Kesalahan ringan atau berat karyawan sudah jelas di peraturan perusahaan. Jadi, itu tidak kita bahas di sini. Yuk kita coba melihat dari sisi lainnya.
Perlakuan tidak fair karyawan kita pilah menjadi dua ya….:
- Terhadap perusahaan
- Terhadap dirinya sendiri.
Tidak fair terhadap Perusahaan, atasan, kolega
- Bekerja dengan santai pada jam kerja, kerja lembur sesudah jam kerja
- Motivasinya rendah
- Kalau kena marah, ngambek atau mogok diam diam (silent strike). Gejalanya: memperlambat pekerjaan, atau mengurangi mutu pekerjaan.
- Menggosip atasan atau perusahaan. (tapi bersikap manis di depan atasan)
- Mau hak tapi menghindar dari kewajiban dan tanggung jawab.
- Korupsi waktu untuk kepentingan pribadi (ber-WA ria, nonton video) pada jam kerja. (korupsi materi/ uang sudah termasuk dalam peraturan perusahaan)
- Memakai fasilitas kantor yang bukan haknya (bawa pulang kertas, alat tulis, memakai computer untuk kepentingan pribadi dsb).
- Mengutamakan aktifitas daripada produktifitas (yang penting kelihatan sibuk)
Tidak fair (‘sabotase’) terhadap diri sendiri:
Beberapa hal di bawah ini sekilas (tanpa disadarinya) terlihat bukanlah tindakan tidak fair terhadap diri sendiri. Tapi, sesungguhnya karyawan sudah merugikan dirinya sendiri karena bertindak kurang bijaksana, tidak ‘fair’.
Sikap tidak fair terhadap orang lain berdampak pada dirinya. Secara tidak langsung,dia bertindak tidak fair terhadap dirinya sendiri, bukan?
- Mengabaikan perkembangan karier sendiri dengan tidak mau bekerja keras dengan motivasi tinggi
- Ketika kena tegur, cenderung slow down daripada pembuktian diri lewat prestasi. (menghilangkan kesempatan untuk maju)
- Tidak mau membantu koleganya sehingga dia kehilangan kesempatan untuk memperoleh bantuan. (tanpa disadari dia merusak teamwork)
- Tidak mau berbagi ilmu sehingga dia kehilangan kesempatan memperoleh tambahan ilmu dari koleganya.
- Hanya melihat jangka pendek (cukup hidup di masa sekarang), tanpa melihat kebutuhan di masa depan (anak anak tambah besar, diiringi biaya yang lebih besar) termasuk saat dia pensiun nanti (fisik semakin lemah, sakit-sakitan, butuh biaya kesehatan yang besar, tabungan menyusut, anak belum tentu mau merawat, membiayainya)
- Memperoleh nama dengan ‘mencuri’ karya orang lain. Tindakan seperti itu selain merampas hak orang lain, juga merugikan dirinya sendiri karena tidak ada dorongan untuk menciptakan karya sendiri.
- Ini yang jarang terjadi tapi nyata: menolak di promosi. Dia tidak yakin akan kemampuan sendiri. Kemampuan, skillsnya tertutupi oleh rasa kurang percaya diri. Secara teknis sebenarnya dia mampu tapi secara psikologis dia merasa belum siap. Takut gagal lebih menguasai dirinya.
Kedua sikap diatas, baik sikap tidak fair terhadap perusahaan, maupun diri sendiri, berbentuk sabotase terhadap karier dan masa depan si karyawan sendiri.
Sayang sekali, masih banyak karyawan yang tanpa disadarinya telah melakukan ‘sabotase’ diri. Sementara rekan rekannya sudah maju, dia masih terpaku di posisi lama. Belakangan baru menyesal.tentu tidak ada gunanya lagi…..
Eka Wartana
Founder, Master Trainer: The MindWeb Way of Thinking.
Author: To Think Without Thinking (in English), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & English Edition).
Professional Licensed Trainer (MWS International)
Over 33 years of experience in various managerial positions in well-known companies.
#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #karyaanakbangsa #ekawartana #relativecontradictive #problempreventing #perlakuanadil #fair #company #sabotasediri