Inferiority Complex: Perlukah Kita Merasa Minder?
Smart Emotion Radiotalk, 10 September 2015 (Bp Anthony Dio Martin)
Kunjungan anggota DPR ke AS pada saat bersamaan dengan waktu kampanyenya Donald Trump ternyata mengundang masalah. Banyak orang mengecamnya, tapi ada juga yang membela. Tapi yang menarik, tayangan video saat anggota DPR bersalaman, berbicara dan bersikap di depan tokoh selebritis Donald Trump cenderung menunjukkan adanya sikap inferior yang lantas dianggap mempermalukan bangsa. Sikapnya dianggap cenderung membuat kita tampak inferior, alias minder, alias nggak pede. Pertanyaannya, apakah sikap anggota DPR itu bisa mewakili sikap bangsa kita yang cenderung suka inferior, terutama kalau menghadapi bangsa asing? Nah, obrolan Smart Emotion Radiotalk kali ini, akan mengupas soal tema menarik yakni Inferiority Complex atau Sikap Minder, alias Nggak Pe-De (Percaya Diri).
Pertanyaan ke Smart Listener:
“Ada kasus: Seorang Indonesia dengan latar belakang pendidikan local S-2. Saat ini, dia bekerja diperusahaan multinasional dibidang desain yang kebangsaannya berbeda-beda di Singapore. Kalau dengan sesama orang Asia masih bisa, tapi kalau dengan bule, sering merasa minder. Bagaimana menurutmu supaya dia bisa lebih pede? Sering presentasinya kacau kalau ada bule. Bagaimana agar dia bisa lebih pede?”
Penelpon:
Hendri – Pluit
“Tidak semua Bule Pinter… Gak usah takut dengan bule-bule itu, yang penting kita kerja benar dan bisa meningkatkan keahlian kalian sendiri, dan keahlian kita tidak semua dikuasai oleh mereka. mungkin mereka secara teori jago, tapi secara market dan keahlian, kita pasti lebih jago, asalkan kita berani”.
Yudi – Jakarta
“Ini menyangkut mental, terkadang mental kita kalah dengan mereka. Pernah ada satu kejadian di kantor saya. Menurut rencana akan diadakan meeting, tapi Partner kita yang bule tiba2 tidak bisa hadir. Akhirnya kita cari bule di jalan jaksa, kita permak abis, kita bawa ke salon, kita kasih jas, dan bule itu hanya ngomong yes or no. dan orang-orang local itu hanya bisa terkagum-kagum walaupun itu bule sewaan”
Apa Saja Penyebab Orang Bisa Jadi Minder?
Nah, kayaknya bagus tuh diajarin ke Orang Tua!
1. Hasil pola asuh orang tua yang penuh celaan, larangan dan kritikan. Lama-lama anak jadi belajar nggak pede, dan melihat dirinya selalu penuh kekurangan.
2. Transfer pengalaman dan pola pikir dari orang tua, ataupun lingkungan yang minder. Jadi ini adalah hasil pembelajaran. Mungkin bukan pengalamannya sendiri, tapi pengalaman orang lain yang dia adopsi. Misalnya, ayahnya dulu pacaran dengan anak orang kaya, tapi diusir oleh orang tuanya. Kemudian dia selalu mengatakan kepada anaknya bahwa orang kaya itu suka menghina!
3. Pengalaman buruk dengan seseorang atau pribadi tertentu. Jadi pernah dihina, nggak dianggap, dilecehkan. Tiap kali bertemu dengan orang yang profilnya mirip, jadi kumat mindernya!
4. Pengalaman kegagalan pribadi di masa lalu. Karena pernah gagal, merasa hidupnya tidak bermakna, dan mengembangkan pikiran negatif sendiri!
5. Self-talk negatif yang dipelajari dari lingkungan. Lingkungan ini bisa lingkungan keluarga, guru, pergaulan atau bahkan karena hasil tontonan seperti iklan, dll. Misalnya, iklan cewek gendut dijauhi, dia jadi minder!
Apakah Minder itu Merupakan Bawaan sejak Lahir?
Bukan! Hasil penelitian menunjukkan sejak lahir kita cuma punya dua rasa takut: ketinggian dan suara keras! Lainnya, adalah hasil pembelajaran!
