Siklus
Oleh: Eka Wartana
Hidup manusia tidak terlepas dari siklus. Kita kenal berbagai siklus dari siklus mode, produk sampai siklus kehidupan dan menstruasi.
Mode baru, apakah fashion, rambut, mula mula muncul, lalu berkembang sampai akhirnya menghilang. Setelah sekian lama, mode lama itu muncul kembali. Demikian pula siklus produk.
Siklus kehidupan dimulai dari saat pertemuan sel telur dan sperma, menjadi bayi, anak anak, remaja, dewasa, tua dan akhirnya meninggalkan dunia fana ini. Siklus kehidupan ini jelas ada interkoneksinya dengan siklus menstruasi. Hanya proses dimasa subur bisa menghasilkan janin.
Bagaimana dengan siklus nasib? Kata orang nasib itu seperti roda pedati. Ada saatnya diatas ada saatnya dibawah. Makanya ketika nasib sedang baik (diatas) tidak boleh sombong karena nanti ada saatnya turun.
Herannya ada pejabat yang maunya menjabat terus, tidak mau turun. Kalaupun sudah (terpaksa) turun, tetap maunya berkuasa.
Menurut pendapat saya, untuk kekayaan, perusahaan, tidak selalu mengikuti siklus seperti roda pedati. (Apalagi sekarang manusia sudah tidak pakai pedati lagi…ha ha ha).
Kekayaan dan perusahaan tetap bisa bertahan dalam jangka yang panjang. Gelombang naik turun akan ada, tapi tidak harus jatuh ke titik nol alias bangkrut.
Untuk mencapai kondisi seperti itu, ada beberapa hal yang bisa membantu. Salah satunya adalah BEST.
B: Berbagi: ilmu dan pengalaman. Termasuk didalamnya mengembangkan karyawan melalui training, workshop, seminar, dll. Beberapa perusahaan kuatir karyawan terlatih akan pergi suatu saat. Itu memang salah satu resiko yang bisa dihadapi.
E: Estafet: menyiapkan pengganti (succession planning) dengan orang yang tepat. Orang yang tepat itu tidak harus anak atau saudara.
S: Sedekah: Berbagi rezeki dengan orang yang memerlukannya, baik berupa dana, beasiswa ataupun fasilitas.
T: Temukan yang baru: cara cara baru, produk produk baru, peluang peluang baru, kolaborasi baru, prediksi perubahan yang bisa terjadi, orang orang berbakat, orang orang yang punya integritas.
Banyak perusahaan yang akhirnya bangkrut setelah generasi ke 2 karena gagal dalam menerapkan BEST tadi.
Ide tentang BEST ini muncul tadi pagi dan langsung saya tuliskan disini. Jangan terlalu percaya dengan resep ini (walaupun banyak yang berhasil menolak siklus ya….?), karena ide ini hanya berdasarkan pengalaman dan munculnya tanpa mikir pula…..
Oh, iya, resep BEST ini juga bisa diterapkan dalam profesi kita.
Semoga masuk akal dan bisa dipakai untuk membantah teori siklus yang dipercaya banyak orang.
Selamat ber-BEST ria…..
Salam Berpikir Tanpa Mikir,
Eka Wartana
Penemu Metode The MindWeb Way, Berpikir Tanpa Mikir
Penulis buku: MindWeb (Edisi Indonesia & Inggris), Berpikir Tanpa Mikir ala MindWeb, To Think Without Thinking The MindWeb Way- A Thinking Breakthrough versi Inggris).
Professional Licensed Trainer (MWS International)