Ekstremis di Perusahaan

admin 08/05/2018 0
Ekstremis di Perusahaan

‘Ekstremis’ Ada Di Perusahaan

Oleh: Eka Wartana

Hal hal ‘ekstrem’ bisa terjadi di mana-mana. Tanpa disadari oleh banyak orang, ternyata ada aliran ‘ektremis’ juga di perusahaan-perusahaan. Kok bisa ya…..? Aliran apa itu….?

Beberapa ‘ekstremis’ yang ada di perusahaan, dilihat dari sikapnya:

  • Orang yang sangat rajin dan sangat malas
  • Orang yang mau bekerja-sama dan orang yang egois
  • Orang yang selalu ingin mencari cara kerja yang lebih baik (continuous improvement) dan orang yang suka proses yang ‘seperti biasanya’
  • Orang yang menjilat atasan dan orang yang menjauhi atasan.

Nah, ekstremis yang akan kita bahas disini hanyalah yang terakhir, karena tiga hal lainnya sudah biasa.

Ekstremis 1: Menjilat Atasan

Untuk menarik hati atasan orang bisa melakukannya dengan tiga cara: menjilat, angkat telor, cari muka. Semuanya dilakukannya demi rasa aman dan mendapat kompensasi yang bagus (naik gaji, promosi).

Kelebihan orang seperti ini: sangat pandai berkomunikasi dan menarik perhatian, tahu mencari waktu yang tepat, pandai menghibur. Prestasi kerjanya seringkali biasa biasa saja. Kelebihannya bisa menutup kekurangan prestasinya.

Kiranya ke tiga cara diatas tidak pas ya…..? Atasan bukan ice-cream, kenapa mesti dijilat ….? Telor itu untuk dibikin mata sapi, bukan untuk diangkat…bukan? Kenapa perlu cari muka, ‘kan sudah punya…? (Orang yang cari muka hanyalah orang yang tidak punya muka…..sepertinya begitu ya…?).

 

Ekstremis 2: Menjauhi Atasan

Karyawan model ini tidak mau menghadap atasan, kecuali kalau dipanggil. Kenapa begitu? Ada beberapa kemungkinan penyebabnya:

  1. Kuatir dianggap ‘menjilat’ oleh karyawan-karyawan lainnya
  2. Kuatir diberikan tambahan pekerjaan
  3. Kuatir tidak bisa menjawab kalau ditanya atasan
  4. Kuatir kalau dimarahi
  5. Kuatir kalau diinilai tidak mandiri dan hanya bergantung pada atasan.

Hidupnya penuh kekuatiran, dugaan-dugaan. Maunya cari aman (walau sebetulnya tidak nyaman). Sikapnya dipengaruhi dan dikendalikan oleh situasi. Mereka tidak mengendalikan situasi. Mereka menjadikan dirinya korban dari keadaan.

Akibat dari sikap ekstrem ini:

  • Ada ganjalan kommunikasi dengan atasan
  • Timbul kesan negative dari atasan
  • Performanya tidak kelihatan oleh atasan
  • Mereka tidak memperoleh tambahan ilmu dari perusahaan
  • Mereka kehilangan kesempatan untuk meyakinkan (convincing), berargumentasi, memberikan penjelasan kepada atasan dan menunjukkan kualitas diri kita.
  • Mereka seringkali ketinggalan informasi penting yang bisa diperoleh dengan berkomunikasi dengan atasan.

Poros Tengah

Kalau dalam politik ada poros tengah, maka dalam management juga ada poros tengah, namun maknanya agak berbeda, walau sama sama memberikan opsi. Ini adalah poros yang non-ekstrem.

Aliran ini tidak perlu menjilat dan tidak perlu menjauh dari atasan. Normal normal saja. Kalau perlu diskusi, kalau ada yang mau ditanyakan, kalau ada yang perlu dibantah atau diluruskan….. ya datang aja menghadap boss, tanpa mikir. Yang pakai mikir itu adalah cara kita berkomunikasi, tetap dengan respect namun cukup assertive.

Apakah kita termasuk ekstremis…..?

Hal hal yang ekstrem selalu membuat timbangan timpang, jauh dari keadilan, walaupun keduanya sama kuat…..” (The MindWeb Way).

Salam Berpikir Tanpa Mikir,

Eka Wartana

Founder The MindWeb Way of Thinking

Author: To Think Without Thinking (in English), Berpikir Tanpa Mikir, MindWeb (Indonesia & Englihs Edition)

Professional Licensed Trainer (MWS International) with 33 years of experience in various managerial position.

#ekstremis #ekstrem #mindwebway #tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #ekawrtana #communication #atasan #karyawan #menjilat #menjauhi #continuousimprovement #mindweb

Leave A Response »