Ingin Hamil (Bag. 4)

admin 13/09/2017 0
Ingin Hamil (Bag. 4)

Ingin Hamil – Bagian 4

1. Teknik Pembuahan Yang Berhasil

2. Kalau Belum Berhasil

3. Pengaruh Kondisi Fisik

4. Mitos Anak Angkat.

Teknik Pembuahan Yang Berhasil

Teori yang saya simpulkan saya coba menerapkannya dengan cara sederhana dan hanya berdasarkan logika dan akal sehat saja:

1)     Check dulu masa subur istri. Setelah diketahui, saya tentukan tanggal berhubungan intim dengan istri

(seperti kencan saat pacaran saja….).

2)     2 minggu sebelum masa suburnya, saya “berpuasa”, tidak berhubungan intim dengan istri, apalagi dengan orang lain, ataupun dikeluarkan secara manual (swalayan…?). Selama itu diharapkan jumlah dan tekanan sperma cukup bagus untuk persiapan pembuahan. Pada saatnya berhubungan, diharapkan tekanan sperma cukup tinggi.

3)     Selama masa tunggu itu, saya kondisikan istri untuk santai, demikian juga diri sendiri. Kami siapkan mental penuh pasrah, apapun yang terjadi. Setiap hari kami berdoa kepada Tuhan agar kalau diijinkan,  berikanlah kami jalan untuk mendapatkan keturunan. Saat itu kami tidak menuntut apakah laki laki atau perempuan, apapun yang akan diberikan Tuhan, akan kami syukuri.

4)     Tibalah saatnya berhubungan. Walaupun sudah

“berpuasa” selama dua minggu, saya masih belum

yakin 100% bahwa sperma bisa mencapai sel telur. Maka ada langkah langkah tambahan yang saya lakukan sebagai berikut:

 

a)       Sebelum berhubungan, seperti biasa, saya lakukan

“foreplay” dulu.

 

b)       Sebelum penetrasi, saya letakkan 2 buah bantal dipantat istri dengan tujuan untuk memperdalam penetrasi sehingga akan mempermudah pembuahan.

 

c)       Setelah selesai berhubungan, biarkan kedua kaki istri disandarkan ke tembok arah keatas dengan pantat masih diganjal, selama kira kira 10 menit sebelum melakukan pembilasan/ pencucian. Tujuannya adalah agar sperma mempunyai cukup kesempatan untuk mencapai sel telur. Teori ini tentunya akan mengundang cemooh dari para dokter karena seharusnya sperma cukup cepat “berlari” menuju sel telur. Tapi itulah yang saya lakukan dan ternyata berhasil.

 

5) Sejak itu saya manjakan istri saya, agar tidak stress. Saya larang dia mencuci pakaian karena aktifitas seperti itu bisa menekan kandungannya. Bahkan menyapupun saya larang dia. Dia betul2 menjadi

ratu. Para istri yang membaca buku ini boleh membayangkan bagaimana rasanya menjadi ratu. Tapi itu kalau mendapat dukungan dari suami ‘kan…….

Sambil menunggu dengan was was, apakah istri akan mens pada jadwalnya… akankah muncul tamu yang biasanya tak diundang itu, ataukah tamunya akan memakai jam karet sehingga terlambat datangnya…?

Istri saya sangat kuatir sekiranya belum berhasil hamil juga. Selain merasa kurang sempurna sebagai seorang istri, dia kuatir suaminya akan mencari lagi istri yang bisa memberikan keturunan. Banyak contoh yang dilihatnya dibudaya tempat kelahirannya, dimana suami2 akhirnya menikah lagi dengan wanita lain, hanya karena tidak berhasil mendapatkan anak dari istri pertamanya.

Saya sendiri tetap pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, apakah akan diberikan anak atau tidak. Sama sekali tidak terpikir untuk meninggalkan istri tercinta, sekiranya dia tidak berhasil hamil. Mungkin kepasrahan total inilah yang akhirnya membuat Tuhan bermurah hati kepada kami.

