Yang Terakhir Yang Diingat
Oleh: Eka Wartana
Jadi teringat masa sekolah dulu ya, yang diingat hanyalah pelajaran terakhir. Juga teringat detik detik terakhir kehidupan manusia: yang diingat pesan terakhirnya….aduh, kok ke sana nyambungnya….?
Manusia mudah melupakan sesuatu. Kebaikan akan mudah terlupakan. Kalaupun diingat, hanyalah yang terakhir yang cenderung diingat. Kebaikan yang lama mudah sirna sejalan dengan waktu. Seakan akan prinsipnya: menerima kebaikan itu wajib hukumnya, berbuat kebaikan itu fakultatif. (Seenak udelnya sendiri ya….?)
Hanya orang orang yang baiklah yang selalu mengenang dan membalas kebaikan orang lain.
Tapi kalau menyangkut kesalahan orang, memorinya menjadi sangat kuat. Kesalahan baik yang lama, apalagi yang baru, akan melekat kuat di dalam ingatannya.
Lebih parahnya lagi: kebaikan orang tidak dibalas, tapi kesalahan orang akan dibalas dengan penuh dendam…..
Dari sikap seperti diatas itu, kesimpulannya apa ya?
- Kebanyakan orang berpikiran negative. Mereka suka bersimpati pada keburukan.
- Kebaikan seringkali dikalahkan oleh keburukan. Rasa dendam, iri hati, ego seseorang lebih berkuasa.
- Ego yang berlebihan sering membuat orang lupa akan hal hal sangat penting: religi, spiritualitas. Orang masih suka memendam dendam.
Menurut National Science Foundation, 80% pikiran manusia bersifat negative. Lebih buruknya lagi, sebagian besar berupa pengulangan. Bayangkan, betapa kuatnya pikiran negative itu menjelma menjadi keyakinannya.
Solusi untuk situasi umum yang kita hadapi itu sangat sederhana namun berdampak ganda: Selalu berbuat kebaikan dan selalu mengingat kebaikan orang lain.
Dampak gandanya:
- Diterima dengan baik oleh orang lain (manusia)
- Diterima dengan baik oleh Tuhan
Dengan sering berbuat kebaikan maka secara bertahap ego akan berkurang, baik ego orang lain maupun ego diri sendiri. Keburukanpun akan tererosi.
Semoga…….
Ayo kita hadapi tahun 2020 dengan sikap baru: menimpa keburukan dengan kebaikan. (Aneh kah ajakan ini….? Biasanya ajakannya: optimis, positive, dsb)
Salam Berpikir Tanpa Mikir,
Eka Wartana
Professional Licensed Trainer (MWS Int), Master Trainer–The MindWeb Way of Thinking, dengan 33 thn pengalaman managerial.
Founder: The MindWeb Way of Thinking, To Think Without Thinking
Author: To Think Without Thinking (English Edition), Berpikir Tanpa Mikir (Indonesian Edition), MindWeb– A New Way of Thinking (English dan Indonesian)
Website: mindwebway.com, FB: www.facebook.com/eka.wartana.5
IG: www.instagram.com/eka.wartana/
Need Training?
The MindWeb Way of Thinking/ Berpikir Tanpa Mikir
Management Training?
Contact: 081281811999 (WA) or eka.wartana@mindwebway.com
#tothinkwithoutthinking
#berpikirtanpamikir
#tanpamikir
#themindwebway
#mindweb
#ekawartana
#kesalahan #keburukan #kebaikan #memori #ego #dendam #iri