Oleh:Eka Wartana
Belakangan ini, banyak sekali permintaan pertemanan di FB. Hampir semua cewek, muda lagi! Banyak yang mengaku orang Korea. Sudah dikasih tahu kakek kakek, kok masih mau terus. Ada apa nih? Pertanyaan pertanyaan yang diajukan klise semua. Curigation pun muncul! Cewek muda kok mau kenalan sama kakek kakek?
Akhirnya, saya delete semua. Siapa tahu mereka itu penipu…. Curigation pun berperan!
Siapa orang yang paling sering menjadi korban penipuan?
Orang yang terlalu percaya! Semua orang dianggap baik dan jujur seperti dirinya.
Orang yang terlalu mudah percaya, menjadi korban terpedaya.
Jadi, perlu ada curigation, dong? Iya dan tidak. Iya, kalau kadarnya sedang. Tidak, kalau berlebihan. Curiga yang berlebihan mengarah ke parno (paranoid).
Orang yang penuh rasa curiga bisa kah tertipu? Bisa juga. Kenapa? Karena sikapnya dikendalikan oleh emosinya, sementara logikanya tiarap. Penipunya memakai logika dan memainkan emosi si korban.
Curiga dan Problem Preventing.
Curiga mengandung pikiran negative. Pikiran negative tidak selalu buruk. Sebagaimana pikiran positive tidak selalu baik. Sedikit curiga bisa mencegah terjadinya problem. Tapi, curiga yang berlebihan nantinya bukan menjadi problem preventing, malah menjadi problem creating.
Curiga level rendah: problem preventing (what can go wrong)
Curiga berlebihan: problem creating. Parno.
Kehidupan manusia tidak terlepas dari rasa curiga….
- Suami pulang telat dituduh punya selingkuhan. Padahal, dia memang bertemu seorang wanita, salah satu klien nya…..follow up prospect. Bukan WIL-nya (wanita idaman lain)
- Mobil parkir depan rumah dikira ada niat buruk. Padahal orang sedang WA/telpon atau menunggu seseorang.
- Orang lain dipuji, ada yang merasa dirinya dilecehkan. Feedback dianggap kritik menyudutkan. ‘Fakta’ dibalas ‘rasa’. Sebabnya, bisa jadi egosentris atau ada kelainan jiwa….?
- Atasan memberi tugas banyak, dianggap tidak senang dan sentiment terhadap dirinya. Padahal, itu disebabkan karena atasan percaya akan kualitas kerjanya dan mengandalkannya. Gemblengan dianggap siksaan. Akibatnya, peluang yang ada bisa melayang….
Pengaruh curigation terhadap seseorang
Kebanyakan orang akan berlaku semakin menyimpang ketika dicurigai berlebihan. Suami yang terlalu sering dicurigai menjadi benar benar nyeleweng. Marketing yang terlalu dicurigai malah ‘bermain’ belakang untuk kepentingan pribadinya, bukan perusahaan.
Salahkan mereka itu? Iya, salah! Loh, kok gitu?
Orang yang prinsip hidupnya kurang kuat, labil mudah tergoda untuk menempuh jalan yang menyimpang. “Mumpung dicurigai, sekalian aja!” Aji mumpungnya mengambil alih.
Tapi orang yang prinsip hidup dan imannya kuat, tidak akan tergoda untuk menyeleweng walaupun diperlakukan penuh curigation oleh siapapun. Manusia golongan terakhir ini memang cukup langka.
Curiga-tion atau Waspada
Curigation: negative thinking (emotional, association with self)
Waspada: preventive thinking (rational, disassociation with self)
Jauh lebih baik waspada daripada curiga karena hasilnya bisa sangat berbeda. Curiga punya tendensi mengarah ke hal hal negative. Sedangkan waspada bersikap netral, logical dan tetap melihat sesuatunya dengan consequential thinking.
Rekan rekan memilih yang mana….? (Gak ada hubungannya dengan PilPres ya….!)
Salam Problem Preventing,
Eka Wartana
Author:
Relative-Contradictive dalam Profesi, (pesan buku via WA ke: 081281811999)
Berpikir Tanpa Mikir – Terobosan Cara Berpikir,
To Think Without Thinking – A Thinking Breakthrough,
MindWeb-A New Way of Thinking.
Founder and Master Trainer:
The MindWeb Way of Thinking
Problem-Preventing, The Advanced Competency – The MindWeb Way
#relativecontradictive #problempreventing #tothinkwithoutthinking #berpikirtanpamikir #karyaanakbangsa #aslikaryaindonesia #mindweb #egosentris #emosidanlogika #curiga #waspada #problempreventing #problemcreating