Pada hari yang ditunggu itu, ternyata mens-nya tidak muncul. Besoknya kami masih penasaran apa yang akan terjadi dihari itu, ternyata tamunya belum juga datang. Demikian juga hari2 berikutnya. Berhasil……! Begitu asumsi kami…. Nah untuk memastikannya, kami pergi ke dokter ahli kandungan. Alhamdulillah, dokter memastikan bahwa istri saya hamil….!!

Berita itu membuat kami sangat amat berbahagia. Akhirnya Tuhan mengabulkan permohonan kami.

Tapi, apakah ini sudah berakhir…? Belum, ini baru awal babak baru kami. Sebelum tangis bayi kami terdengar memekakkan telinga kami, artinya hasil yang kami harapkan belum terwujud. Namun rasa syukur tidak boleh ditunda…..Tuhan memang Maha Pemurah….

Mendapatkan kehamilan, memberikan rasa bahagia yang sangat mendalam bagi istri saya dan tentunya saya sendiri. Wajahnya tetap ceria, walaupun dalam 3 bulan pertama dia merasakan rasa mual yang luar biasa. Semuanya dijalaninya dengan gembira. Tangis kebahagiaan seakan meluluhkan kesulitan yang dihadapinya. Doa syukurpun selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Semakin lama semakin berat beban yang dipikul oleh istri saya, sejalan dengan bertambah besarnya kehamilan. Semakin lama saya melihat dia semakin cantik.

Akhirnya, pada tanggal 15 November 1983 lahirlah anak pertama kami, laki laki. Sungguh kebahagiaan yang luar biasa!

Syukurlah anak kedua dan ketiga, kami dapatkan dengan mudah, tanpa harus memakai teori itu lagi. Ini adalah berkat kebesaran Tuhan. Terimakasih Tuhan.

Apabila nantinya ada diantara para pembaca yang akhirnya berhasil juga, ada satu pesan moral yang ingin saya sampaikan disini:

Dengan berhasilnya istri hamil, si suami harus membuktikan kesetiaannya sama istrinya. Selingkuh sangat tabu, apalagi sesudah permohonan kita dikabulkan Tuhan, disaat istri memulai kehamilannya.

Jangan tergoda sama sekali deh sama godaan macam apapun. Fokuslah kepada tujuan kita yaitu mendapatkan anak dan merawat istri sampai dia melahirkan. (bukan berarti sehabis melahirkan, istri boleh disia siakan!).

Kalau Belum Berhasil….

Ada satu indikasi yang mudah untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan keberhasilan untuk mendapatkan anak. Kalau sebelumnya istri sudah pernah terlambat mens-nya, kemungkinan untuk berhasil mendapatkan anak cukup besar. Namun ada pula pasangan pasutri yang istrinya tidak pernah terlambat mens-nya.

Disini ada 2 kemungkinan lagi. Bisa jadi, penetrasi kurang, atau tekanan sperma lemah, atau spermanya kurang subur. Hal yang paling tidak memungkinkan kehamilan adalah kalau memang terjadi kelainan di organ vital baik istri maupun suami. Untuk hal terakhir ini, perlu diperiksa oleh dokter terlebih dahulu.

Ada peristiwa dimana alat vital suami loyo, kurang tegang atau tidak mau tegang sama sekali. Dalam

situasi seperti ini, si istri tidak bisa langsung memvonis suaminya impoten. Banyak suami yang menjadi

“impoten” justru karena ulah istri sendiri. Istri yang terlalu dominan, banyak menghina, mencemooh suami, membuat suaminya stres dan berdampak pada loyonya si “burung”. Test yang paling mudah untuk membuktikan apakah memang dia “impoten” adalah apakah organ vitalnya menjadi tegang saat melihat gambar wanita lain tanpa busana. Kata

“impoten” sengaja diberi tanda petik karena seringkali suami impoten hanya dihadapan istrinya sendiri dan menjadi perkasa ditempat lain…..

Jadi para istri perlu bersikap bijaksana dan penuh pengertian agar kehidupan rumah tangga bisa dibina dengan baik, termasuk keberhasilan untuk mendapatkan keturunan.

