Ngambek
Oleh: Eka Wartana
Sewaktu mahasiswa dulu, saya punya pengalaman saling mengambek, tidak bicara dengan teman sekamar. Saya lupa apa sebab perselisihan kami itu. Sehari, dua hari berlalu. Di hari ke tiga saya nekat untuk mengakhirinya. Saya berpikir:”Kok seperti anak kecil ya, kelakuan kami ini”.
Akhirnya, saya langsung mendatangi dan menyalaminya sambil meminta maaf. Saya tidak peduli siapa yang salah, siapa yang benar. Yang penting bersikap benar! Saya sudah siap sekiranya sapaan ditolak, ataupun diomelin. Tanggapan teman saya itu sangat tidak terduga. Dia bilang:”Kamu berjiwa besar, Eka”. Teeeeeng….! Saya kaget bercampur senang. Sejak itu hubungan pertemanan kami semakin akrab.
Nah, sejak hari itu saya berusaha untuk tidak mengulangi sikap ngambek seperti itu. Kalau ada sesuatu yang mengganjal, atau yang terasa kurang sinkron, saya selalu berbicara langsung dengan orangnya. Supaya jelas dan tuntas gitu!
Saya salut dengan orang Medan (Batak) dan Jawa Timur yang berbicara terang terangan, jauh dari kemunafikan.
Sejalan dengan waktu, ternyata masih banyak orang orang yang usianya sudah banyak (dari dewasa sampai tua) tapi tingkah lakunya masih seperti anak anak. Kalau ada perbedaan pendapat, ataupun perselisihan, dia diam seribu basa. Mengambek. (hampir salah ketik: ngembek…suara kambing ha ha ha). Dikirimi pesan berulang pun tidak dijawab.
Tapi pesan tak terjawab itu tidak selalu negative lho! Alasannya bisa karena:
- Dia sangat sibuk sehingga tidak sempat membalas pesan.
- Dia memang belum membaca pesan masuk
- Dia berpura pura tidak menerima pesannya
- Dia tidak mau membalas pesan, karena:
- Merasa marah, tersinggung kesal, terus mengambek
- Tidak tahu jawaban apa yang pantas diberikannya
- Mau lari dari tanggung jawab.
Lucu juga melihat berbagai tingkah laku manusia. Yang nampaknya dewasa, sikapnya seperti anak anak. Yang menonjolkan kebaikan, ternyata kebaikannya KW2 berbuntut pamrih. Yang gemar menonjolkan diri, ternyata menyembunyikan kemunafikan.
Betul kata Ahmad Albar, Dunia Itu Panggung Sandiwara…..
Tapi dibalik itu, masih banyak sekali kok, orang yang betul betul asli kebaikannya, tanpa pamrih, tanpa udang di balik tawanya.
Salam Terus Terang Supaya Terang Terus, (niru iklan lampu Philips)
Eka Wartana
Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking
Author Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking (English Edition), MindWeb (Indonesian & English Edition).
Training needs: eka.wartana@mindwebway.com, WA 081281811999
Book needs: WA 081281811999, Amazon.com, ebook: https://ebooks.gramedia.com/id/buku
#ngambek #kekanakkanakan #sandiwara #munafik #tingkahlaku #berpikirtanpamikir #mindwebway #ekawartana