Buatlah Kesalahan?
Oleh: Eka Wartana
“Jangan takut melakukan kesalahan”, begitu saran banyak orang, termasuk dari orang orang ternama. Orang dibenarkan untuk membuat kesalahan dan disarankan untuk belajar dari kesalahannya. Tujuan dari saran itu adalah baik, yaitu supaya orang tidak takut takut untuk melakukan sesuatu dan bisa belajar dari situ. Syaratnya, tidak mengulangi kesalahan yang sama. (keledai aja tidak mau terperosok di lubang yang sama)
Belajar dari kesalahan. Setuju sekali! Pertanyaan kuncinya: haruskah dari kesalahan sendiri? Kenapa tidak belajar dari kesalahan orang lain saja?
Kedua sikap diatas memberikan perbedaan besar. Pembenaran untuk membuat kesalahan sendiri ada interkoneksi nya dengan beberapa hal:
- Kesalahan berulang. Bisa jadi kita mengulangi kesalahan orang lain. Bukankah jauh lebih baik tidak mengulangi kesalahan, baik kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain? (mengulang kesalahan sendiri: kalah sama keledai….. mengulang kesalahan orang lain: kalah sama keledai pintar..ha..ha..ha..)
- Resiko. Kesalahan bisa membawa resiko yang fatal. Kesalahan salesman dalam berkomunikasi dengan customer bisa menyebabkan kehilangan prospek (lost sales). (contoh resiko: Kesalahan tim gegana memotong kabel bisa mengakibatkan meledaknya bom……Kesalahan pilot bisa membuat pesawat jatuh…Kesalahan ngebor, bisa jadi banjir lumpur…..)
- Waktu. Pemborosan biaya atas kesalahan: waktu dan energy.
- Pembenaran. Dengan memberikan peluang untuk membuat kesalahan, pikiran bawah sadar kita akan menerima pembenaran untuk kesalahan. (Kok bisa ya, salah tapi benar….?)
Sebaiknya gimana ya kita menyikapi kesalahan tanpa bersikap pro terhadap kesalahan?
- Memory. Kita tidak bisa lepas dari masa lalu. “Kemarin” bukanlah history, tapi memory yang kita perlukan untuk mempelajari hal hal baru hari ini (Today). Kita mencoba untuk melihat cara orang lain melalukan hal yang kita lakukan yang berdampak positif. Biarkanlah orang lain melakukan banyak kesalahan dimasa lalu dan hindarkanlah kita melakukan kesalahan disaat ini.
- Consequential Thinking. Menerapkan hubungan sebab-akibat bisa mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan. Kita mengantisipasi apa yang mungkin terjadi atas tindakan yang kita lakukan. Ini mengurangi kadar resiko. Consequential Thinking ini adalah salah satu manfaat dari metode MindWeb…..(Eh, kok promosi? Bukan promosi tapi diharapkan bisa membuat rekan rekan di promosi….)
- Toleransi. Dengan sudah melakukan kedua hal diatas dan kesalahan terjadi juga, disini diperlukan adanya toleransi. Kita menerima kesalahan. Yang lebih penting, tindakan perbaikan dengan segera, dan tidak mengulanginya. Biarkanlah orang lain belajar dari kesalahan kita…….
- Hal Hal Baru. Untuk kreasi baru yang belum pernah dilakukan oleh orang lain, kiranya wajar diberikan toleransi yang lebih besar, tanpa pernah melupakan consequential thinking.
Kalau salah pilih istri (suami) gimana…..? Lebih baik baik belajar dari kesalahan sendiri ya, supaya bisa milih milih lagi….? Maunya…..!
“Membuat kesalahan itu manusiawi, tapi bukanlah suatu keharusan. Orang pintar lebih banyak belajar dari kesalahan orang lain” (MindWeb Way)
Salam BTMaMW,
Eka Wartana