WHAT vs WHO

admin 09/08/2018 0
WHAT vs WHO

WHAT vs WHO

Oleh: Eka Wartana

Ketika terjadi masalah di kantor, banyak pimpinan cenderung mencari ‘WHO’ nya: SIAPA yang salah?”. Kiranya hanya pemimpin yang professional yang mengutamakan ‘WHAT’ nya:”APA masalahnya?”

Nah, seperti halnya kehidupan social, WHAT dan WHO juga suka berteman. Si ‘WHO’ sukanya berteman dengan si ‘WHY’. “KENAPA kamu buat kesalahan?” Sedangkan si ‘WHAT’ berkawan dengan si ‘HOW’:”BAGAIMANA hal itu bisa terjadi, BAGAIMANA mengatasinya dan mencegahnya d kemudian hari?”.

Si WHY focus pada masalahnya, sedangkan si WHAT focus pada solusinya. Rupanya bukan hanya pimpinan yang mempunyai pilihan sikap seperti itu, karyawan biasa juga sering bersikap serupa.

Ternyata “WHAT’ dan ‘WHY’ itu cenderung berkaitan dengan sikap sikap yang lain. Dengan interkoneksi MindWeb Way, kita lihat yuk apa interkoneksinya…..

WHO + WHY

  • Subjective. Mereka menilai sesuatu itu dari sudut pandangnya sendiri. Terkadang dia malah suka mencari-cari kesalahan.
  • Emotional. Penilaiannya berdasarkan emosi dan mengabaikan sisi rasional.
  • Priority. Karena kurang rasional, mereka jadinya salah prioritas. Yang terpenting, solusinya malah dinomorduakan.
  • Reactive. Mereka hanya bereaksi terhadap apa yang sudah terjadi dan tidak terpikir ke arah perbaikan untuk masa depan.
  • Egois. Mereka mendahulukan egonya dan kurang peduli dengan sisi orang lain.
  • Problem Oriented. Waktunya habis untuk sibuk dengan masalahnya. Akibatnya, masalahnya menjadi berkepanjangan dan lebih buruknya, akan berulang lagi.
  • Controlled by the situation. Tanpa disadari, mereka itu sudah dikendalikan oleh keadaan. Dibawa masuk jurang oleh keadaanpun mereka tidak sadar…..
  • No improvement. Karena terfokus pada masalahnya, mereka lupa untuk melakukan improvement (continuous improvement). Akibatnya mereka menjadi ‘pemadam kebakaran’ yang kerjanya memadamkan kebakaran, bukan mencegah terjadinya kebakaran.

WHAT + HOW

  • Objective. Mereka menilai sesuatu itu dari permasalahan yang terjadi dan tidak bias.
  • Rasional. Penilaiannya berdasarkan logika dan penilaian yang fair.
  • Priority. Mereka mengutamakan mencari solusi daripada memperbesar masalah.
  • Proactive. Selain mencari solusi, mereka mencari langkah perbaikan supaya masalah tidak terulang lagi. (How)
  • Solution Oriented. Yang menjadi prioritasnya adalah menyelesaikan masalah secepatnya.
  • Controlled the situation. Mereka tahu apa yang terjadi dan memegang kendalinya sehingga mampu menuju ke arah perbaikan yang diinginkan.
  • Continuous improvement. Dengan focus pada solusinya, mereka mengarah kepada perbaikan terus menerus sehingga masalah yang terjadi tidak terulang lagi.

Dampak Buruk dari WHO+WHY?

Sikap atasan seperti ini akan mensterilkan kreatifitas dan inovasi bawahannya. Mereka tidak berani mengambil risiko. Dampak selanjutnya ke perusahaan, kita sudahbisa menduganya…..

Adakah pengecualian dari WHO dan WHAT?

Sepertinya ada deh…..

Kalau yang melakukan kesalahan itu adalah anak kesayangannya, maka si WHO akan membelanya dan bermetamorfosa menjadi WHAT. Jadi, sesungguhnya dia mampu lho menjadi WHAT, hanya saja kemauan dan niat baiknya yang absen.

Lucu gak ya kalau kita lihat sisi emosinya…. Terhadap anak kesayangannya, EQ nya tinggi. Tapi terhadap orang lain, EQ nya jongkok, malah merayap!

Contoh pengecualian lainnya: koruptor. Kalau KPK hanya focus pada WHAT-nya saja, enak banget para koruptor (WHO) itu ya….!

Yang menarik, para istri sudah pada maju lho. Mereka focus pada WHAT. Contohnya, ketika suaminya bilang:”Aku mau menikah lagi….” Jawab si istri:”APA….?!!” (WHAT), bukan:”Menikah sama SIAPA…?” (WHO).

Lebih menarik lagi para koruptor…. Mereka tidak memakai WHO, WHAT, WHY tapi mereka cuma pakai satu:”HOW much….” (money that I get)

Anda termasuk yang mana? ‘WHAT’ atau ‘WHY’…… atau HOW MUCH….?

@ Tulisan ini didasarkan dari pengamatan selama 33 tahun di berbagai bidang management. Jadi bukan berdasarkan text book atau reference lain.

 

MY WAY…..YOUR WAY….MINDWEB WAY!

 

Salam Berpikir Tanpa Mikir,

Eka Wartana

Professional Licensed Trainer (MWS International) with 33 yrs of managerial experience.

Founder The MindWeb Way of Thinking

Author Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking (English Edition), MindWeb (Indonesia & English Edition).

Training needs: eka.wartana@mindwebway.com, WA 081281811999

Book needs: WA 081281811999, Amazon.com, getscoop.com (ebook)

#berpikirtanpamikir #tothinkwithoutthinking #mindwebway #ekawartana #trainer #mindwebwayofthinking #why #whynot #how # who #what #mencaricarikesalahan #rational #emotional #EQ #ego #proactivity #reactivity #continuousimprovement #problem #solution #controlledbysituation #controlthesituation #priority

Leave A Response »