Pengaruh Kondisi Fisik  

Kondisi fisik sangat berpengaruh didalam usaha untuk mendapatkan kehamilan. Faktor kegemukan sangat mempengaruhi dalamnya penetrasi saat berhubungan intim. Kegemukan baik suami maupun istri sama sama mempersulit terjadinya pembuahan, apalagi kalau keduanya sangat gemuk.

Dalam situasi seperti ini, kurangi dulu berat badan sebelum meneruskan proses mendapatkan kehamilan.

Beberapa tips untuk mengurangi berat badan:

i)       Kurangi memakan makanan ber karbohidrat seperti nasi, roti dan lebih banyak makanan ber protein seperti ikan, daging, telur dll.

ii)      Kurangi makanan yang manis2 seperti permen, es krim, kue2, coklat, minuman bersoda, dll. Minuman bersoda termasuk coke, banyak mengandung gula juga yang bisa menyebabkan obesitas.

iii)     Perbanyak makanan berserat seperti sayur2an, buah2an, cereal, dll. Makanan berserat akan membawa serta lemak2 sehingga mengurangi penyerapan oleh tubuh.

iv)    Ketika makan, jangan makan terlalu banyak sekaligus tapi sedikit demi sedikit tapi sering. Makan dengan perlahan akan mempercepat metabolisme tubuh sehingga mengurangi proses penggemukan. Sebaliknya makan dengan cepat akan menyebabkan penumpukan makanan didalam usus sehingga memperlambat proses metabolisme, yang akan memudahkan pertambahan berat badan.

v)      Perbanyak olahraga yang bersifat aerobik seperti lari, jalan cepat. Olahraga lari bukan hanya mengurangi berat badan tapi juga memperindah bentuk tubuh. Berlari yang dilakukan dengan rutin akan mengecilkan paha dan betis sehingga akan nampak lebih indah. Lamanya olahraga juga menentukan keberhasilan. Olahraga dalam waktu kurang dari 20 menit belum membakar lemak tubuh, baru karbohidrat yang dibakar. Usahakan waktu olahraga

lebih dari 30 menit agar lemak tubuh berkurang sehingga bisa mengurangi berat tubuh juga.

Selain karena kegemukan, tubuh yang letih juga menjadi penghalang untuk mendapatkan kehamilan istri. Baik suami maupun istri perlu berada dalam kondisi yang senantiasa segar, terutama sejak dari masa menunggu selama dua minggu sebelum hari “H”nya (disaat berhubungan dimasa subur).

Mitos Anak Angkat.

Sudah banyak kita dengar cerita bahwa salah satu cara untuk bisa mendapatkan anak sendiri adalah dengan mengambil anak angkat. Ini adalah mitos yang sudah berjalan sekian lama dan banyak yang membuktikan keberhasilannya. Apakah ada faktor magic yang terlibat disitu?

Menurut saya, tidak. Lalu apa penjelasannya? Salah satu faktor penyebab kegagalan adalah tingkat stres istri. Semakin lama dia tidak berhasil hamil, semakin tinggi tingkatan stresnya. Dengan menurunkan atau menghilangkan faktor stress itu, maka kemungkinan terjadinya kehamilan akan semakin besar.

Nah, dengan adanya anak angkat, maka istri sudah merasa punya momongan sehingga tuntutan akan kehamilan tidak terlalu mengganggu lagi. Demikian pula tidak ada lagi pertanyaan dari orang orang karena mereka sudah melihat adanya seorang anak.

Pertanyaan orang:” Berapa orang anaknya?”, tidak lagi menyinggung perasaannya karena dia sudah bisa manjawabnya. Tanpa anak, pertanyaan itu akan sangat menganggu, apalagi kalau pertanyaan yang sama didengar seringkali dari setiap orang yang ditemui.

Dengan kondisi emosi yang stabil, istri akan lebih mudah untuk hamil dan mendapatkan anak dari rahimnya sendiri.

Jadi, keberhasilan mendapatkan anak, setelah

‘dipancing’ dengan anak angkat, bukanlah mitos, tapi lebih karena faktor psikologis.

Leave A Response »