Konsistensi Dan Ayam…..
Ada gak ya hubungannya, antara konsistensi dan ayam….?
Orang kita dikenal sebagai orang yang tidak konsisten, terutama dimata orang Barat (maksudnya bukan Jawa Barat, atau Sumatera Barat tapi para expat…). Benarkah demikian…?
Mari kita lihat beberapa contoh berikut ini:
Naik gaji. Karyawan yang mendapat kenaikan gaji, atau promosi, akan termotivasi untuk lebih giat bekerja untuk perusahaan. Itu pada awalnya….Sesudah minggu minggu, bulan bulan berlalu…., masihkah tinggi semangatnya? Ternyata semangatnya mulai menurun. Kenaikan gaji dan pangkat, bukan lagi dianggap sebagai anugerah, tapi sudah menjadi kewajiban perusahaan. Yang tadinya luar biasa, menjadi biasa biasa saja…… (Apakah ini berarti bahwa kenaikan gaji bukan faktor motivasi yang baik, yang bisa berdampak sampai jangka panjang….? Ataukah itu sekedar menangkal faktor de-motivasi karyawan saja….? )
Ada lagi contoh lucu tentang naik gaji ini. Seorang karyawan merasa senang sekali ketika mendapat kenaikan gaji. Wajahnya ceria, penuh kebahagiaan. Tapi mendadak wajahnya berubah murung. Kenapa? Ternyata dia baru saja tahu kalau temannya mendapatkan kenaikan gaji yang lebih besar dari dia. Satu informasi lain, sudah mampu merenggut kebahagiannya…..!
Anti korupsi. Saat masih mahasiswa, para tokohnya begitu getol dengan gagasan anti korupsinya. “Gantung koruptor!”, begitu agitasinya. Apa yang terjadi kemudian….? Sesudah menjadi pejabat, korupsi sudah menjadi kawan karibnya dan dia lupa untuk “menggantung” dirinya….seperti yang digembar gemborkan sebelumnya. (budaya toleransi yang tinggi, setelah mendapat posisi dan pemasukan tinggi….?)
Uang pas. Pada mulanya, lajur uang pas di pintu toll dijalankan dengan disiplin. Orang yang membayar dengan uang lebih, tidak diberikan uang kembalian. Belakangan…? Kembalian diberikan juga, dengan mengorbankan perasaan dan waktu orang orang yang telah menyediakan uang pas….. (Bayar pakai uang pas, hanya kalau pas lagi ada saja……? Budaya “tidak sampai hati”….sampai anggapan “haram” menerima uang yang bukan haknya….?). Untunglah lajur toll uang pass sudah tidak ada lagi. Kenapa dihentikan? Konon petugas toll kesulitan dengan banyaknya uang receh yang diterima di pintu toll uang pas…..
Emosi Cinta. Ketika masih pacaran, waduh…..mesranya bukan main. Pacarnya mendapat perhatian penuh (sampai tumpah ruah……). Setelah nikah….? Perhatiannya lebih banyak…..tapi kepada orang lain, bukan pasangannya….;-)). (Orang bilang:”Tak kenal maka tak sayang…”, tapi kenyataannya:”Semakin dikenal, cinta semakin melayang…..” ;-)).
Jadi, apa ya hubungan antara konsistensi dan ayam….? Kalau kita tidak konsisten, kita dibilang:”Hangat hangat tahi ayam….”(maafkan kata ‘kotor’ ini…..saya sendiri belum pernah membuktikan bahwa yang itu tuh, hangat….;-)).
Sikap tidak konsisten ini sebetulnya masih manusiawi, bukan? Bukankah sebagai manusia kita punya rasa bosan….? Bukankah rasa syukur kita akan luntur, sejalan dengan berlalunya waktu….? Jadi, perlukah kita perbaiki mental inkonsisten kita….? Kalau perlu, bagaimana caranya….?
Note: Melihat keterhubungan antar dua hal sebenarnya adalah konsep MindWeb mini. Sekilas antara konsistensi (hal management), dan ayam (binatang) tidak ada hubungannya. Tapi disinilah seni dari kesederhanaan konsep berpikir MindWeb: melihat hubungan antar hal hal yang kelihatannya tidak berhubungan.
Best regards,
Eka Wartana
Penulis buku MindWeb, konsep Berpikir Tanpa Mikir
Bestseller Gramedia
Website: mindwebway.com
Forum: forum.mindwebway.com
Join milis: email kosong ke mindweb_way-subscribe@yahoogroups.com