Honey Employee

Eka Wartana 22/02/2022 0
Honey Employee

Oleh: Eka Wartana

Judul ini terdengar aneh ya…karyawan jenis apa itu?

Tapi kalau ingat lagunya Arie Wibowo: Madu dan Racun, baru terlihat interkoneksinya…… Mau racun di tangan kiri atau madu di tangan kanan?

Sudah banyak orang membicarakan tentang karyawan ‘beracun’ (toxic). Gimana kalau kali ini kita bahas karyawan yang memberi ‘madu’ bukan racun?   

Kalau mau istilah yang benarnya kiranya ini dia: EE: Exemplary Employee

Bagaimana ya ciri ciri honey employee (karyawan ‘madu’)?

  • Self-driven. Dia punya inisiative, tidak menunggu digetok baru jalan.
  • Self-motivated. Dia memiliki motivasiyang kuat dari dalam dirinya sendiri untuk menerapkan aktualisasi diri. Tanpa motivator pun dia memiliki high spirit (semangat tinggi) untuk berpretasi.
  • Self-control. Dia tidak tergantung dari pengawasan atasan. Tanpa ada atasan pun dia tetap bekerja sebaik mungkin dan menjaga disiplin.
  • Kolaborasi. Dia menjaga kerja sama team dengan baik. Dia berkompetisi bukan dengan orang lain, tapi dengan prestasinya sendiri.
  • Prestasi bukan prestise. Dia mau berprestasi bukan mencari nama demi prestise.
  • Do his best. Dia tidak berambisi menjadi yang terbaik, tapi selalu berusaha melakukan yang terbaik.
  • No gossip. Menghindari gossip, tidak mau membicarakan kekurangan orang lain, tapi suka membicarakan kebaikan dan kelebihan orang lain.
  • Integritas. Dia menjaga integritas yang tinggi. Janjinya selalu ditepati. Tidak terlalu mudah membuat janji semudah dia mengingkarinya…. Dia tidak suka NAPO, No Action Promise Only tapi dia Run the Talk (menjalankan lebih dari yang dia katakan, tidak cukup hanya Walk the Talk)
  • No munafik. Dia suka berterus terang dengan empati. Tidak suka berpura-pura (manis di depan, menusuk di belakang).
  • Tanggungjawab. Tidak ada ‘kambing hitam’ dalam kamusnya. Dia bertanggungjawab atas tindakannya dan berani mengambil risiko.
  • Sharing dan Helping. Dia selalu siap membantu, suka berbagi ilmu, skills, competency dan pengalaman dengan kolega, bawahan dan orang lain. ketakutan tersaingi dalam profesi tidak pernah ada dalam pikirannya.
  • Karya orang lain. dia menghargai ide, karya, prestasi orang lain dan tidak pernah mau ‘mencuri’nya demi mengangkat namanya. 
  • Bersyukur. Selalu bersyukur, bukan hanya atas prestasi dan rezeki dirinya, tapi juga atas prestasi dan rezeki orang lain. Iri hati jauh dari dirinya.
  • Bantu atasan. Dia selalu mendukung atasannya tanpa ada rasa takut ide dan prestasinya ‘dicuri’ oleh atasannya. Juga tanpa maksud ‘menjilat’. Dasarnya hanya profesionalitas saja. Atasan adalah juga termasuk dalam teamwork-nya.

Exemplary Employee punya “self” yang baik seperti self-driven, self-control, self-motivated, tapi bukan ‘self’ yang ini:

  • Selfish, hanya memikirkan dirinya saja, egois
  • Self-centered (egocentris), perhatiannya terpusat pada dirinya saja

Bagaimana dengan Selfie……? Gak ada salahnya, asal tidak berlebihan…..

Mau jadi karyawan beracun atau karyawan bermadu….? (bukan punya ‘madu’ ya…. ntar bisa jadi perang ‘dunia’ di rumah….)  

Note: artikel ini dibuat berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya selama 33 tahun berkecimpung sebagai praktisi di berbagai bidang managerial. Jadi, bukan dari teori atau textbook yang muluk muluk.

Artikel terkait tentang Run the Talk: https://mindwebway.com/2021/08/03/run-vs-walk-the-talk/

Salam Berpikir Tanpa Mikir,

Eka Wartana

Founder, Master Trainer: The MindWeb Way of Thinking.

Author: To Think Without Thinking (in English), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & English Edition).

Professional Licensed Trainer (MWS International)

Over 33 years of experience in various managerial positions.

#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #karyaanakbangsa #ekawartana #relativecontradictive #exemplaryemployee #madudanracun #karyawanteladan #honeyemployee

Leave A Response »