Smart Emotion Radiotalk, Rabu 19 Februari 2014
Belajar dari dunia olah raga, ketika pemainnya bermain dengan buruk mungkin yang harus dipersalahkan bukanlah pemainnya, melainkan pelatihnya. Begitu pun dalam dunia kerja, ketika karyawan yang tidak memberikan hasil maksimal mungkin sudah saatnya seorang pimpinan bertindak layaknya “coach”, berkata“Sayalah yang bertanggung jawab!”. Sayangnya, banyak pimpinan yang tidak paham bagaimana caranya ia harus melakukan coach kepada anak buahnya. Banyak diantara pemimpin ini adalah pemain alamiah yang tidak dipersiapkan. Akibatnya mereka “kagok”, “tidak tahu”, “bingung”, “sungkanan”, atau bahkan“terlalu agresif” saat melakukan coaching.
Persamaan antara Coach Olah Raga dengan Coaching Perusahaan?
Coach bertanggung jawab atas hasilnya!
o Myanmar waktu Sea Games 2013, langsung memecat Pelatihnya dari Korea Selatan Park Sung Hwa. Padahal kontrak belum selesai. Kalah 1-0 dari Indonesia. Tapi, sebagai pelatih dia beralasan tidak tahun kalau sistem yang dipakai di SEA Games adalah head to head (temu langsung). Padahal, Myanmar sudah mengantongi angka goal lebih banyak. Tetapi, krn kalah 1-0 dr Indonesia, langsung tersingkir, pelatih langsung diecat. Dan tidak dibayar!
o Waktu kalah dari Thailand, Rahmad Dharmawan pelatih timnas U-23 mengatakan “Saya bertaggung jawab”
o Jose Maurino bilang, “Seringkali tidak fair. Kalau kalah, yang salah pelatih. Kalau menang, yang pertama dapat nama adalah pemain”
Bagaimana Coach terkait dengan produktivitas?
Hasil Public Personnel Management 1997 mengatakan “Training saja meningkatkan produktivitas hingga 22 persen, tetapi training tambah coaching meningkatkan kemampuan hingga 88%”
Training: Hanya sekedar diajari Ilmu (Teoritical)
Coach: Dibimbing, untuk menemukan jalan keluar jika ada masalah (aplikatif)
Rumus HIGH PERFORMANCE:
o HP = C1 x (C2 + C3 + C4)
C1=Clear Guidance (Peran seorang coach harus JELAS);
C2=Competence Kemampuan
C3=Commitment
C4=Climate
Apa Yang Bisa Dipelajari dari Coach Olah Raga Bagi Coach karyawan?
1. Tahu siapa pemainnya (Understanding People): tahu karakter dan kondisi pribadi orang yang dicoach
2. Tahu bagaimana cara permainannya (Understanding Job): tahu bagaimana kondisi pekerjaan saat ini
3. Tahu bagaimana melakukan coachnya (Undertanding Proses Coaching&Counseling): bagaimana menggabungkan pemahaman tersebut untuk mengatasi masalah yang ada
1. Bagaimana Understanding People?
Konsep James Collins (seperti menaikkan orang ke bis)
MULAI (Start) : Pimpinan yg Good to Great bicara denga orang dulu, ntar visi dan strategi belakangan
MASUKKAN (MOVE IN) : Masukkan orang yang tepat ke dalam bis,
KELUARKAN (MOVE OUT): Keluarkan orang yang nggak satu tujuan
DUDUKKAN (ASSIST): Dampingi orang sesuai dengan kursi yang tepat
JALAN (HOW): tentukan mau dibawa kemana?
Salah satu tools Understanding People adalah MBTI yang dikembangkan oleh Katherine Briggs & Isabel Myers (1917-1941)
1956: Educational Testing Service (MBTI sebagai alat tes yang standar)
1. Manusia unik
2. Meski unik, bisa digolongkan berdasarkan POLA-nya
3. POLA ini hasil gabungan antara satu orang dengan orang lain
Tools MBTI membantu kita punya landasan yang baik untuk memetakan,memahami dan mengembangkan orang.
MBTI mengukur 4 hal:
1.Bagaimana seseorang mengarahkan energinya
2.Bagaimana seseorang mengambil informasi
3.Bagaimana cara seseorang membuat keputusan
4.Bagaimana cara gaya hidup seseorang
2. Bagaimana Understanding Job?
-
Pemikiran Robert Mager & Peter Pike:
Performance Analysis : Memahami Persoalan baru bertindak.
