Tanpa bermaksud memperdebatkan kalah menangnya Timnas di KL, marilah kita coba melihat pelajaran yang bisa kita ambil dari proses permainan bola saat itu. Diawal permainan, kubu kita menerima serangan bertubi tubi dari Malaysia. Tapi kemudian timnas kita mulai bangkit, sampai akhir babak pertama.
Sayang sekali, setelah babak kedua, salah seorang pemain kita tanpa disadarinya telah mengubah kondisi tim dari ‘attacking state’ menjadi ‘victim state’…hanya gara gara laser. Pemain top dunia seperti Christiano Ronaldo pernah mengalaminya disaat dia akan melakukan tendangan bebas. Dia tahu ada sinar laser, tapi dia fokus ke bola, bukan ke sumber lasernya, dan ….goal! Dia tidak mau menjadikan dirinya korban (victim) yang bisa merusak konsentrasinya.
Nah, kalau kita sudah menempatkan diri sebagai korban maka otomatis (bawah sadar) kita tinggal menunggu waktu untuk ‘dikorbankan’…..Lihat saja bagaimana hanya 4 pemain yang bertahan didekat gawang…….yang sangat mudah dikecoh pemain lawan. Pemain gelandang dan strikers kita yang biasanya aktif memperkuat pertahanan, tidak muncul…..Itu bukan salah mereka, karena ‘victim state’ sudah ‘meracuni’ mereka.
Sangat disayangkan, semangat menyerang yang sudah tinggi akhirnya drop tajam sejak permainan dihentikan, hanya gara gara laser (apakah pemain kita focus ke sumber lasernya daripada ke bolanya, sehingga merasa terganggu….?). Ibarat mesin diesel putaran tinggi, tiba tiba dimatikan……ketika mau jalan lagi, tersendat sendat……sampai peluit panjang berbunyi. Kecerdasan emosional pemain kita masih perlu ditata lagi agar dalam leg ke 2 besok mereka bisa bertindak dengan lebih cerdas.
Nah, menghadapi tahun 2011, marilah kita mempersiapkan diri dan menyadari diriagar terhindar dari ‘victim state’ baik dalam menghadapi boss yang galak maupun pesaing yang agresif……Jangan menempatkan diri sendiri sebagai korban yang tidak berdaya……if you do, you are bound to lose!
(dikirim ke milis HRE dan TrainersClub 28 Des 2010)
Best regards,
Eka Wartana