Oleh: Eka Wartana
Ada dua potensi yang bertolak belakang.
Keduanya sangat penting, namun sering diabaikan dan dilupakan orang.
Akibatnya, timbul kerugian berupa kehilangan kesempatan berkembang dan kehilangan biaya besar.
Apa kedua potensi itu?
- Potensi Diri.
- Potensi Problem (Problem Potential)
POTENSI DIRI
Setiap orang memiliki potensi diri untuk berkembang lebih jauh. Tapi banyak yang tidak berkembang potensinya. Kenapa?
Pertama. Dia tahu dirinya memiliki potensi, tapi tidak tahu cara untuk mengembangkannya.
Kedua. Dia tahu potensi dirinya, tapi tidak mau mengenbangkannya. Dia merasa puas merada di zona nyamannya. Dasarnya: malas.
Ketiga. Tidak kalah banyaknya orang yang tidak tahu kalau mereka memiliki potensi bagus.
Bagaimana supaya tahu akan potensi sendiri? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Do your best! Selalu lakukan yang terbaik , apapun yang dikerjakan. Tidak usah memikirkan menjadi yang terbaik (Be the best) terutama jika membanding-bandingkan dengan orang lain.
- Challenges. Bukan hanya mencari tantangan, tapi cari tantangan yang lebih besar. Nantinya Anda akan tahu bahwa selalu terbuka kemampuam untuk terus meningkatkan prestasi.
- Feedback/Critics. Terima masukan orang lain dengan sikap positive. Kritik pun seringkali memberi manfaat untuk pengembangan diri.
- Comfort Zone. Jangan pernah puas ketika berada di zona nyaman. Tapi terus menerus cari zona yang lebih nyaman
- Learn. Pelajari cara-cara orang yang berprestasi hebat. Practice-practice-practice!
“Do not limit your challenges; challenge your limits”
(Jerry Dunn)
POTENTIAL PROBLEM
Serupa dengan potensi diri, potensi problem juga ada beberapa versinya:
Pertama. Tidak tahu ada potensi masalah. Ini terjadi bisa karena kurangnya pengalaman, kurangnya daya antisipasi, hanya terfokus pada saat ini, atau memang tidak mau tahu.
Kedua. Tahu ada potensi masalah tapi tidak melakukan apa apa. Bisa jadi karena tidak menyadari dampak dari masalahnya. “Toh masalahnya belum terjadi dan belum tentu terjadi”, pikirnya.
Ketiga. Tahu ada potensi masalah dan mempersiapkan pencegahan supaya masalahnya tidak sampai terjadi. Problem pun bisa dicegah. Kelompok ini sudah belajar dan memiliki ‘advanced competency’: Problem Preventing.
Bagaimana caranya untuk memiliki Problem Preventing Competency?
Ada 5 Key Fators yang bisa dipakai untuk mencegah terjadinya problem. Semua hal tentang hal ini dibahas dalam training Problem Preventing. Peserta dari 2 Batch sebelumnya merasakan manfaat yang luar biasa dari training Problem Preventing ini.
Batch 3 menyusul. Rekan rekan yang berminat sudah bisa mendaftarkan diri mulai sekarang. WA: 081281811999.
Salam Problem Preventing,
Eka Wartana
Founder, Master Trainer: The MindWeb Way of Thinking.
Author: To Think Without Thinking (in English), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & English Edition), Relative-Contradictive dalam Profesi, Relative-Contradictive dalam Kehidupan.
Professional Licensed Trainer (MWS International)
Over 33 years of experience in various managerial positions in well-known companies.
#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #karyaanakbangsa #karyaorisinal #ekawartana #relativecontradictive #problempreventing #potensidiri #potensiproblem #potentialproblemcompetency
Seperti dlm keadaan krisis di industri: any crisis leads into new opportunity.
Betul sekali, Pak Ludwig. Setiap problem memberikan opportunity.
Problem solving is most important: Be prepared, be available, be authoritative!
Great, Pak Ludwig!