Oleh: Eka Wartana
Orang yang memiliki growth mindset berani menghadapi tantangan dengan berbagai risikonya. Feedback, bahkan kritik diterimanya dengan besar hati karena itu dianggap sebagai kesempatan untuk berkembang. Kesuksesan orang lain dilihatnya sebagai sumber inspirasi.
Orang yang tergolong memiliki fixed mindset berbeda. Mereka tidak berani menghadapi tantangan karena ada risikonya. Mereka kurang suka menerima feedback walau yang membangun sekalipun. Apalagi yang berupa kritik, yang membuatnya marah dan sakit hati. Mudah menyerah dan menganggap setiap kegagalan sifatnya permanen. Kesuksesan orang lain dianggap sebagai ancaman.
Bagaimana dengan orang yang memiliki Shrinked Mindset?
Ini adalah mindset yang lebih parah dari Fixed Mindset.
Orang yang mempunyai Shrink Mindset memiliki kecenderungan:
- Sering menganggap dirinya sebagai korban yang membutuhkan belas kasihan. Mereka ingin memperoleh empati dari orang lain dengan sikap berpura-pura.
- Segala sesuatunya dilihat dari sisi negative. Semua orang, kecuali dirinya, dianggap salah semua.
- Ketika ada orang lain yang lebih berhasil, dia merasa terpukul.
- Dia tidak bila menerima kekalahan dengan jiwa besar.
- Ketika ada orang lain menerima pujian atau penghargaan, dia merasa diperlakukan tidak adil karena dia merasa dirinya lebih pantas menerimanya.
- Tapi ketika ada orang lain yang menghadapi masalah, dia bersuka cita. Tapi seringkali dia pandai menutupinya dengan empati palsu.
- Orang ini suka bergossip membicarakan kekurangan orang lain dan seringkali kekurangan itu adalah diciptakannya sendiri.
- Cenderung suka ‘mengerosi’ keberhasilan/ karya orang lain. Dia suka menaikkan namanya dengan menginjak orang lain.
Ciri-ciri diatas adalah versi bebas berdasarkan pengalaman, bukan diambil dari textbook……
Sebetulnya orang yang bermindset shrinked perlu dikasihani. Kenapa ya kok ada orang yang berkembang menjadi orang yang punya shrinked mindset? Penyebabnya bisa jadi:
- Pengalaman pahit di masa kecilnya (broken home atau dianaktirikan?)
- Emosinya kurang stabil (self-awareness dan self-management-nya lemah?)
- Sering di-bully orang lain
- Ambisi yang tidak terkendali. (Tuntutan orangtua terlalu tinggi?)
- Memang bawaan pribadinya
Dengan mengetahui ciri ciri seperti itu, kita bisa menjaga jarak dengan orang orang seperti itu. Tapi tetap berhati hati karena ada yang pandai menyembunyikan kedoknya sehingga orang tidak menyadari telah berhadapan dengan orang yang mempunyai shrinked mindset.
Yang lebih penting lagi, kita bisa mencegah diri kita menjelma menjadi orang dengan shrinked mindset.
Kalau diibaratkan mobil, Growth Mindset itu gigi maju. Mobil bisa bergerak maju dengan cepat. Fixed Mindset itu gigi netral, dia tidak bergerak kemana-mana. Nah, Shrinked Mindset? Dia adalah gigi mundur….. salah arah, sulit dikendalikan, bisa bisa masuk jurang.
Sudah tahu begitu, kenapa ya masih banyak orang yang memelihara shrinked-mindset? Memang hobinya barangkali?
Eka Wartana
Founder, Master Trainer: The MindWeb Way of Thinking.
Author: To Think Without Thinking (in English), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & English Edition).
Professional Licensed Trainer (MWS International)
Over 33 years of experience in various managerial positions.
#tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #mindwebway #mindweb #karyaanakbangsa #ekawartana #relativecontradictive #growthmindset #fixedmindset #shrinkedmindset