The Dark Side of EQ (Bp. AD Martin, SmartFM 1 Juli’10)
Segala sesuatunya selalu mempunyai dua sisi. Manusia juga begitu. Coba bayangkan apa jadinya kalau sisi depan dan belakang manusia itu sama……dari depan kelihatan wajahnya, dari belakang juga ada wajahnya….? Maka jadilah dia manusia bermuka dua……J
EQ juga sama, punya banyak sekali sisi positif dan kelebihannya. Dibalik itu juga ada sisi gelapnya (the dark side).
Apa saja the dark side of EQ:
- Perangkap (Trap). EQ bisa menjadi perangkap bila hanya dilihat dari pengetahuannya saja dan mengabaikan sisi behavior nya. Banyak orang yang mengetahui banyak pengetahuan tentang EQ (semua buku EQ dibaca, semua seminar EQ dihadirinya), test tertulis tentang EQnya bagus sekali, tapi kelakuannya jelek (suka mengancam, memaki maki, dll). (katanya jago EQ, kok bisa masuk perangkap,…tikus?!). Knowledge yang baik tentang EQ harus diikuti dengan aplikasi yang baik juga dalam behaviournya.
- 2. Manipulasi. Semakin tinggi pengetahuan orang tentang EQ, semakin canggih orang bisa memakainya untuk memanipulasi orang lain. Contohnya: blackmail, memanfaatkan rasa takut, rasa bersalah dan rasa bertanggung jawab orang, untuk keuntungan sendiri. (dia suka manipu….alias menipu+memperalat….??)
- Label (Cap). EQ dipakai untuk memberi label orang lain misalnya: toxic, narsis, vibrasi emosi negatif, dll. (belajar EQ kok cuma untuk jadi tukang stempel….!!)
- 4. Kejahatan. EQ dipakai untuk memperalat UEN (Unmet Emotional Needs) orang lain dengan melakukan kejahatan. Misalnya: dengan penampilan dan sikapnya yang ‘manis’ orang tidak percaya bahwa dia adalah pelaku kejahatan. Inilah jadinya kalau EQ bagus tanpa diiringi dengan SQ (spiritual quotient) yang tinggi. (EQ dijadikan topeng nih…! Buka dulu topengmu….biar kutahu belangmu….;-))
Kalau mau, boleh pakai singkatan PMLK= Perangkap Mancik Cap Kapak… (mancik = tikus, suka manipulasi harta negara; cap = label…kapak= ingat kapak merah….;-))
Diskusi:
Bagaimana mengubah orang yang berada di ‘dark side’ of EQ? Mulai dengan memberitahu ybs, lalu menyindir dan terakhir…beri shock teraphy (hit hardly). Ini dilakukan bertahap untuk menghindari ekses seperti: dia down, memusuhi, dsb. Bisa juga dengan memakai pengetahuannya untuk membalikkannya ke dirinya. (Bagaimana kalau kita pakai the other side of shock teraphy….: beri dia sikap yang manis sekali untuk kelakuannya yang buruk….dia bisa lebih shock lagi loh…! Ada kisah tentang seorang expat yang marah marah dan sekretarisnya dengan tenang membuatkannya kopi……dan marahnya spontan lenyap ditelan bumi….ini kejadian nyata yang saya saksikan sendiri…..Beberapa tahun kemudian sang sekretaris menjadi The Best Secretary in Asia Pacific….dua kali…..)
Bagaimana meminimalisir sisi gelap EQ? Mulai dengan self awareness dulu tentang EQ, untuk memperbaiki diri, baru kemudian berusaha mengerti orang lain. Kalaupun ada orang lain yang toxic, misalnya, pelajari ‘why’ nya kemudian ‘what to do’ untuk membantu orang itu.
Intuisi berasal dari pengalaman yang luas. Pak Martin bisa ‘membaca’ seseorang dari bola matanya (jadi kalau lagi ngomong sama beliau…..noleh kearah lain aja…., biar gak kebuka kartunya….;-)). Intuisi adalah satu bagian kecil dari EQ.
Supaya tidak dimanipulasi oleh orang lain? Kenali dulu polanya, pelajari dulu: apa sih mau orang ini…? (tapi jangan sampai parno ya….paranoid itu temannya manipulasi, tapi dari sisi lain….). Sayang waktu terbatas, sehingga penjelasan Pak Martin tentang hal ini jadi terbatas juga…
Tidak sanggup menangis? Bisa jadi karena ortu menanamkan benih sejak kecil bahwa menangis itu adalah kelemahan. Bisa juga karena tidak ada triggernya untuk menangis…(kalau mau boleh ambil private lesson dari Mbak Eka, host kita…)
Bagaimana meningkatkan motivasi? Pakai resep UBWF: Understanding, Belief, Will, Feel. Dengan mengerti situasi yang dihadapi, tanamkan nilai nilai yang kita percaya, terus tentukan: what will you do….dan rasakan, nikmati, rayakan hasil yang dicapai.
Kesimpulan Pak Martin:
Berhati hatilah dalam pembelajaran tentang EQ. Mulailah dengan self awareness, untuk menghindarkan diri dari pengaruh sisi gelap dari EQ.
Kabar gembira….! Semua alumni EQM nya Pak Martin bisa menjadi Professional Member dari SOEII (Society of Emotional Intelligence Indonesia) yang baru diresmikan dan diumumkan oleh Pak Anthony Dio Martin. Selamat buat semua rekan rekan alumni EQM. Untuk rekan rekan yang belum ikut EQM juga bisa kok menjadi member SOEII. Singkatan society ini mengingatkan kita pada bunyi: asoooiiiii…..asyik!!.
Dark side dari EQ perlu kita kenali, bukanlah untuk diparaktekkan, tapi untuk membimbing orang orang yang tersesat kearah yang benar…….
1 July 2010.