Salah Alamat?
Oleh: Eka Wartana
“Salah Alamat” ini tidak ada hubungannya dengan “Alamat Palsu” nya Ayu Ting Ting (Rupanya bukan hanya perjaka yang ting ting ya…?). Antara alamat palsu dan salah alamat tentunya tidak sama. Yang palsu itu disengaja untuk menyesatkan. Salah alamat tidak disengaja, terjadi karena kesalahan. Tapi hasilnya sama: tidak sampai ke tujuannya.
Yuk kita lihat contoh contoh berikut ini.
Bantuan Gratis
Nampaknya sikap baik sudah langka di kota kota besar ya? Ketika kita menawarkan bantuan dengan ikhlas, orang memandang dengan tanda tanya, “Siapa tahu ada udang dibalik bakso…..”. Gak bisa disalahkan sih, karena penipuan sudah meratulela (masa hanya “raja” melulu yang dipakai…he he) di masyarakat kita ini. Kebaikan seakan sudah punah. Seharusnya kecurigaan ditujukan kepada para penipu, bukan kepada orang yang tulus-ikhlas. Salah alamat, ya…..? (“Curigation” memang lebih mudah berkembang daripada kepercayaan……? Bawaan orang lebih suka curiga daripada percaya….)
Korupsi
Ketika banyak koruptor yang ditangkap, orang menyimpulkan:”Korupsi semakin marak!” Padahal yang semakin banyak adalah koruptor yang tertangkap! Dengan gencarnya KPK menangkap koruptor, maka korupsi bisa di minimalisir. Sebelumnya para koruptor enak enak menikmati hasil “jarahan” nya….. Salah alamat, rupanya……!
Narkoba
Dengan semakin banyak para bandar dan pengedar narkoba tertangkap, bukan berarti (hanya) narkoba nya yang semakin marak. Bisa jadi sama sama meluas: pengedaran dan penangkapan biang keroknya. Sepertinya dalam kasus ini bisa jadi alamatnya salah, bisa jadi benar juga ya…..? Tapi yang pasti, dengan pemberantasan yang semakin gencar, maka peredaran narkoba akan semakin ciut.
Kiranya kita perlu acungi jempol kepada BNN. Well done! (but should continuously be done….!).
Vaksin Palsu
Ada dua reaksi masyarakat dengan terungkapnya vaksin palsu:
- Kok vaksin palsu dibiarkan beredar selama belasan tahun?
- Syukurlah vaksin palsu akhirnya terbongkar!
Rasanya kita patut berterimakasih kepada kementerian kesehatan dengan langkah langkah positive yang sedang dan telah dilakukan. Pertanyaan 1 kiranya salah alamat ya? Better late than never, ‘kan?
Kebaikan sangat mudah terlupakan, tapi kesalahan akan diingat orang sepanjang masa……. (Hai “maaf”, dimanakah dikau…..?)
Bisakah sikap ini diubah? Tentu bisa. Tapi….. maukah kita….? Ini yang masih meninggalkan tanda tanya……..
Salam Berpikir Tanpa Mikir,
Eka Wartana
Penulis buku Berpikir Tanpa Mikir ala MindWeb – A Thinking Breakthrough.
Penemu The MindWeb Way of Thinking