RUNNING TEXT vs IKLAN

admin 09/04/2017 0
RUNNING TEXT vs IKLAN

Running Text vs Iklan

Oleh: Eka Wartana – The MindWeb Way

Satu hal yang menarik dari siaran TV adalah running text, yang berisi berita berita terkini bergerak perlahan di bagian bawah layar.

Running text ini seringkali membuat jengkel, lho! Bukan running text-nya yang membuat kesal tapi menghilangnya “dia” ketika iklan mulai muncul. Satu langkah blunder! (paling tidak menurut pendapat saya….). Sayangnya langkah blunder ini sudah terjadi sejak pertama kali adanya running text. Untungnya sudah ada station TV yang sudah “tobat” dan membiarkan running text tetap ada saat iklan ditanyangkan.

Loh, kenapa blunder? Begini ceritanya…..

Cukup banyak orang yang kurang suka menonton iklan, termasuk. Sebabnya: terlalu sering diulang-ulang, belum lagi kalau iklannya kurang kreatif. Nah, supaya pemirsa menonton iklan, dipakai cara “pemaksaan”: running text dihilangkan ketika iklan berlangsung. Station TV itu mungkin kurang mengenal pemirsanya. Begitu iklan muncul, makan jari langsung pindah channel, mengecilkan volume TV dan pindah posisi (mengerjakan hal lain).

Kok seakan seakan running text dan iklan itu berkompetisi. Kenapa tidak dibuat berkolaborasi saja? Caranya….?

Sederhananya: ketika orang menonton TV, mereka memakai mata (visual) dan telinganya (auditory) . Nah, pada waktu orang membaca running text, apakah dia menutup telinganya? Tentu saja tidak dan telinganya tetap “on” ‘kan? Itu saja kuncinya.

Justru pada saat pemirsa focus pada running text, mereka berada dalam kondisi trance. Ketika itu telinganya justru menyerap informasi dari iklan dengan lebih baik, walaupun tanpa disadarinya. Sayang ya, kesempatan memengaruhi pemirsa diabaikan begitu saja dan memilih cara “memaksa”. Kalau tidak memindahkan channel, orang seringkali meninggalkan TV sebentar untuk hal yang lain. Sudahlah “memaksa”, tidak efektif pula….?

Station TV kok tidak melihat ya interkoneksi antara running text, iklan (tujuannya, dampaknya), pemirsa (minat dan kondisi), panca indera (mata dan telinga). Rupanya ada ya interkoneksi antara TV, Neuro Linguistic Programming (NLP- VA dari VAKOG), dan The MindWeb Way of Thinking.

Sayang sekali “pemaksaan” seperti itu berakibat kerugian bagi pemasang iklan dan pemirsanya. Bluder kok dipelihara……!

Salam Berpikir Tanpa Mikir,

Eka Wartana

Founder The MindWeb Way of Thinking, Penulis Buku Berpikir Tanpa MikirA Thinking Breakthrough, Buku MindWeb –  A New Way of Thinking, Professional Licensed Trainer (MWS), Praktisi berpengalaman 33 thn dibidang Management

mindwebway.com    www.facebook.com/eka.wartana.5

 

 

Leave A Response »