Lupa Diri

admin 22/08/2013 0

Premature perayaan, tuntas (Kitab, knowledge, integritas,tuntas, antisipasi, beri laporan) – Adaptasi – Mental – Cari alasan – Pengalaman – Intervensi, Menang –menangis

 

Kok bisa lupa sama diri sendiri ya….? Apa itu sama dengan amnesia…? Mungkin mirip kali… Lupa diri kiranya bisa terjadi karena berbagai hal, diantaranya:

 

Pesta Prematur. Bayi yang lahir premature membutuhkan perawatan yang intensif untuk menyelamatkannya. Situasi kesehatannya kurang normal. Kalau kita sudah pesta dulu padahal tujuan belum tercapai…..kita sudah takabur! Hal seperti ini terjadi diberbagai bidang, termasuk di pekerjaan dan juga olah raga….termasuk sepakbola…. Cepat puas diri seringkali menjerumuskan seseorang! Kalau mau pesta, rayakanlah setelah tujuan tercapai, bukan sebelumnya. Itupun sifatnya sementara karena masih ada tujuan tujuan lain yang lebih besar…. Mengacu kepada radiotalk Pak Martin minggu lalu, masih ingat “T�? = Tuntas dari akronim KITAB (Knowledge, Integritas, Tuntas, Antisipatif, Beri laporan)? Kalau belum tuntas…jangan lalu merasa pantas…..!!

 

Adaptasi. Seorang bocah sangat memerlukan adaptasi ketika mulai sekolah. Seorang karyawan juga perlu menyesuaikan diri disaat diberikan tanggung jawab baru. Orang yang pindah dari satu kota ke kota lain, misalnya dari Solo ke Medan, juga harus tahu medannya yang baru. Disaat seorang pemain bermain diluar kandang(kota)nya, harus siap mental. Setiap orang akan grogi kalau menghadapi situasi baru. Tapi seorang professional akan bisa menyesuaikan diri dengan cepat sehingga prestasinya tidak jeblok terus. Mentalnya begitu rapuh. Disinilah nilai pengalaman berperan….

 

Mental. Buat mereka yang mentalnya mudah rontok, berbagai alasan akan dicari untuk pembenaran kan kekalahannya. Istilah Pak Tung Desem pas memnggambarkan hal ini: BEJ, Blame, Excuse, Justify (menyalahkan orang lain, cari cari alasan, pembenaran atas keunggulan orang lain). Masalah kecil diperbesar sehingga selalu ada alas an untuk kekalahannya….

 

Intervensi. Kekuasaan seringkali menggoda orang untuk melakukan intervensi untuk hal hal yang diluar wewenangnya. Orang yang kaya raya, apalagi kalau dia juga pejabat seringkali melampiaskan ketamakannya dengan ikut campur dengan hal hal yang diluar bidangnya. Mereka cenderung intervensi (sama seperti Negara besar yang selalu ingin ikut campur tentang Negara lain). Tahu dirilah!

 

Konsentrasi. Hal hal diatas akan mampu mengacaukan konsentrasi. Akibatnya, logika kita ter-erosi oleh emosi. Emosi menajadi tidak terkendali lagi. Kasihan amygdale yang perannya disamakan dengan jalan karena di by-pass terus….. Akhirnya, lupa diri akan mengubah situasi dari keinginan untuk menang, menjadi membuat kita menangis….

 

Versi Singkat: Lupa Diri (ditulis di HRE milis dan Profec)

 

Kok bisa lupa sama diri sendiri ya….? Apa itu sama dengan amnesia…? Apapun istilahnya, orang seringkali lupa diri. Sama dirinya sendiri aja lupa, apalagi sama orang lain…. Pesta Prematur. Kalau kita sudah pesta duluan padahal tujuan belum tercapai…..namanya takabur! Hal seperti ini terjadi diberbagai bidang, termasuk di pekerjaan, juga olah raga (sepakbola!)…. Cepat puas diri seringkali menjerumuskan seseorang! Kalau belum tuntas, jangan merasa sudah pantas…..!!

 

Adaptasi. Setiap orang akan grogi kalau menghadapi situasi baru. Tapi seorang professional akan mampu menyesuaikan diri dengan cepat sehingga prestasinya tidak jeblok terus. Disinilah pengalaman berperan….(orang tua= banyak pengalaman…? Asal belum pikun aja….!) Mental. Buat mereka yang mentalnya mudah rontok, berbagai alasan akan dicari untuk pembenaran akan kekalahannya. Seorang motivator, Pak Tung Desem menggambarkannya dengan: BEJ, Blame, Excuse, Justify. Bila mental sudah jatuh, semua langkahnya serba salah (misalnya: salah oper bola ke lawan…., salah antisipasi….salah menyalahkan…..?). Masalah kecil diperbesar sehingga selalu ada alasan untuk (menutupi) kegagalannya…. Intervensi. Kekuasaan dan kekayaan seringkali menggoda orang untuk melakukan intervensi untuk hal hal yang diluar wewenangnya. Mereka anggap semuanya bisa dibeli dengan wewenang dan uang. (Tahu dirilah, Om……!) Konsentrasi. Hal hal diatas terbukti mampu mengacaukan konsentrasi. Apalagi kalau satu bidang seperti olah raga dicampuradukkan dengan hal hal yang tidak relevant sama sekali…ibarat makan gado gado dicampur gulai….. Akibatnya, logika kita ter-erosi. Emosi menjadi tidak terkendali lagi. Terlalu banyak pihak yang concern mengacaukan concentration….

Akhirnya, lupa diri akan mengubah situasi, maunya menang, jadinya menangis….

 

Komentar iseng:

 

Apakah sinar laser mengganggu, kalau mata kita tidak tertuju kearah sumber laser itu…..? Kalau mata kita tertuju ke sumber laser, berarti mata kita fokus ke penonton.,…bukan ke bola….? (So, what gitu loh….!)

 

Apakah ada jaminan bahwa situasi dilapangan kita bersih (dari laser dan petasan)….(Gak jamin deh….!)

 

Apa yang terjadi kalau otak manusia ditaruh di dengkul….? (pasti mata telat melihat, telinga telat mendengar…..soalnya letaknya jauh sih..…).

 

Pesan moral:

1. Janganlah terlalu cepat berpuas diri dan terlena di comfot zone kita….

2. Janganlah memuaskan diri dengan mencari cari kesalahan orang lain untuk menutupi kelemahan diri sendiri….

 

Best regards,

Eka Wartana

Leave A Response »