubah jadi B. Kamu menyampaikannya nggak? Seberapa nyaman rasanya?
  • Ada orang berbicara dengan semangat, tapi kamu nggak tahu apa yang dia omongkan. Apa Reaksimu?
  • Ada kebiasaan orang yang menganggu, orang lain tidak berani mengungkapkannya. Bagaimana dengan kamu? Seberapa nyaman rasanya?
  • Ada orang yang nggak kamu sukai. Bagaimana cara kamu memperlihatkannya?

 Apa TIPS pentingnya???

Kasus 1: “Saya ini susah mengungkapkan pikiran dan perasaan saya, takut orang tersinggung. Gimana caranya?

  • Ubah mindset: (1) Kamu juga punya hak! Bukan hanya orang lain! (2) Mungkin orang lain, tidak seburuk apa yang kamu pikir. Mungkin orang lain mau menghargai pikiranmu
  • Mulai berlatih dari hal kecil: (1) Kepada orang yang kita kenal; (2) tingkatkan skala kita dengan perilaku yang beda (yg dulunya oke, sekarang mulai diam); (3) Cari kesempatan untuk mengungkapkan

Kasus 2: “Saya sebaliknya. Kalau ngomong, seringkali bikin orang jadi tersinggung. How to stop

  • Ubah mindset: (1) Kamu mau nggak dibegitukan? (2) Seribu teman masih kurang, satu musuh terlalu banyak (ngapain mencari musuh?)
  • Mulai berlatih hal kecil: (1) Kurangi skala menyerangnya; (2) Fokus pada perilaku, bukan orangnya; (3) Menang bukan karena melukai dan mengalahkan, tapi bisa membuat perilaku yang kita inginkan tercapai

 Melatih teknik “Constructive Confrontational Conversation” : Belajar mengungkapkan perasaan kita tanpa menyinggung perasaan orang lain.

·         Belajar menggunakan “EQ Relationship Statement”: “Saya sebenarnya peduli dengan kamu karena…”

TEKNIK OMA MAU:

  • OBSERVE (yang saya lihat dan rasakan),
  • MEANING (maknanya buat saya),
  • AFFECT (perasaan saya tentang hal itu),
  • MAU (apa yang saya mau)

 

INFORMASI TAMBAHAN:

Sekarang era COACHING!!! Leader harus punya kemampuan melakukan coaching kepada anak buahnya.

Kuasai skills dan kemampuan yang terbukti sangat ampuh ini yakni:

“COACHING & COUNSELING FOR LEADER”

Hotel Santika Premiere, Jakarta  – 22-23 September 2014

Semua hal tentang ide ‘Pengembangan Orang’ yang menjadi Kompetensi Kepemimpinan dipelajari disini!

(5 Level Leadership John Maxwell, MBTI, Grassroot Leadership, Performance Analysis Robert Mager – Peter Pike, Excellency Interaction Process, Leadership Deception Arbinger Institute)

Informasi dan Pendaftaran: 021-3518505, 021-3862521

Best regards,  Stephanie Natalia

 

Leave A Response »