Tua Tidak Harus Pikun

Eka Wartana 13/03/2023 0
Tua Tidak Harus Pikun

Oleh: Eka Wartana

Label yang diberikan untuk orang tua: lambat, pikun, kuno…..

Ketika melihat orang yang menyetir mobil dengan lambat didepannya itu adalah orang tua, dia langsung berkomentar:”Dasar urang gaek”(Minang: gaek = tua)

Banyak anak muda yang tidak sadar bahwa menjadi orang tua itu patut disyukuri. Tidak semua anak muda sempat mengalami masa tua. Cukup banyak orang yang meninggal di usia muda karena berbagai sebab: sakit, kecelakaan bahkan sampai bunuh diri! Mereka itu sudah almarhum sebelum menjadi tua…..

Ada sih untungnya buat mereka yang mati muda. Tidak ada orang yang mengatai dia:”Dasar urang gaek!” 

Cukup sering terdengar komentar:”Aku sudah pikun”. Padahal usianya masih muda. Banyak juga yang merasa pikun menjelang dan sesudah pensiun. Pola pikirnya keliru.

Menurut para ahli, justru orang yang benar benar pikun itu tidak menyadari kepikunan dirinya. Orang yang berkomentar dirinya sudah pikun itu sebenarnya dia telah memikunkan dirinya, terlalu awal…..

Oh, iya, ada lagi pola pikir yang keliru. Ketika seorang pria menikah lagi dengan istri kedua, dia disebut istri muda. Istri pertamanya langsung dilabel: istri tua. Padahal usianya masih relative muda. Dan dia belum pikun! Buktinya, dia masih hafal semua asset suaminya….!

Kalau wanita menikah lagi, kenapa ya tidak ada sebutan suami tua, suami muda…? Minimal jarang terdengar…..!

Menjadi tua itu sudah kodrat manusia…..

Semua orang juga tahu!

Tapi mempercepat penuaannya

Ini yang belum disadari banyak orang……

Mereka menginjak ‘gas’ proses penuaannya dan kepikunannya….

Melalui pikiran dan perasaannya….

Menginjak ‘rem’ untuk kegiatan fisik dan mentalnya….

maka jadilah mereka tua, pikun dan lemah fisiknya….

Yuk kita perlambat kelemahan fisik dan mental dengan:

  • Terus beraktifitas secara fisik (olah raga)
  • Terus ‘mengasah’ pikiran dengan mempelajari hal hal baru

Salah satu cara termudah untuk mengolah pikiran dan mencegah kepikunan adalah dengan berpikir ala MindWeb Way: melihat hubungan hubungan antar berbagai hal. Istilahnya: interkoneksi.

Cara ini memungkinkan orang untuk mengembangkan neurogenesis (membentuk neuro neuron baru) dan plastisitas otak (membuat hubungan hubungan baru antar neuron otak).

Kedua hal itu memungkinkan setiap orang untuk mengembangkan kemampuan berpikir otomatis (matic thinking): berpikir tanpa mikir.

Satu lagi: jangan biarkan kemampuan pikiran bawah sadar kita menganggur. Kemampuan sub-conscious mind jika dikombinasikan dengan interkoneksi akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi profesi dan kehidupan kita.

“Menjadi tua itu pasti……

Cepat pikun itu salah sendiri…..”

(The MindWeb Way)

Salam Berpikir Tanpa Mikir ala MindWeb Way,

Eka Wartana

Founder, Master Trainer: The MindWeb Way of Thinking.

Author: To Think Without Thinking (in English), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & English Edition), Relative-Contradictive dalam Profesi, Relative-Contradictive dalam Kehidupan.

Professional Licensed Trainer (MWS International)

Over 33 years of experience in various managerial positions in well-known companies.

#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #karyaanakbangsa #karyaorisinal #ekawartana #trainer #relativecontradictive #problempreventing #potensidiri #pikun #tua

Leave A Response »