TIPS MENCEGAH POST-POWER SYNDROME

Eka Wartana 21/02/2023 0
TIPS MENCEGAH POST-POWER SYNDROME

Oleh: Eka Wartana

Mengherankan…., kok di dictionary Harvard, Cambridge, Merriam-Webster tidak bisa saya temukan istilah post-power syndrome (PPS) ya….? Apakah ini hanya istilah di Indonesia? Orang sono tidak ada yang mengalaminya….?

Apa penyebab PPS?

Ada beberapa hal yang menyebabkan orang mengalami PPS ketika kehilangan miliknya: kekuasaan, kekayaan, kecantikan/kegantengan (di masa muda), popularitas, aktifitas.

Kapan orang mengalami PPS?

Ketika seseorang:

  1. Pensiun
  2. Di PHK
  3. Dimutasi ke posisi tanpa kekuasaan lagi
  4. Bangkrut usahanya

Apa akibatnya?

Psikologis, psikis: Putus asa, kecewa, bingung, merasa hampa, takut, depresi.

Fisik: sakit sakitan.

Kenapa orang sampai mengalami PPS?

  • Lupa diri ketika memiliki kekuasaan (sombong, sok kuasa, tidak menghargai orang lain)
  • Tidak ada persiapan diri menghadapi perubahan situasi
  • Hampanya rasa syukur

Oh, iya, ada satu lagi:belum belajar Problem- Preventing skills…… yang mengajarkan cara bagaimana mencegah terjadinya masalah. Masalah diselesaikan sebelum terjadi. (perlu training Problem-Preventing? Hubungi 081281811999)

Tips Mencegah PPS

Beberapa saran untuk menghindari PPS:

  1. Selama bertugas, fokuslah pada tanggungjawab dan prestasi, bukan pada kekuasaan atau prestise.
  2. Sadari bahwa cepat atau lambat akan tiba masanya kita menghadapi perubahan. Cepat atau lambat akan datang masa pensiun. (atau berhenti/mutasi). Tidak ada hal hal yang permanen!
  3. Jauh sebelum pensiun, kuasai minimal satu ilmu tertentu untuk menjadi bekal ketika tidak memiliki pekerjaan lagi. Dengan ilmu itu Anda bisa meneruskan aktifitas entah menjadi trainer, konsultan atau pun mencari pekerjaan lain. Semakin muda memulai pengumpulan ilmu, kompetensi itu, semakin baik. Dengan begitu kita bisa pensiun dengan tenang.
  4. Persiapkan pengganti dengan baik. Usahakan supaya kepergian kita tidak menurunkan performa perusahaan. Jangan menjegal perusahaan dengan tidak mempersiapkan pengganti, dengan harapan masa kerja kita diperpanjang oleh  perusahaan.

Laksanakan proses hand-over tugas dengan baik dan lengkap. Pastikan pengganti kita bisa meneruskan tugas dengan baik.

  • Kalau berniat mengembangkan usaha, bisa dilakukan menjelang pensiun. Tapi hendaknya hal itu tidak mengganggu tugas sendiri dan bisnis perusahaan.

Dengan menjalankan hal hal diatas, semoga kita tidak mengalami PPS. Saya sendiri tidak merasakan PPS sama sekali ketika pensiun dulu. 3 thn sebelum pensiun saya mulai seleksi dan menyiapkan calon pengganti. Eh, ternyata perusahaan memperpanjang kontrak saya 2 thn dalam tugas lain.

Rahasia. Ada cara termudah supaya tidak sampai merasakan post-power syndrome? Mau tahu? Hindari pekerjaan yang memberi Anda ‘power’. Karena tidak memiliki, kita tidak akan pernah kehilangan….

Intinya, bersyukurlah atas diberikanNya kita masa kerja sampai masa pensiun, diberikanNya pengetahuan dan pengalaman yang begitu berharga. Tentunya juga bersyukur atas uang pensiun yang diterima.(kalau ada….)

Terakhir, sesungguhnya kita tidaklah kehilangan apa apa. Kita hanya mengembalikan semua hak yang sudah kita nikmati sekian lama. Bersyukur sajalah…..

Semakin sombong seseorang ketika berkuasa,

semakin terpukul dia saat kehilangan kekuasaannya

(The MindWeb Way)

Article terkait: https://mindwebway.com/?s=Post+power+syndrome&x=9&y=8

Salam Problem Preventing,

Eka Wartana

Founder, Master Trainer: The MindWeb Way of Thinking.

Author: To Think Without Thinking (in English), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & English Edition), Relative-Contradictive dalam Profesi, Relative-Contradictive dalam Kehidupan.

Professional Licensed Trainer (MWS International)

Over 33 years of experience in various managerial positions in well-known companies.

#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #karyaanakbangsa #karyaorisinal #ekawartana #relativecontradictive #problempreventing #kekayaan #kekuasaan #postpowersyndrome

Leave A Response »