WASPADA, PSIKOPAT DI SEKITAR KITA!
Smart Emotion Radiotalk, Rabu 28 Mei 2014
(Bp Anthony Dio Martin)
Belakangan ini, kita banyak mendengar kasus pembunuhan sadis. Juga banyak kejahatan kepada anak-anak. Termasuk juga pembunuhan dan kejahatan dalam keluarga. Yang membuat miris, banyak diantaranya yang berkomentar, “Terus terang, saya tidak menyangka dia akan seperti itu. Orangnya berpenampilan baik dan ramah saja kok!”. Karena itulah topic kita kali ini adalah membahas soal psikopat. Pengidap psikopat sulit dideteksi karena 80% lebih pengidap psikopat lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa.
Lagipula, tidak mudah menyembuhkannya, sebab mereka sendiri mungkin tidak menyadari bahwa mereka punya kecenderungan psikopat. Psikopat juga memiliki beberapa ciri-ciri umum.
Namun ciri-ciri semestinya tidak langsung dipakai untuk dengan cepat melabel bahwa seseorang menderita gejala psikopat. Nah, bagaimanakah definisi psikopat yang sesungguhnya? Bagaimanakah gejala-gejala psikopat secara umum yang perlu mesti diwaspadai? Jangan-jangan kita sendiri punya gejala psikopat dalam diri kita? Benarkah? Bagaimana mengetahuinya? Ayo simak!
Psikopat itu apa?
- Asal kata “Psyche” (jiwa) dan “pathos” (penyakit)
- Psikopat: (1) tidak punya empati atau simpati pada korbannya. (2) Mereka tak bisa merasakan rasa bersalah dan bisa menyakiti siapapun dengan brutal. Inilah yang membuat psikopat menjadi menakutkan. (3) Meski begitu, psikopat juga bisa terlihat sangat tenang, ramah, dan tidak mencurigakan.
- Psikopat: seseorang yang pada awalnya menampilkan sikap yang menarik, cenderung dibuat-buat, memesona, dan menebarkan sikap hangat. Inilah yang membuat orang mudah memercayainya, dan dengan kepercayaan itu mereka mencelakai atau menipu korbannya.
Fakta Penting soal Psikopat!
1. Psikopat, tak bisa membedakan rasa takut dengan wajah netral. Penelitian Georgetown University dengan 36 anak. Bahkan ada yang menjawab, “Saya tak takut itu ekspresi apa, tapi itu ekspresi, sebelum saya menusuknya!”
2. Kecanduan dopamine. Dopamine bekerja tatkala kita merasa senang, dapat hadiah, jatuh cinta, makan makanan kesukaan. Nah, psikopat ingin terus-menerus merasakan hal seperti ini, termasuk dengan membunuh
3. Rasa empati seorang psikopath seperti lampu saklar. Mereka bisa menghidupkan: sehingga tampak ramah, baik dan meyakinkan. Tapi kalau dimatikan: bisa membunuh dengan brutal
4. Believe it or not: Dunia bisnis banyak dipenuhi psikopat. Di th 2013, peneliti Oxford, Kevin Dutton, menyebut beberapa jenis profesi yang menarik bagi psikopat: polisi, ahli bedah, atau pengacara. Namun, salah satu profesi yang juga paling banyak diminati oleh psikopat adalah bidang bisnis. Mereka jadi boss yang buruk, sulit berteman dan sukses karena manipulasi. Tapi suka ciptakan teror!
5. Suka ngetroll, atau trolling di internet. Hobinya suka mengerjai. Kalau main game jadi musuh. Suka ngerjain, menyakiti dan ngak punya sopan santun.
6. Indra penciumannya buruk. Umumnya orang bisa kenal 10 jenis bau. Psikopat punya kesulitan. Ini tes yang sulit mereka lewati.
7. Psikopat itu bisa baik! Contoh kasus, peneliti James Fellon. Secara DNA ia melihat ada kecenderungan untuk jadi agresif dan dalam keluarganya memang ada keturunan seperti itu. Dirinya agresif dan kompetitif. Sama cucunya, nggak mau ngalah, sulit simpati sama orang. Tapi, kecenderungan psikopatnya tidak muncul bahkan penyayang dan sosial, karena: ia dibesarkan dalam keluarga yang penyayang!
Apa yang perlu kita waspadai dan lakukan?
1. Jangan cepat melabel dulu. Jangan gara-gara ciri-ciri ini lantas kita melabel orang!
2. Start from yourself. Jangan-jangan kita punya kecenderungan seperti itu! Waspadai!
3. Waspadai orang di sekitar kita yang punya kecenderungan seperti itu: khususnya anak-anak kita. Latih mereka!
4. Waspadai psikopat di tempat kerja. Dr John Clarke, organizational psychopath: berbohong, mencurangi, mencuri, memanipulasi, mengorbankan, dan menghancurkan rekan kerja. Semuanya dilakukan tanpa rasa bersalah maupun penyesalan.
Tips Apa yang Bisa Dilakukan?
- Jadi orang kepercayaannya. Biar dia bisa terbuka cerita dan jangan melabel dia!
- Kasihani dia, tapi jangan sampai dimanipulasi oleh dia. Kadang harus tegas kepadanya!
- Buka mata. Biasanya gampang merayu, pujian, hadiah. Jangan gampang terbuai!
- Kalau bicara, lebih banyak pendekatan logika untuk menjelaskan. Misalkan kenapa tidak boleh mematah-matahkan kaki kecoak? Jangan bilang: karena kasihan tapi ada hal lain yang lebih menyenangkan untuk dilakukan
- Jangan telan 100% apa yang dikatakan, cek ricek fakta dan opininya
- Ajak dalam kegiatan positif, khususnya yang social
- Jauhi dari lingkungan yang negative ataupun cenderung buruk
- Pendidikan itu penting!
Best regards,
Stephanie Natalia