Teguran

admin 18/02/2016 0
Teguran

Teguran

Oleh: Eka Wartana

Ada orang yang kecewa kalau tidak ditegur. Tapi banyak orang yang merasa kecewa karena ditegur. Lho, kok bisa?

Yang pertama ditegur yang bermakna disapa, “Hi, apa kabar?

Yang kedua bermakna mengingatkan. “Kamu mesti lebih aktif dong!” Kenapa orang kecewa atau marah karena ditegur, diingatkan? Apakah orang cenderung untuk tidak mau diingatkan, alias dibiarkan “lupa”…yang akhirnya menuju arah ‘lupa diri”…?

Namanya juga manusia. Setiap orang mempunyai perasaan. Merasa kecewa, marah, tersinggung itu adalah manusiawi. Manusia mempunyai perasaan, mempunyai emosi.

Pertanyaannya, kemana ‘milik’ manusia yang satunya lagi, selain perasaan….? Keseimbangan hidup manusia kiranya terjadi kalau perasaan hidup damai berdampingan dengan pikiran. Kok pikiran dan perasaan dibiarkan bercerai, ya? Apakah sudah zamannya manusia ‘baper’, perasaannya dibawa kemana mana.  (meminjam istilah kaum muda…ha..ha..jadi merasa ikut muda nih….)

Mendapat teguran, reaksi kita bisa:

1.   Kecewa, marah, tersinggung

2.  Masa bodoh, tidak peduli (ataukah memang “bodoh”?)

3.  Mengambil manfaat dari teguran untuk pengingkatan kemampuan diri.

Sayangnya, dari pengalaman, kebanyakan orang cenderung bersikap yang pertama: negative. Padahal seringkali tujuan orang memberi teguran adalah untuk kebaikan dan perbaikan, membantu orang yang ditegur, baik langsung maupun tidak langsung. Secara tidak sadar, orang yang merasa kecewa, marah, tersinggung karena ditegur, telah memilih untuk tenggelam didalam ego nya sendiri. Mereka tidak memperoleh apa apa kecuali sakit hati…..sakit hati yang diciptakannya sendiri. (Sakitnya dimana…….? Ya, disitu…)

Sedikit orang yang bersikap seperti point 3. Mereka inilah orang orang yang memutuskan untuk membangun fondasi masa depannya yang cemerlang.

Sulit? Tidak. Tidak mudah? Iya. Diperlukan kemauan dan komitmen untuk mengubah sisi pandang kearah yang positif.

Sementara orang lain tenggelam didalam perasaannya (yang seringkali keliru!), mereka bersikap positif dan menanamkan benih benih kesuksesan masa depan nya.

Sebaiknya kita memilih sikap yang mana, ya……?

“Dalam setiap teguran, bahkan kritikan, seringkali tersembunyi hal hal bernilai tinggi. Namun sayangnya, kebanyakan orang cenderung mengabaikannya dan memilih untuk tenggelam bersama ego-nya” (MindWeb Way)

 

Salam MindWeb,

Eka Wartana

Penemu metode dan penulis buku MindWeb dan Berpikir Tanpa Mikir ala MindWeb.

 

 

 

 

Leave A Response »