Boss Juga Aktor

Eka Wartana 15/11/2023 0
Boss Juga Aktor

Oleh: Eka Wartana

Percaya gak kalau atasan juga perlu acting? Kenapa dia perlu acting? Bagaimana mengenalinya?

Dulu, salah satu boss-ku terkadang menunjukkan ‘acting’-nya. Dalam meeting dia marah keras ketika ada yang kurang beres di kantor cabang. Tapi sesudah itu sikapnya biasa saja. Dari sini kita bisa tahu bahwa sesungguhnya kemarahannya itu berada pada level normal. Acting-nya itu dilakukan untuk memberikan penekanan kepada bawahannya, supaya kesalahan tidak terulang.

Jadi, kalau boss marah marah, tenang aja…supaya mental kita stabil. Kalau grogi atau takut, akal sehat kita akan terinfeksi. Dengan bersikap tenang, kita akan mampu melihat segala sesuatunya dengan gamblang dan siap memberikan tanggapan yang logis. Ketika kita takut, situasi yang mengendalikan kita. Ketika tenang, kita yang mengendalikan situasi. Bahkan bisa jadi kita bisa mengendalikan si boss. Ketika si boss marah benaran, maka logikanya terpolusi dan lebih mudah dikendalikan dengan akal sehat. Tapi, jangan membantah ketika dia sedang emosi.

Dalam asmara, situasinya lain lagi. Ketika merayu seorang cewek, si pria suka bermain drama. Dia pura pura sangat mencintai calon pacarnya supaya berhasil menggaet cinta si cewek. Setelah jadi pacar atau istri, baru kelihatan sifat aslinya yang sering bertentangan dengan sifatnya ketika pacaran.

Demikian pula di cewek, pura pura acuh ketika didekati pria. Padahal dia juga suka. Mirip merpati ya…jinak jinak gimana gitu….! Ketika si pria menjauh, dia resah. Itulah salah satu seni cinta remaja.

Siapa yang paling suka ‘acting’? Orang sales! Itu adalah salah satu skills yang diperlukan oleh orang sales dalam menjual product-nya. ‘Acting’nya sering berbumbu bohong bohong sedikit untuk memengaruhi calon pembelinya.  Calon pembelinya dikomentari:”Cantik….!” padahal dia biasa saja. Demi menyenangkan si calon, apa salahnya?

Orang yang terlalu lugu sering gagal menjadi orang sales. Jadi, orang sales itu banyak dosanya, ya? Ya, enggak juga. Dalam batas batas tertentu, mereka perlu melakukan hal itu. Yang penting tentunya jangan berlebihan.

Hal yang serupa juga dilakukan oleh para politikus lho! Memuji, menjilat atasan demi karier dan masa depannya. Boleh kah memakai cara itu? No comments!   

Benar juga pesan dalam sebuah lagu:”Dunia ini, panggung sandiwara…..” Ada yang ‘acting’ marah marah untuk menekan bawahannya atau lawan debatnya. Ada pengemudi yang marah marah kepada driver lain, padahal mobilnya yang menabrak. Tujuannya supaya membalik kesalahan kepada orang lain, sehingga tiak perlu membayar ganti rugi.

Ada pejabat yang diam diam saja ketika diserang, seakan dia tidak peduli. Tapi diam diam dia merancang untuk melaksanakan dendamnya. ‘Element of surprise’ menjadi andalannya. Orang tidak akan tahu, sampai seseorang membuka topengnya….

Kesimpulan:

Acting itu dilakukan orang karena ada sesuatu yang diharapkannya. Bisa imbalan, bisa balasan.”

Salam Problem-Preventing,

Eka Wartana

Author:

Relative-Contradictive dalam Profesi, (pesan buku via WA ke: 081281811999)

Berpikir Tanpa Mikir – Terobosan Cara Berpikir,

To Think Without Thinking – A Thinking Breakthrough,

MindWeb-A New Way of Thinking.

Founder and Master Trainer:

The MindWeb Way of Thinking

Problem-Preventing, The Advanced Competency – The MindWeb Way

#relativecontradictive #problempreventing #tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #ekawartana  #karyaanakbangsa #aslikaryaindonesia #mindweb #aktor #emosi #acting

Leave A Response »