Kaya Tapi Miskin

admin 22/08/2013 0

Mertua saya adalah orang yang sederhana, pekerja keras dan sangat hemat. Diberikan barang bagus selalu disimpannya, tidak dipakai. Yang dipakainya selalu barang lama. Hal ini menginspirasi saya dengan ungkapan:�?Punya tapi tidak punya�?. Semalam, ungkapan itu ber-reformasi menjadi Kaya Tapi Miskin.

 

Ada orang kaya yang mempunyai banyak lahan. Tapi lahannya dibiarkannya begitu saja tidak terurus dan tidak dimanfaatkan. Sampai meninggal, dia tidak sempat menikmati lahan lahan yang dimilikinya. Keluarganyapun tidak tahu tentang lahan lahan miliknya. Sayang sekali, bukan? Dia orang kaya tapi miskin.

 

Dari sisi lain, Tuhan memberikan kita sesuatu yang luar biasa, beratnya sekitar 1.5 kg, bernama “otak�?. Begitu banyak informasi berharga yang tersimpan didalamnya, tapi hanya disimpan saja. Padahal otak mampu mengolahnya sehingga bisa memberikan manfaat yang luar biasa. Banyak orang yang meninggal dunia dengan menyia-nyiakan semua kelebihan kelebihan yang diberikan oleh Tuhan. Dia sendiri bahkan tidak menyadari adanya “sesuatu�? yang hebat, miliknya itu. Sayang sekali, bukan? Kaya akan informasi, tapi seakan tidak memilikinya. Kaya tapi miskin…..

 

Marilah kita mulai menghargai pemberian Tuhan ini, dengan memanfaatkan informasi informasi yang kita peroleh dari panca indera kita, yang tersimpan didalam memori jangka panjang. Masih banyak orang yang melihat suatu hal dengan sudut pandang terbatas saja.

 

Misalnya tentang banjir. Kita akan teringat dengan hujan saja (sebagai penyebab banjir). Syukur kalau ingat juga dengan macetnya jalanan akibat banjir. Masih banyak lagi hal yang terkait dengan banjir, yang semua informasinya ada didalam otak kita, tapi tidak terpikir secara langsung. Contohya, hubungan antara banjir dengan: sungai yang mendangkal, pohon yang ditebang, hutan yang digunduli, jalanan yang rusak (selanjutnya dampak kerusakan jalan terhadap perekonomian: logistic terganggu, biaya kendaraan meningkat, dsb), korban banjir, dam yang diuruk, dan masih banyak lagi. Lebih jauh lagi, misalnya jalan yang rusak, memicu keperluan untuk proyek perbaikan jalan…selanjutnya anggaran proyek, proses tender, sampai dengan KKN-nya….

 

Kita memerlukan konsep berpikir interkoneksi, dimana ada beberapa informasi saling berdampak satu dengan yang lainnya. Informasi informasi yang independent (berdiri sendiri) diubah menjadi interdependent (saling terkait). Dengan konsep ini, begitu ingat akan satu hal, otak kita akan mengambil informasi informasi terkait, secara spontan.

 

Sudah banyak beredar teori teori untuk memperkuat memori kita. Informasi informasi yang berhubungan dirangkai menjadi satu jalinan seperti pohon dengan cabang cabang dan ranting rantingnya. Sayangnya, cara itu tidak menggambarkan interkoneksi antar informasi yang terkait. Sekarang kebutuhan kita bukanlah hanya mengingat saja, tapi jauh lebih dari itu. Yang diperlukan bukan lagi hanya sekedar rangkaian informasi, tapi yang jauh lebih luas dari itu. Bukan lagi hanya memanjakan otak kanan saja, tapi membuat otak kiri dan kanan bersinergi.

 

Sudah saatnya kita melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda, supaya mendapatkan hsil yang lebih baik. Masih ingat kan petuah dari Bapak Relatifitas kita, Albert Einstein yang bilang: Adalah kurang waras, kalau mengharapkan hasil yang berbeda, dengan melakukan hal yang sama berulang-ulang.

 

Marilah kita mengembangkan konsep berpikir yang bisa memanfaatkan otak dengan lebih baik, dengan cara yang sederhana namun ampuh, supaya “kekayaan�? informasi kita tidak membuat kita kaya tapi miskin……;-))

 

Best regards, eka wartana

penulis buku MindWeb, konsep Berpikir Tanpa Mikir. (diterbitkan oleh Gramedia)

Telah tersedia di Gramedia seluruh Indonesia.

Harga Rp 60,000/ buku.

 

Catatan:

Sejauh ini kebanyakan ilmu ilmu dan teori teori adalah “barang�? import yang kita terima dari luar negeri, seperti Balanced Score Card(BSC), Mind Map, Continuous Improvement, dan lain lainnya. MindWeb adalah produk asli Indonesia yang saya temukan sendiri dan mulai kembangkan disekitar tahun 1979-1980. Syukurlah, akhirnya MindWeb bisa terbit untuk dimanfaatkan oleh banyak orang untuk meningkatkan karir, profesi maupun bisnis.

 

Leave A Response »