Oleh: Eka Wartana
Segala hal yang terlalu itu kurang baik. Bahkan terlalu baik, juga kurang baik. Sikap baik yang berlebihan menggiring dan menjerumuskan orang ke masalah.
Contohnya: Belum lama ini ada orang “baik” yang minta tolong saya untuk mau menerima uang sebesar USD 22 juta dengan pembagian 50-50. Orang itu bermaksud “baik” berbagi duit. Tidak masuk akal sehat! Sekiranya saya berbaik hati membantu dia, bisa jadi uang saya malah akan terkuras habis. “Mau ngasih duit kok minta tolong!”
Demikian pula dengan ‘terlalu’ bentuk lain. Orang yang terlalu banyak bicara akan membuka kemungkinan untuk berbohong. Dan seringkali kebohongan itu ditutupi oleh kebohongan lain. Orang seperti ini memerlukan memori yang kuat supaya kebohongannya tidak terungkap.
Sebaiknya berbicara sesuai dengan keperluan. Hindari debat kusir dari orang yang terlalu banyak bicara karena akan muncul kebohongan yang tidak ada gunanya.
Terlalu banyak diam juga kurang baik karena itu akan menghilangkan kesempatan untuk meluruskan kesalahan. Tapi kiranya lebih baik diam daripada melibatkan diri dalam kebohongan, bukan?
Diamlah untuk mendengarkan dan untuk mencari kebijaksanaan.
Salam Relative-Contradictive,
Eka Wartana
Founder Master Trainer The MindWeb Way of Thinking
Author: Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb
Website: www.mindwebway.com
IG: eka.wartana, FB: eka.wartana.5
#terlalu #kebohongan #kebijaksanaan #terlalubayakbicara #relativecontradictive #mindwebway #mindweb #berpikirtanpamikir #ekawartana