You is Kamu

admin 12/08/2020 0
You is Kamu

You is Kamu

Oleh: Eka Wartana

Budaya Barat memang luar biasa! Pengaruhnya begitu besar terhadap budaya bangsa bangsa lain, tak terkecuali terhadap budaya kita.

Contoh sederhana, pemakaian kata “You” yang di negara Barat dipakai untuk komunikasi dengan semua orang. Dalam budaya kita, masih ada perbedaan sebutan kepada pihak lain: kamu, Anda, Saudara.

Belakangan ini orang cenderung hanya memakai kata “kamu” untuk semua orang tidak peduli siapa dia, tidak peduli usianya (jadi ingat nonton film: semua umur, tanpa batasan usia…). Lihat saja iklan iklan, promosi di radio, TV yang sekilas nampaknya ditujukan kepada usia muda saja, kaum millennials. Tidak peduli yang membaca, mendengar, menonton itu orang tua, semuanya dianggap anak muda dan dipanggil dengan “kamu”. (Senangnya para orang tua yang dianggap muda….).

Pertanyaan yang muncul, apakah kata “kamu” itu dipakai secara konsisten terhadap semua orang?

Kenapa tidak? Tuhan aja sudah dipanggil dengan “kamu”: Mohon petunjukMu (singkatan dari kata “kamu”, hanya saja memakai huruf besar untuk menunjukkan respek).

Apakah “kamu” dipakai juga kepada atasan (Boss), Guru, Dosen, Hakim, Menteri, Presiden, selain kepada orang tua? Masih adakah unsur “respek”? Masih adakah konsistensi?

Apakah selain “You” kita akan mengadaptasi hal hal lainnya seperti free sex, free drugs, pernikahan sesama jenis, yang diterapkan di beberapa negara lain?

Apakah nantinya kata “sampeyan”, “panjenengan” dalam Bahasa Jawa diganti semuanya dengan “kowe”.

Zaman feodal sudah berlalu. Rasa hormat berlebihan tidaklah berlaku. Tapi, respek masihkah perlu?

Apakah ini gejala simplifikasi atau lunturnya budaya, dan lunturnya kecerdasan emosional manusia?

Baper berlebihan itu tidak bagus. Tapi taper juga tidak baik. (taper: tanpa perasaan). Jangan sampai logika menggila emosi. Jangan sampai kecerdasan emosional hanya mampir di bibir saja.

Membuat sesuatunya menjadi sederhana itu bagus, tapi tidak berarti menyepelekan semua hal.

“Everything should be made as simple as possible but not simpler” – Albert Einstein

Salam Berpikir Tanpa Mikir, Eka Wartana

Professional Licensed Trainer (MWS International)

Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking

Author Thinking Without Thinking, To Think Without Thinking (English Edition), MindWeb (Indonesian & English Edition).

Training needs: eka.wartana@mindwebway.com, WA 081281811999

Book needs: WA 081281811999, Amazon.com, ebook: Gramediana.com

#kamu #you #budaya #luntur #kecerdasanemosional #anda #saudara #simple #simplifikasi #respek #hormat #konsisten #berpikirtanpamikir #mindwebway #ekawartana

Leave A Response »