Traffic Light Dan MindWeb
Pada beberapa traffic light, lampu hijau menyala hanya dalam waktu yang sangat singkat, sedangkan lampu merahnya terlalu lama. Contohnya disimpang antara Kebon Jeruk ke Tomang/ Slipi. Lampu hijaunya hanya menyala 45 detik, sedangkan lampu merahnya menyala 200 detik. Akibatnya, antrean mobil dari arah Tangerang/ Merak begitu panjangnya di simpang itu. Sementara mobil mobil dari Tangerang masih mengalami derita panjang menunggu lampu hijau menyala, terlihat sudah tidak ada lagi kendaraan yang lewat dari Grogol kearah Pal Merah. Tapi karena lampu masih merah, ya, para pengendara harus menguji kesabarannya, sambil mendongkol. Saya sih tertawa dalam hati, melihat adanya sesuatu yang tidak terlihat dalam peristiwa itu. Kok bisa ya terjadi seperti itu. Apa yang “tidak terlihat itu”? Sabar ya.
Melihat situasi seperti itu, kebanyakan orang akan berkomentar:” Kenapa lampu hijaunya tidak diperpanjang waktu nyalanya?”. Orang yang lebih kritis akan bertanya”Kenapa waktu nyala lampu hijau tidak disesuaikan dengan jumlah kendaraan yang lewat?”.
Awal Februari 2014 saya berkendara dari Serpong kearah Cideng Barat. Begitu masuk ke pintu toll Alam Sutera, kendaraan sudah merayap. Ternyata sampai lampu merah simpang Tomang itu, masih macet juga. Rupanya singkatnya waktu menyala lampu hijau disana berdampak begitu besar terhadap kemacetan. Biasanya dalam waktu satu jam, sudah bisa sampai di Cideng. Tapi kali ini saya baru tiba disana dalam waktu tiga jam. Meeting yang rencananya dimulai jam 9, terpaksa molor sampai jam 10:30.
Dengan dasar berpikir MindWeb, saya memperhatikan kendaraan yang masuk ke pintu tol Kebon Jeruk kearah jalan tol Dalam Kota, lancar lancar saja. Pertanyaan yang menggelitik, yang nampaknya tersembunyi (tidak terlihat): Apakah ada hubungan antara singkatnya Lampu Hijau menyala di traffic light simpang Tomang, Kemacetan yang diakibatkannya, dan Jalan Tol yang lancar? Apakah ada unsur kesengajaan membuat antrian panjang di traffic light simpang Tomang, dengan mempersingkat nyala lampu hijau traffic light, supaya lebih banyak lagi kendaraan yang masuk ke Tol Dalam Kota? Parahnya kemacetan disimpang Tomang secara tidak langsung menguntungkan pengelola jalan Tol Dalam Kota!
Bila tidak ada unsur kesengajaan, kenapa ya tidak dipikirkan solusinya? Yang jelas, di traffic light itu ada ketimpangan antara lamanya lampu merah dan hijau menyala. Lampu merah terlalu lama menyala dan lampu hijau terlalu singkat menyala. Lamanya lampu hijau menyala tidak seimbang dengan jumlah kendaraan yang melintas. Akibatnya, antrian mobil bisa berkilo-kilo meter panjangnya.
Solusi yang sangat mudah tentunya dengan menyesuaikan banyaknya kendaraan yang melintas dengan lamanya lampu hijau menyala. Jumlah kendaraan yang melintas dihitung secara otomatis, pada jam jam tertentu. Alat penghitung otomatis dipasang disimpang untuk menghitung jumlah kendaraan dari segala arah. Satu program sederhana bisa membuat perhitungan berapa lama diperlukan nyala lampu hijau dan merah yang disesuaikan dengan jumlah kendaraan yang berlalu lalang. Semuanya bisa dibuat otomatis, tanpa harus merepotkan petugas. Cara ini menghemat banyak bahan bakar yang terbuang disaat kemacetan terjadi (ini juga bisa mengurangi subsidi lho!). Waktu bengong yang terbuang juga bisa dihindari. Timbulnya stress dan tekanan darah tinggipun bisa dikurangi (ini bisa mengurangi biaya kesehatan, BPJS?).