Sebelumnya, ada nggak sih beda antara Inferiority Complex dengan Minder?
Awalnya minder (situasional), tapi kalau menetap dan terus menerus jadi mengganggu, itu menjadi inferiority complex, menetap didalam ke bawah sadar!!
Minder itu sebenarnya ada manfaatnya:
- Jadi nggak sombong.
- Jadi menghargai orang lain (cuma sayangnya sering kelewat menghargai kemampuan orang sih!).
- Bisa melihat kelebihan orang lain serta sadar.
- Bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan diri.
Obat Minder: (Harus pakai resep, Pak Martin….? – EW)
- Stop self-talk negatif! Terutama saat melakukan kesalahan, stop blaming diri. Daripada mengkritik diri, pikirkan apa yang bisa dilakukan!
- Stop mendiskon kemampuan Anda dan terlalu melebihkan diri orang lain. Pikirkanlah secara realistis. Justru kebalikannya, pikirkanlah apa kelebihanmu. Ok, dia memang lebih hebat dalam hal itu, tetapi ada yang kamu tahu, yang dia tidak tahu!
- Justru apa yang membuat Anda merasa semakin minder, harus dibuat semakin akrablah. Misalkan kalau saya minder dengan bule, justru usahakan lebih banyak mencoba bergaul dan menyelami kehidupan mereka. Jadinya kita tahu, oh ternyata apa yang kita minderkan nggak benar.
- Minder itu imajinatif, lawan dengan membiasakan yang sebaliknya. Kalau merasa minder berbicara di depan orang banyak, justru bicaralah! Ambil kesempatan berbicara dalam meeting, seminar, dll!
Pengalaman pribadi:
Dulu saya nggak pede waktu bicara, dan sangat minder untuk ngomong didepan orang banyak. Tapi saya belajar, berjanji harus bisa ngomong dengan cara memaksakan diri untuk bertanya, setiap berada didepan kelas. Akhirnya bisa!
“Tidak ada orang yang bisa membuatmu inferior, tanpa persetujuan dirimu” (Eleanor Roosevelt)
Banyak otak yang superior, tetapi terbelenggu oleh pikiran yang inferior!
Sementara satu orang jadi ragu-ragu karena merasa inferior, yang lainnya sibuk bikin salah tapi kemudian menjadi superior!
Anda termasuk yang mana??
End.
Ulasan iseng ala MindWeb Way – By Eka Wartana
Kok bisa ya, beliau menjawab “Yes” terus ketika ditanya oleh DT.
Mendukung DT( highly, lho !!!) dan mendukung Amerika?
Barangkali DT itu memakai hypnotic communication ya….?!?
Rasanya dia tidak ikut tuh, acara hypnotic communication nya Mas Prasetya M Brata.
Nampaknya kekaguman yang berlebihan mampu menggiring orang kedalam kondisi terhipnosis. Baru bakal calon aja sudah diagung-agungkan, sementara yang sudah Presiden di negeri sendiri sering dilecehkan orang….
Coba kalau beliau belajar dari pakar hypnosis kita, dia bisa menangkal “jampi-jampi” si DT………
Daripada menjadi MINDER, lebih baik menjadi PLUSDER dong…… hi…hi…hi…
PLUSDER: Plus Dollar + Euro + Rupiah
Rasanya minder ini berkaitan dengan teori relativitas nya Einstein …..
“Semakin kita meninggikan nilai orang lain secara berlebihan, semakin membuat diri kita menjadi rendah”.
“Semakin kita merendahkan orang lain, semakin membuat kita menjadi tinggi hati” (MindWeb Way).
Akibatnya gap nya akan semakin jauh, dan kita menjadi semakin minder.
“Semakin terfokus kita pada sisi emosional nya, semakin terkikis focus kita pada sisi rasionalnya” (MindWeb Way).
Akibatnya, orang yang pintar sekalipun, ketika dia takut, minder, semua ilmu nya menguap begitu saja. Jadi, kalau boss lagi marah marah, netralisir rasa takut kita dan dengarkan ocehan si boss. Gak usah membantah, walaupun kita benar, karena orang yang lagi marah, otaknya sedang cuti….. alasan logis sulit diterimanya.
Salam MindWeb Way,
Eka Wartana