Oleh: Eka Wartana
Masalah maupun kecemasan, kedua nya bersifat negative. Gimana dua hal negative bisa menghasilkan Solusi? Inilah seni nya…..
Bilangan negative dikalikan dengan bilangan negative, hasilnya positive! Aneh tapi nyata. Di dalam hidup pun hal serupa bisa terjadi.
Yuk kita lihat contoh contoh nyata dalam kehidupan…..
Peringatan. Karyawan akan menerima peringatan dari atasan karena berbagai sebab: datang terlambat, sering absen, pekerjaan delay, kualitas kerja buruk, dan sebagai nya. Peringatan mendatangkan kecemasan bagi karyawan ybs.
Sebagian dari mereka akan hidup terus dalam kecemasannya tanpa berbuat apa apa. Ini akan menimbulkan masalah bagi dirinya. Dengan kesalahan berulang, dia bisa kehilangan pekerjaan nya. Masalah ini harus dicegah terjadi nya. Caranya?
Berangkat lebih awal dari rumah. Telat 15 menit bisa membutuhkan waktu 45 menit lebih lama dalam perjalanan karena lalu lintas semakin ramai. Tingkatkan disiplin diri dalam hal memenuhi target penyelesaian pekerjaan ataupun target yang sudah ditentukan. Tentu nya juga penting untuk meningkatkan kualitas kerja (sejalan dengan meningkatkan kompetensi yang diperlukan). Pekerjaan cepat selesai dengan kualitas yang prima.
Ini contoh satu contoh dimana kecemasan bisa dimanfaatkan untuk mencegah masalah, sekaligus menciptakan hal hal yang positive.
Pensiun.
Banyak karyawan yang merasa cemas menghadapi masa pensiun nya. Apa yang akan dilakukan supaya bisa bertahan hidup tanpa gaji setelah pensiun? Bagaimana nanti menghidupi keluarga nya?
Sebagian dari mereka yang merasa cemas mulai memikirkan rencana setelah pensiun nanti. Sayang nya, sebagian besar karyawan tetap bersantai ria aja. “Gimana nanti aja…rezeki nggak kemana” Setelah saat pensiun tiba, baru kelabakan. Terlambat! Masih mendingan kalau dapat uang pensiun. Kalau tidak? Mereka tidak memanfaatkan kecemasan nya untuk mencegah masalah setelah saat nya pensiun.
Kapan saat nya rasa cemas itu muncul? Ada yang sangat terlambat, baru sadar setelah hari H nya pensiun. Ini parah sekali! Sebagian dari karyawan mulai mencemaskan masa pension nya 5-10 thn sebelum saat nya tiba. Mereka memanfaatkan rasa cemas ini untuk merencanakan masa depan nya nanti. Mereka ini lebih baik dalam memanfaatkan kecemasan nya.
Tapi ada lagi yang jauh lebih baik: mempersiapkan masa pensiun nya sejak memulai karier nya. “Kan masih lama?” Golongan karyawan ini sangat hebat karena mampu mengurangi kecemasan dan memperkecil masalah sekaligus. Mereka menimba ilmu dan pengalaman, belajar menguasai satu keterampilan/kompetensi atau lebih untuk bekal di masa pensiun nya (misalnya: marketing, management, public speaking/ training). Jangkauan pikiran nya jauh ke depan!
Post-power syndrome. Gejala ini dialami oleh orang yang tidak siap melepaskan ‘hak’ nya yang sudah jatuh tempo. Ketika orang lain mencemaskan finansial, mereka mencemaskan kekuasaan nya. Kecemasan nya datang sangat terlambat sehingga penderitaannya berlipat ganda. Tidak heran jika banyak dari mereka ini menderita berbagai penyakit yang parah.
Semua nya bisa dicegah kalau saja mereka menyadari jauh hari, bahwa semua nya ada batas waktu nya. Semuanya akan berakhir. Ubah mindset dari fixed mindset menjadi growth mindset. Rasakan kebanggaan tersendiri: bisa berkarya sampai saat pensiun. Rasakan kebebasan dari tugas rutin selama bekerja sampai saat pensiun.
Karyawan posisi tinggi bisa mengalami post-power syndrome.
Golongan yang lebih rendah akan mengalami post-job syndrome.
Perlu kah merasa cemas?
Menurut study dari Cornell University, USA, 85% dari hal yang dicemaskan tidak pernah terjadi. Banyak orang yang terlalu berlebihan mencemaskan sesuatu. Hanya 15% dari apa yang dicemaskan itu yang sebenarnya terjadi. Dan dari yang 15% itu, sebagian besar (80%) bisa diatasi. Jadi, yang bermasalah sesungguhnya hanyalah 3 % saja.
Jadi, setiap orang perlu menyaring kecemasan yang dialami nya. Fokus aja pada yang 15% itu untuk persiapan melakukan tindakan pencegahan. Maka masalah bisa diminimalisir.
Salam Relative-Contradictive,
Eka Wartana
Founder, Master Trainer, The MindWeb Way of Thinking
Professional Licensed Trainer, MWS International
Author: Relative-Contradictive, Berpikir Tanpa Mikir, To Think Without Thinking, MindWeb
Over 30 years of experience in various managerial positions
Website: www.mindwebway.com
#mindwebway #mindweb #berpikirtanpamikir #ekawartana #relativecontradictive #karyaanakbangsa #interconnection #kecemasan #masalah