-
Cek apa yang sering dikomentarin saat ada orang yang tidak bisa kerja?
• “Mereka malas!”; “Mereka perlu detraining!”, “Mereka menuntut gaji lebih!”
-
Problem dalam Pekerjaan! “Ketika seseorang nggak bisa bekerja…”
-
Tidak selalu karena kesalahan individu, bisa jadi ada sebab lain
-
System thinking!
-
Kalau cuma fokus individu, kita terhenti di urusan individu nggak melihat yang lain!
-
Akar masalah tetap aja nggak tersentuh
3. Ada 4 Teknik UNDERSTANDING PROCESS:
GROW adalah suatu Proses untuk kita melakukan Coach ang baik.
Goal : Apa sih yang mau dicapai? Apa yang kamu inginkan sebagai coach?
Reality : Bagaimana kenyataannya sekarang? Masukan secara kondisi nyata.
Options : Apa alternative solusinya? Apa yang mungkin bisa dilakukan untuk
menjadi lebih baik?
Way Out : Ke depannya harus bagaimana?
Penelepon:
Bapak Edo:
Orang di Indonesia itu pemalas, tidak seperti di Luar Negeri, kalau seminar yang diadakan Swasta selalu ramai, tetapi kalau di Mesjid tidak? Adakah saran untuk bisa lebih baik lagi?
Jawaban untuk Pak Edo:
Kita di Indonesia punya problem disitu, awalnya begitu hangatnya, setelah itu kehilangan semangat, itulah salah satu challenge besar kita. Belajar dari filosofi orang-orang jepang, di Jepang tidak terlalu banyak metode, dibandingkan dengan di barat. Tapi jika ada 1 metode, mereka akan lakukan secara konsisten. Dan itu benar-benar dilakukan sampai mendapatkan hasil. So, apa yang bisa kita pelajari dan lakukan:
1. Pemimpin harus terus mengingatkan dan jangan pernah bosan
2. Semua system hasilnya harus direward
Bapak Umar:
Saya dosen mengajar di beberapa institusi, kadang mengalami persoalan dalam mengenali orang yang diajarkan. Maksud saya apakah dalah proses coach ini perlu mengenal person to person dulu baru bisa memulai atau adakah tipologi mengajar, bagaimana ilmu komunikasinya?
Jawaban untuk Pak Umar,
Training Coaching & Counseling, salah satu yang diajarkan adalah tipe kebribadian yang disebut MBTI, dengan kita mengenali tipe-tipe masing-masing orang, akan lebih mudah untuk memulai hubungan dan banyak solusi yang bisa kita ciptakan.
INFORMASI PENTING!!
WORKSHOP “Excellency Coaching & Counseling for LEADERS” (Developing Our People)
Hotel Grand Mercure, 24-25 Februari 2014
JADILAH BAGIAN DARI SUCCESSFUL BUSINESS LEADERS KARENA MEMILIKI SISTEM & TOOLS YANG APLIKATIF INI!
Apa manfaat dan tujuan PROGRAM COACHING & COUNSELING EXCELLENCY ini?
Mendapatkan mentalitas dasar (basic mentality) yang komprehensif tentang kepemimpinan untuk pengembangan diri dan kemampuan pengembangan orang dan pengembangan manusia yang lebih optimal
Mendapatkan tips dan langkah-langkah menjadi pimpinan yang efektif melewati 5 level kepemimpinan John Maxwell: position, permission, production, people, personhood
Mendapatkan feedback atau umpan balik langsung terkait dengan kemampuan dalam melakukan coaching dan counseling melalui proses role play coaching & counseling yang efektif
Mendapatkan tips-tips dan langkah praktis dalam kepemimpinan: tips ‘Amaryllis Priciple’, tips afirmasi staf yang efektif, tips berempati terhadap masalah karyawan, tips ‘grassroot leadership’ , tips menghadapi toxic employee, tips langkah demi langkah melakukan proses coaching dan counseling yang tepat. tips menggembangkan anak buah dengan model mind mapping
Mendapatkan sistem dan assessment yang komprehensif dengan 3 tools yang telah terbukti efektif untuk membantu banyak pemimpin menjadi berhasil: MBTI, Performance Problem Analysis Mager-Pike, Excellency Interaction Process
Untuk informasi dan pendaftaran, telp. 021. 3518505, atau 021.3862521
Best regards,
Stephanie Natalia |