Kesimpulan Keliru

Eka Wartana 11/07/2023 0
Kesimpulan Keliru

Oleh: Eka Wartana

Ada berbagai hal yang menyebabkan adanya kesimpulan yang keliru.

  • Informasi yang kurang (minim)
  • Tidak adanya interkoneksi antar informasi.
  • Persepsi berbeda dari setiap orang
  • Peristiwanya terjadi pada waktu dan lokasi yang berbeda.

Informasi yang kurang (minim)

Anak sekolah merasa dirinya bodoh. Nilai matematiknya buruk. Dia tidak tahu (kurang informasi) bahwa kecerdasan orang itu berbeda-beda. Ada yang cerdas dalam berinteraksi dengan orang lain, atau pandai dalam bidang seni atau olah raga. Jadi, sebenarnya dia bukanlah bodoh.

Pembangunan jalan hanya menguntungkan orang kaya”. Kesimpulan salah itu timbul karena kurangnya informasi (pengetahuan) akan hubungan antara logistic/distribusi, ketersediaan dan harga barang.   

Tidak adanya interkoneksi antar informasi

Musuh dari musuhku adalah temanku”. Kesimpulannya terlalu general (generalisasi). Kenyataannya tidak selalu begitu. Bisa jadi ketiganya saling bermusuhan. Musuh dari musuhku adalah musuhku juga….

Kalau dibalik malah lebih keliru lagi:”Teman dari temanku adalah musuhku”.

Di bidang ekonomi orang bilang ada rumusan supply – demand dan harga. Kalau permintaan (demand) tinggi maka ketersediaan barang akan langka. Harga akan naik.

Tapi kenyataannya, bukan karena produksi yang kurang maka harganya naik. Tapi karena supply nya disembunyikan oleh penimbun barang. Dengan meningkatkan produksi lagi, pasar akan kebanjiran dan penimbun terpaksa menurunkan harga.

Karena ulah penimbun, interkoneksi antara produsen, distributor dan konsumen menjadi kabur.

Persepsi berbeda dari setiap orang

Kalau ada dua orang, yang satu gemuk, yang satu lagi kurus. Siapa yang perlu dikasih makan lebih banyak?

Kesimpulannya: Ada yang bilang yang kurus, karena dia perlu banyak makan supaya gemuk. Tapi di sisi lain, orang kurus, ususnya kecil…makan sedikit aja sudah kenyang.

Sebaliknya orang gemuk, kalau dikasih makan sedikit, dia masih lapar. Ususnya besar.

Contoh lain. Ketika saya memuji seorang teman akan kehebatannya, ada teman lain yang merasa ‘diremehkan’ karena namanya tidak disebut. Pada hal bukan itu maksudnya. Persepsinya keliru dan tanpa disadarinya, dia telah mengadili dirinya sendiri.

Ada karyawan yang kesal dengan atasannya karena diberi tugas terlalu banyak. Atasannya dianggap tidak suka terhadapnya. Padahal, dia diberi tugas banyak karena dipercaya sanggup menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu.

Kesimpulan yang keliru bisa menghambat perkembangan kariernya.

Peristiwanya terjadi pada waktu dan lokasi yang berbeda.

Ketika pesawat baling baling diperkenalkan orang, semua terkagum kagum. Kecepatannya tinggi (dibadingkan dengan apa? Kuda?). Di zaman sebelumnya, kuda sudah menjadi alat transportasi yang cepat (dibandingkan dengan jalan kaki). Dengan waktu yang berbeda, kesimpulan bisa lain.

Dengan adanya pesawat jet saat ini, pesawat baling baling menjadi ‘sangat lambat’. Tapi ada lokasi di mana pesawat jet tidak bisa dipakai karena terbatasnya panjang landasan. Di pedalaman Papua, hanya pesawat baling baling yang bisa dioperasikan. Pada lokasi berbeda, kesimpulan juga bisa berbeda.

Dampak dari kesimpulan yang keliru bisa bermacam-macam:

  • Perselisihan (yang sebenarnya tidak perlu)
  • Perasaan kurang nyaman (akibat terlalu baper)
  • Balas dendam (yang sebenarnya tidak perlu)
  • Sikap masa bodoh (anjing menggonggong, kafilah berlalu…emangnya mereka itu anjing…?)
  • Salah memberikan penilaian (tidak fair)

Kesimpulannya:

Bagaimana caranya supaya kesimpulan tidak keliru?

Jangan mengambil kesimpulan!” (jawaban nyeleneh….)

Tentunya ada yang lebih baik:

Daripada mengambil kesimpulan yang salah, lebih baik mengambil kesimpulan yang benar……” (Ha ha ha, nyeleneh juga tapi agak lempeng ya…?)

Salah satu resep untuk mencegah terjadinya masalah adalah dengan mengambil kesimpulan yang benar, dengan melihat dari berbagai sudut pandang.

Salam Problem-Preventing,

Eka Wartana

Author:

Relative-Contradictive dalam Profesi, (pesan buku via WA ke: 081281811999)

Berpikir Tanpa Mikir – Terobosan Cara Berpikir,

To Think Without Thinking – A Thinking Breakthrough,

MindWeb-A New Way of Thinking.

Founder and Master Trainer:

The MindWeb Way of Thinking

Problem-Preventing, The Advanced Competency – The MindWeb Way

#relativecontradictive #problempreventing #tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #karyaanakbangsa #aslikaryaindonesia #mindweb #kesimpulan #interkoneksi #persepsi

Leave A Response »