Everything I Do….

Eka Wartana 18/07/2022 2
Everything I Do….

Oleh: Eka Wartana

Inspirasi quote ini datang dari lagunya Bryan Adams:

Everything I do, I do it for you

Ungkapan itu tentunya cocok untuk ‘gombal’ bagi orang yang sedang jatuh cinta. Untuk professional serupa tapi tidak sama:“Everything I do, I do it for the BEST

Di perusahaan, banyak orang yang melakukan tugas sekedarnya saja. Tidak mau bekerja keras, hanya mau main aman saja. “Yang penting dapat gaji”, pikirnya.

Kesalahan apa yang telah mereka lakukan?

Mereka telah menyia-nyiakan:

  • Waktunya, masa produktifnya. Pengalamannya, pengetahuannya, keterampilannya tidak bertambah.
  • Masa depannya. Tidak sadar bahwa usianya semakin tua, pada suatu saat nanti akan berhenti bekerja. Entah karena pensiun, atau karena diberhentikan (akibat kesalahan atau bangkrutnya perusahaan), atau meninggal….? (yang ini sih gak usah dipikirkan….)
  • Kepercayaan pimpinan dan perusahaan

Nah sebagai professional setiap orang perlu melakukan yang terbaik untuk apapun yang dilakukannya.

Ayo kita intip beberapa potong lirik lagu itu, yang juga cocok untuk professional:

“I would give it all, I would sacrifice…..”
“Don’t tell me it’s not worth fighting for….”

“Don’t tell me it’s not worth trying for…..”

“You know it’s true…..”

Dengan melakukan yang “the Best” dia akan memperoleh banyak manfaat, diantaranya:

  • Kesempatan untuk menambah ilmu, skills, competencies.
  • Kesempatan mengembangkan karier
  • Kesempatan untuk membangun masa depan yang cerah.
  • Kesempatan untuk menunjukkan tingkat daya juang
  • Kesempatan untuk selalu melaksanakan continuous improvement.
  • Kesempatan untuk menjadi professional handal

Mana lebih baik: Do your Best atau Be the Best?

Keduanya baik adanya dan ada keterkaitannya. Untuk menjadi ‘The Best’ orang perlu ‘Do his/her Best’. Tapi juga ada bedanya.

‘Do your best’ itu untuk menantang diri sendiri dengan self-motivation. Penilaiannya dari diri sendiri.

Sedangkan Be the Best menyangkut diri sendiri: ambisi dan juga menyangkut orang lain: kompetisi, yang seringkali berbumbu iri hati. Penilaiannya relative dilihat dari sudut yang mana.

Keduanya bagus. Masing masing orang punya selera sendiri sendiri.

Untuk menjadi “The Best” pun orang perlu “Do Your Best”  

Jadi, intinya:

“Everything I do, I do it for the BEST, not only for the Boss!”

Pokoknya: “Nothing to lose, so many things to gain!

Salam Berpikir Tanpa Mikir,

Eka Wartana

Founder, Master Trainer: The MindWeb Way of Thinking.

Author: To Think Without Thinking (in English), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & English Edition).

Professional Licensed Trainer (MWS International)

Over 33 years of experience in various managerial positions in well-known companies.

#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #karyaanakbangsa #karyaorisinal  #ekawartana #relativecontradictive #terobosan  #doitforthebest #thebest #profesionalism

2 Comments »

  1. Nana 20/07/2022 at 1:26 am - Reply

    Wah senang membaca tulisan pak Eka yg terkait dengan salah satu lagu kesukaan saya :).

    Sangat setuju pak, in order to BE the BEST, kita perlu DO Our BEST. Dan utk Do Our Best seringkali membutuhkan perubahan mindset dan juga konsistensi dalam menerapkannya ya

    Sehat dan sukses selalu ya pak Eka.

    Salam Berpikir Tanpa Mikir!

  2. Eka Wartana 20/07/2022 at 10:35 am - Reply

    Thanks Bu Nana untuk komentarnya.
    Yes, memang perlu perubahan mindset ke arah positive.

    Yang perlu dikembangkan adalah GRIT seseorang: passion & perseverance. Tanpa itu sulit baginya untuk ‘doing his/her best’.

    Sehat dan sukses juga buat Bu Nana ya…..

Leave A Response »