Baper Leader

Eka Wartana 26/09/2023 0
Baper Leader

Oleh: Eka Wartana

Orang yang menjadi leader banyak. Ternyata leader yang baper, banyak juga ya! Ini dari pengamatan saya selama aktif bekerja sejak awal.

Bagaimana dengan pengalaman rekan rekan?

Coba deh, kita perhatikan para leader di sekitar kita. Lumayan banyak ‘kan yang bersikap dan bertindak berdasarkan perasaannya daripada logikanya….

Kalau dipikir pikir, kenapa ya banyak leader yang baper (bawa perasaan)? Hal hal apa saja yang menjadi penyebab leader menjadi kesal, marah, tersinggung? Siapa saja yang bisa menjadi korban kebaperannya?

Seorang leader bertugas memimpin anak buahnya. Tapi leader yang baper, malah menjadi follower dari keegoannya, dari perasaannya. Ego dan perasaannya yang memimpin dan mengarahkan dia. Nah, kalau sudah begitu, siapa sebenarnya yang memimpin anak buahnya? Bukanlah si leader, tapi ‘leader dari leader’nya, yaitu ego dan perasaannya.

Bahayanya situasi seperti itu, target dan tujuan Perusahaan bisa terkalahkan oleh ego leadernya.

Bagaimana seorang leader terbentuk menjadi orang baperan? Bisa jadi karena sejak kecil sangat dimanja, selalu dilayani, dijadikan pusat perhatian (sehingga dia menjadi egocentris). Bisa karena kuper, kurang pergaulan. Bisa juga dia berubah setelah memperoleh kekuasaan. Dia mau semua orang mengikuti kemauannya.

Si Leader baper akan marah ketika dikritik atau diberikan masukan yang kurang berkenan di hatinya. Dia merasa terpukul kalau orang lain, terutama selevelnya memperoleh pujian atau mencapai prestasi tertentu yang melebihi prestasinya.

Dia juga akan marah kalau perintahnya tidak dijalankan. Dia mau semua keinginannya dipenuhi.  

Lalu siapa saja yang akan menjadi korbannya? Siapa yang sangka kalau korban utamanya adalah dirinya sendiri! Tapi hal itu tidak disadarinya. Hidupnya akan menderita karena perasaannya yang terlalu sensitive. Objective team dan Perusahaan akan kalah prioritas dari kepentingannya. Anak buahnya juga menjadi korban karena menahan perasaan. Lebih parah lagi, anak buahnya akan menjelma menjadi para penjilat. Dengan menyenangkan atasannya yang baper, mereka akan memperoleh fasilitas dan prioritas.

Semakin baper seorang leader ketika berkuasa, akan semakin menderita dia ketika kehilangan kekuasaannya. Mereka menjelma menjadi post-power syndrome-r!

Setiap leader sebaiknya meningkatkan kecerdasan emosionalnya. Bukan hanya teorinya, tapi benar benar dipraktekkan. Para leader diharapkan bisa mengerti tentang dirinya, orang lain dan bisa mengelola emosinya dengan baik.

Kalau emosi berkuasa, maka logika pun binasa” (The MindWeb Way).

Salam Relative-Contradictive, Eka Wartana

Author:

Relative-Contradictive dalam Profesi, (pesan buku via WA ke: 081281811999)

Berpikir Tanpa Mikir – Terobosan Cara Berpikir,

To Think Without Thinking – A Thinking Breakthrough,

MindWeb-A New Way of Thinking.

Founder and Master Trainer:

The MindWeb Way of Thinking

Problem-Preventing, The Advanced Competency – The MindWeb Way

#relativecontradictive #problempreventing #tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #karyaanakbangsa #aslikaryaindonesia #mindweb #baper #leader #egosentris #emosidanlogika

Leave A Response »