Oleh: Eka Wartana
Banyak orang bilang:”Menjadi tua itu pasti. Menjadi bijaksana itu pilihan”
Sekarang kita coba melihat dari sisi lainnya.
Menjadi tua itu:
Pasti untuk kebanyakan orang.
Tidak pasti untuk sebagian orang.
Relative untuk semua orang.
Mengapa pasti? Karena usia bertambah terus dari bayi sampai lansia
Mengapa tidak pasti? Karena tidak semua orang hidup sampai usia lansia. Sebagian orang meninggal pada usia muda.
Kenapa relative? Karena ada dua hal yang dilihat: menjadi dan merasa. Kedua hal ini berkenaan dengan masalah waktu. Ini yang membuat ‘tua’nya seseorang itu relative.
Banyak orang yang sudah merasa tua ketika pensiun, bahkan sebelumnya. Mereka merasa sudah mulai pikun. Padahal lupa itu adalah masalah biasa. Semua orang bisa lupa.
Karenanya mereka menjadi tua beneran dalam usia yang relative muda.
Merasa tua: mempercepat proses penuaan (sebaliknya merasa muda)
Menjadi tua: proses normal (sebaliknya menjadi muda dengan merasa muda)
Perasaan itulah yang membuat mereka mempercepat ketuaan mereka. Dan proses nya semakin dipercepat ketika mereka:
- Tidak memiliki aktifitas
- Tidak bersosialisasi
- Tidak mau belajar hal hal baru
- Tidak berolahraga
- Maunya cuma TSM: tidur-tiduran, santai santai ria, makan makan (terstruktur, sistimatis dan massif?)
Mereka akan semakin cepat memperoleh gelar S3 versi darurat: Sepi, Sedih, Sengsara. Sepi karena anak cucu sudah jarang datang.”. Sedih karena kesepian. Teman teman sudah pada “game over. Sengsara karena mengharapkan uang dari anak yang tak kunjung datang, sedangkan pengeluaran semakin banyak (untuk pengobatan, perawatan kesehatan, dll).
Kelompok S3 itu beruntung karena sempat menikmati masa purna tugas. Kenapa beruntung? Karena Sebagian orang belum sempat menikmati S3, tapi cuma MM alias Mati Muda. (karena sakit, kecelakaan? Yang bunuh diri tidak punya gelar ini karena gelarnya: SH, Sesat dan Haram).
Bersyukurlah buat lansia karena mereka sudah mencapai di rest area. Apalagi kalau mereka terus aktif, fisik maupun mental. Terus menghimpun O2, melatih otak dan ototnya.
Pensiun hanyalah berhentinya gajian. Bukan berhentinya kegiatan, apalagi berhentinya harapan. Pensiun dari pekerjaan itu normal saja. Tapi fisik dan pikiran jangan ikut pensiun.
Tidak perlu olah raga fisik yang ekstrim. Tidak perlu mengolah pikiran yang ribet, tapi yang bermanfaat dan membuat otak selalu aktif (tidak usah yang berat, cukup yang “tanpa mikir” aja….he he he). Bagus bermain TTS, Sudoku, dan lainnya.
Oh, iya, ada satu program yang bagus untuk melatih anagram (Menyusun beragam kata dari huruf huruf) dan untuk menambah perbendaharaan Bahasa Inggris, yaitu Zen Word. Kalau mentok, gak nemu kata katanya….boleh main main tebak tebakan, asal nanti diintip artinya di kamus.
Nah, dengan begitu mereka juga sudah mencapai title S3 versi nyaman: Senang, Santai, Sejahtera. Masih ada lanjutan perjalanannya lho, sampai akhirnya menyentuh garis finish!
Pesan moral:
Yang muda janganlah menertawakan yang tua karena nantinya Anda akan menjadi tua, keriput, ubanan dan pikun juga…..
Yang tua janganlah bangga akan masa lalu dan melecehkan yang muda karena belum cukup pengalaman. Anda juga pernah muda….
Perlu adanya saling pengertian. Yang muda melindungi yang tua. Yang tua membimbing yang muda.
Disclaimer: Istilah istilah akademis diatas, S3, MM, SH hanyalah singkatan yang bukan dimaksudkan untuk melecehkan gelar akademis.
Salam Relative-Contradictive,
Eka Wartana
Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking
Professional Licensed Trainer, MWS International
Author: Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb
Over 30 years of experience in various managerial positions
Website: www.mindwebway.com
#mindwebway #mindweb #berpikirtanpamikir #ekawartana #relativecontradictive #karyaanakbangsa #interconnection #problempreventing #tuamuda #tuaitupastitidakpastirelative #pikun #menjaditua #merasatua