Pamrih Yang Ngumpet
Oleh: Eka Wartana
Banyak sekali orang baik di dunia ini. Lihat saja, begitu banyak orang yang bersedekah, membantu orang miskin. Benar benar baik kah hatinya? Ayo kita telaah….
Ketika perbuatan baiknya tidak dibalas dengan terima kasih, banyak yang merasa kecewa dan kesal. “Gak tahu diri tuh orang!”, keluhnya.
Apa yang terjadi dengan orang yang bersedekah itu?
- Dia mengharapkan balasan terima kasih dari orang yang dibantunya. Dia kesal karena tidak memperoleh balasan itu.
- Sebenarnya tindakannya itu mengandung pamrih, tidak ikhlas sepenuhnya.
- Selain balasan terima kasih, banyak orang yang mengharapkan pahala dari Allah.
- Kondisi hatinya dikendalikan oleh factor luar, seperti reaksi orang lain terhadap bantuannya.
Bisa jadi penerima bantuan itu saking terpananya, sehingga tidak sempat mengucapkan terima kasih. Kenapa dijadikan masalah, ya?
Tindakan orang yang mengharapkan pamrih dalam bentuk apapun, sesungguhnya jauh dari ikhlas.
Dia belum merdeka karena terkekang oleh situasi diluar dirinya. Dia menjadikan dirinya korban. Padahal di aitu sebetulnya adalah pelaku, orangyang bertindak membantu orang lain.
Dia baru menjadi orang yang merdeka ketika tidak mengharapkan balasan apapun atas bantuannya. Bahkan Ketika “air susu dibalas air tuba” pun tidak mengubah perasaannya dalam membantu orang lain. Kalau lain kali dia tidak mau membantu orang itu lagi, itu sudah persoalan lain lagi.
Tidak ada “pamrih tersembunyi” di dalam kamus kehidupannya.
Pernah ada orang yang begitu baik terhadap saya. Ketika itu memang saya cukup banyak membantu dia. Nah, ketika saya tidak punya kesempatan lagi membantunya, sikapnya berubah walaupun tidak terlihat dengan jelas. Bahkan usahanya menjegal usaha saya untuk maju, dilakukannya dengan halus dan “tersembunyi” rapi. Sikapnya yang munafik mampu menyembunyikan pamrihnya.
Kesalkah saya? Iya, karena kelakuannya yang buruk. Menyesalkah saya membantunya? Tidak, karena saya membantunya tanpa pamrih. (walau air susu dibalasnya dengan air tuba…..)
Begitulah kehidupan, penuh panggung sandiwara, seperti lagu Ahmad Albar.
Pamrih yang ngumpet memang bikin empet…..
Salam Berpikir Tanpa Mikir,
Eka Wartana
Eka Wartana
Founder The MindWeb Way of Thinking
Master Trainer The MindWeb Way of Thinking (To Think Without Thinking)
Professional Licensed Trainer, MWS International.
Author: MindWeb – A New Way of Thinking, To Think Without Thinking – A Thinking Breakthrough.
Website: www.mindwebway.com
IG: @eka.wartana FB:facebook.com/eka.wartana5
#mindwebway #korban #pelaku #pamrih #tothinkiwithoutthinking #ekawartana #ikhlas #munafik