‘Emas’ Dianggap ‘Sampah’- Penilaian Keliru

Eka Wartana 23/08/2022 0
‘Emas’ Dianggap ‘Sampah’- Penilaian Keliru

Oleh: Eka Wartana

Seorang karyawan resigned. Dia merasa selalu ditekan oleh atasannya. Nasib baik menyertainya. Dia mendapat pekerjaan yang jauh lebih baik dengan penghasilan yang lebih besar.

Tapi, dia masih menyimpan rasa benci terhadap mantan atasannya itu. Padahal berkat sikap atasannya itulah terbuka jalan baginya untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik. Kenapa dia masih benci? Seharusnya dia justru berterima kasih kepada mantan boss-nya itu.

Itulah yang terjadi kalau orang dikuasai emosinya. Kebanyakan orang akan bersikap sama kalau merasa sakit hati. Mereka hanya melihat sebab (merasa disakiti) tanpa melihat akibat yang  baik buat dirinya (memperoleh pekerjaan yang lebih bagus). ‘Emas’ yang terselubung dianggapnya sebagai ‘sampah’.

Saya sendiri pernah mengalami hal serupa, difitnah dan disudutkan. Tapi tidak ada perasaan marah ataupun dendam kepada pelakunya ketika saya meninggalkan perusahaan itu. Eh, ternyata tanpa rasa benci dan dendam malah mengarahkan saya ke nasib yang jauh lebih baik. Saya sungguh berterima kasih kepada orang itu. Dia telah berjasa mengantarkan saya ke kehidupan yang jauh lebih baik. ‘Sampah’ telah bermetamorfosa menjadi ‘emas

Itulah bedanya ketika kita melihat sesuatunya dari sisi yang berbeda. Ketika kita terpengaruh emosi, ego menguasai diri kita. Segala sesuatunya cenderung berdampak negative. Logika akan menetralkan emosi kita sehingga kita bisa mempertimbangkan sesuatunya secara proporsional. Kalau secara logika menguntungkan, kenapa mesti marah, benci, dendam?

Atasan yang menggembleng kita dengan keras, sesungguhnya telah membekali kita dengan pengalaman, pengetahuan dan membentuk mental menjadi kuat. Tapi kebanyakan orang melihatnya dari sisi yang negative saja.

Rekan rekan mungkin juga pernah mengalami hal seperti yang saya alami. Dalam perjalanan ke kantor, seringkali kendaraan berjalan merayap di beberapa lajur. Ketika mau pindah lajur dari lajur tengah ke kanan, tiba tiba mobil yang tadinya berjalan santai langsung menghalangi mobil saya. (padahal tadinya jarak mobil dia dengan mobil di depannya lumayan jauh….).

Dulu saya sering merasa kesal dan emosi dan berniat untuk membalas nantinya. Tapi belakangan saya sadari, itu hal yang salah. Ketika ternyata lajur tengah ang saya lalui  lebih lancar dari lajur kanan, saya justru berterima kasih kepada pengendara yang menghalangi saya tadi. Berkat ulah dia saya malah bisa  berada jauh di depannya dan lebih cepat sampai di kantor. Rasa kesal hilang, ‘sampah emosi’ sudah terbuang!

Sebenarnya, semua hal pahit yang kita alami dalam kehidupan ini adalah ‘emas’ yang terbungkus lumpur. Hanya hati yang bersih dan pikiran yang jernih yang memungkinkan kita melihat ‘emas’ itu. Kebanyakan orang melihatnya sebagai ‘sampah’ dan menyimpannya sebagai ‘sampah emosi’ yang dibawanya sampai ajal.

Bayangkan saja kalau timbunan sampah memenuhi rumah kita. Segala macam bakteri dan penyakit  berkembang biak dengan ganas. Begitu pula ‘sampah emosi’ (rasa benci, dendam) yang sengaja ditimbun di dalam hati dan pikiran. Itu semua adalah racun yang dipeliharanya, yang malah menutup pintu rezeki selanjutnya. Belum lagi tambahan  dosanya.

Dengan membuang semua ‘sampah’ emosi, kita akan memperoleh ‘emas’ kedamaian hati, yang membuka pintu rezeki kita lebih lebar lagi. Lagi pula orang yang berbuat jahat terhadap kita justru mengurangi dosa kita, kalau kita tetap bersikap netral. Tanpa benci, tanpa dendam.

Ngomong sih gampang ya. Melaksanakannya tentu tidak semudah itu. kita memerlukan latihan mengendalikan self-awareness (kesadaran diri) dan self-control (kendali diri).

“ ‘Emas’ hanya bisa dilihat dengan hati yang bersih, pikiran yang jernih.

Emas’ hanya bisa dinikmati dengan penuh rasa syukur

Tanpa itu semua, hati dan pikiran kita hanya dipenuhi oleh ‘sampah’ ”

(The MindWeb Way)

Salam Berpikir Tanpa Mikir,

Eka Wartana

Founder, Master Trainer: The MindWeb Way of Thinking.

Author: To Think Without Thinking (in English), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & English Edition), Relative-Contradictive dalam Profesi, Relative-Contradictive dalam Kehidupan.

Professional Licensed Trainer (MWS International)

Over 33 years of experience in various managerial positions in well-known companies.

#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #karyaanakbangsa #karyaorisinal  #ekawartana #relativecontradictive #terobosan  #emas #sampah #sampahemosi #rezeki

Leave A Response »