Syukur Plus Plus

Eka Wartana 07/07/2025 0
Syukur Plus Plus

Sikap manusia terhadap rezeki, pencapaian, dan kesenangan yang ia terima bisa sangat beragam. Ada yang begitu gembira sampai terlena—hingga lupa bersyukur kepada Yang Maha Kuasa. Ada pula yang langsung tergerak untuk bersyukur.

Namun, dari sekian banyak yang bersyukur, hanya sedikit yang menghidupkan syukurnya dengan cara berbagi. Bukan berbagi cerita tentang betapa kita bersyukur, bukan pula menggurui orang lain agar ikut bersyukur. Lalu seperti apa?

Lebih sedikit lagi jumlah orang yang mampu bersyukur atas penderitaan yang dialaminya. Derita kok disyukuri? Di sinilah letak kualitas iman dan kedalaman jiwa seseorang diuji. Bersyukur saat senang itu wajar. Tapi bersyukur saat jatuh, tertimpa cobaan, bahkan kehilangan—itulah luar biasa. Hanya mereka yang kuat dalam keyakinan yang bisa menemukan hikmah dalam penderitaannya.

Tapi syukur sejati tak berhenti di hati. Ia perlu diwujudkan dalam aksi. Rasa syukur akan lebih utuh bila menghasilkan kebaikan yang membuat orang lain pun ikut bersyukur. Bukan kepada kita, tapi kepada Tuhan.

Caranya? Berbagilah. Tak selalu dalam bentuk uang atau barang. Bisa lewat perhatian, hiburan, pelukan hangat, atau sekadar hadir untuk mendengarkan. Kebaikan kecil yang tulus bisa mengalirkan rasa syukur di hati orang lain.

Itulah bentuk syukur yang lengkap.
Bukan sekadar rasa, tapi gerak.

Bukan hanya ucapan, tapi dampak.

Bersyukur itu baik.
Tapi berbagi dalam syukur adalah lebih dari sekadar baik—itu syukur yang plus-plus.

Salam Relative-Contradictive,

Eka Wartana

Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking

Professional Licensed Trainer, MWS International

Author: Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb

Over 30 years of experience in various managerial positions

 Website: www.mindwebway.com

 #mindwebway #mindweb #berpikirtanpamikir #ekawartana #relativecontradictive #karyaanakbangsa #interconnection #bersyukur #syukurplusplus

Leave A Response »