IRI = Bunuh Diri

admin 09/10/2016 0
IRI = Bunuh Diri

Iri = “Bunuh Diri”

Oleh: Eka Wartana

Orang yang bunuh diri tidak menyadari akibat dari tindakannya di alam baka. Dia tidak sadar bahwa buat dia tiket masuk surga sudah habis (ditangan calopun tidak ada). Yang tersisa hanyalah tiket pintu neraka atau tiket gentayangan.

Hal serupa terjadi dengan orang yang iri dan dengki terhadap kesuksesan orang lain. Dia telah melakukan “bunuh diri” dengan menutup pintu suksesnya sendiri, tanpa disadarinya. Semuanya berlangsung di alam bawah sadarnya.

Orang memesan makanan di fast-food resto dalam bentuk paket: ada ayam, ada nasi, ada minumannya. Dalam kehidupan juga mirip. Misalnya orang kaya yang satu paket dengan hartanya, dengan kehidupannya, Orang sukses itu satu paket dengan kesuksesan dan kehidupannya. Lalu apa hubungannya dengan iri hati?

Banyak orang miskin tetap miskin, orang yang gagal tetap gagal. Salah satu penyebabnya adalah mindset-nya. Orang yang miskin seringkali merasa iri terhadap orang kaya. Orang kaya di capnya sombong,”Mentang mentang kaya!” Tanpa disadarinya, dia bukan hanya membenci orang kaya tersebut, tetapi juga membenci kekayaan yang dimilikinya (rumah, mobil, uang, dsb). Itu semua disimpannya di pikiran bawah sadarnya. Apa apa yang dibenci akan menjauh, termasuk uang, mobil, rumah, perhiasan, dsb. Bila kita membenci seseorang, apakah kita mau mendekati orang itu? Apakah orang itu mau mendekat ke kita? Rasanya enggaklah ya……Maka, kekayaan tidak akan pernah mau mendekatinya.

Iri akan kesuksesan orang lain juga setali tiga uang. Iri dengan orang sukses sama saja dengan membenci kesuksesan itu sendiri. Maka, kesuksesanpun akan menyingkir darinya.

Ada juga lho orang yang iri terhadap orang lain yang bijaksana, orang yang baik hati. Aneh, ya? Dengan sikap begitu, apakah dia bisa menjadi orang yang baik dan bijaksana? Rasanya kebaikan dan kebijaksanaan akan kabur darinya…..(“Emang gue pikiran….” gumamnya)

Iri hati memunculkan berbagai alasan, kecurigaan, pembenaran yang menyudutkan orang lain. Segala hal yang berbau negative dirapel demi untuk melampiaskan iri hatinya. Semuanya bersumber dari ego yang berlebihan. Dia tidak mau orang lain lebih baiknya. Nah, ini dia beban batin yang menyeretnya kedalam lembah “neraka”.
Daripada memelihara ego tak terkendali, mendingan ber-nego(siasi) terhadap diri sendiri, mengarah pada hal yang lebih menguntungkan.

Tanpa disadari, dengan bersikap iri terhadap orang lain, sebetulnya orang itu sudah menggugat Tuhan lho. Mengenai hal ini pernah saya bahas di website saya mindwebway.com artikel bulan April 2016.

Dari sisi lain, iri itu memiliki energy yang dahsyat lho! Ibarat energy nuklir: Energi yang dahsyat bisa dipakai untuk menghancurkan, atau untuk membangun kehidupan.

Pilihan ada ditangan kita…….

Kesimpulan:

  • Bersikap iri terhadap orang lain, sama saja dengan bunuh diri terhadap kehidupan yang lebih baik.
  • Bersikap iri terhadap orang lain, sama saja dengan menggugat keMahaAdilan Tuhan.
  • Kalau kita menginginkan kehidupan yang lebih baik, yang pertama yang harus disingkirkan adalah rasa iri hati itu.
  • Turut bersyukurlah akan sukses orang lain. Kalau tidak bisa, lebih baik bersikap netral daripada iri dan dengki.

“Suicide is a permanent solution to a temporary solution” – Phil Donahue

Salam Berpikir Tanpa Mikir,

Eka Wartana

Penemu The MindWeb Way of Thinking, Berpikir Tanpa Mikir.

Penulis buku MindWeb – A New Way of Thinking (versi Indonesia & Inggeris), buku Berpikir Tanpa Mikir– A Thinking Breakthrough.

Professional Licensed Trainer.

mindwebway.com

 

 

Leave A Response »