Antara Pilihan dan Godaan

admin 24/02/2019 0
Antara Pilihan dan Godaan

Antara Pilihan dan Godaan

Oleh: Eka Wartana

 

“Semakin banyak pilihan, semakin tinggi godaan. Semakin tinggi peran emosi, semakin mudah tejebak godaan. Semakin tinggi peran rasio, semakin terbatas pilihan. Jagalah kesimbangan emosi dan rasio”.

(The MindWeb Way)

Bayangkan, sederetan makanan di meja restoran Padang. Rasanya tergoda ingin menyantap semua lauk pauk yang terhidang. Banyak pilihan! Banyak godaan!

Berbeda situasinya ketika kita memperoleh nasi bungkus dengan satu lauk. Tak ada pilihan, godaan pun absen. Eh, salah… masih ada kok pilihan dan godaan dalam skala yang lebih kecil: dimakan atau tidak.

Selalu ada pilihan! Sadar atau tidak sadar, manusia selalu dilibatkan untuk membuat keputusan (decision making): menentukan pilihan!

Herannya fenomena restoran Padang juga berlaku di dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang berkecimpung di dalam kekuasaan, memiliki banyak pilihan untuk kesenangan, kekayaan yang menggoda. Tidak heran kalau banyak pemegang kekuasaan yang tergoda akhirnya terjerat hukum. Mereka lupa akan tugasnya, dan sekaligus lupa akan konsekuensi dari tindakannya. Faktor emosi telah menguasainya dan mengabaikan factor logika.

Demikian pula dengan aktor atau tokoh ternama yang setiap hari dikelilingi oleh gadis gadis cantik. Pilihan begitu banyak, godaan pun meningkat. Konsekuensi kehancuran rumahtangganya pun tak terhindarkan. Mereka terlena dengan emosinya dan lupa akan konsekuensinya.

Jadi, haruskah kita menghindari restoran Padang, jangan menjadi orang ternama atau orang kaya supaya tidak terjebak godaan? Tentu tidaklah. “Me”nya (menjadi) boleh, tapi “ter”nya (tergoda) jangan.

Apa sarannya? Menjaga keseimbangan emosi dan rasio. Kalau makan di restoran Padang, ya ingat ingatlah dampaknya kalau makan gajebo, lemak berlebihan. Kalau jadi orang terkenal, kaya raya, tetaplah berpikir rasional, jangan mudah terjebak secara emosional seperti mudah jatuh cinta. Benar kata orang: “Cinta itu buta”….membutakan logika.

Jadi, kuncinya: Berpikir dengan Consequential Thinking, memikirkan apa akibat dari setiap pilihan tindakan kita.

Salam Bepikir Tanpa Mikir,

Eka Wartana

Professional Licensed Trainer dengan 33 thn pengalaman di bidang managerial.

Founder: The MindWeb Way of Thinking (To Think Without Thinking)

Author: To Think Without Thinking (English Edition), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (English & Indonesian Edition). Those books can be ordered to www.amazon.com

mindwebway.com

Book & Training Needs: eka.wartana@mindwebway.com, ewartana@gmail.com WA: 081281811999

#emosi #rasio #logika #pilihan #godaan #mindwebway #tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #ekawartana #consequentialthinking #berpikirkonsequensial #mindweb #trainer

 

Leave A Response »